Khawatir

2.9K 169 1
                                    


"Seberat apapun masalah yang kau hadapi, yakinlah bahwa itu masih bisa untuk di hadapi”



🍁🍁🍁🍁

Sejak kejadian tadi Rayy terus menemani Zea yang sedang tidur. Fathar memanggil dokter karena cemas dengan keadaan menantunya.

Bahkan Hana menangis melihat keadaan menantunya. Reina pun juga shock langsung ditenangkan Galih.
Kali ini mereka melihat kecemasan Dimata Rayy yang dari tadi hanya diam.

Dokter paruh baya itu menatap mereka satu persatu. "Kondisinya cukup baik. Tapi untuk saat ini.."

"Maksud Dokter apa?." Tanya Rayy.

"Bukan hanya kondisi fisiknya yang bermasalah. Tapi juga psikisnya."

Mereka semua diam. "Kondisi matanya semakin memburuk karena sel kankernya menyebar lebih cepat."

Hana menagis mendengar itu. Mereka semua tak percaya dengan keadaan gadis itu.

Saat Fathar akan berbicara Dokter itu mendahuluinya. "Sepertinya kalian juga belum tau kalau gadis ini menderita PTSD akut. Karena trauma berat yang kita tidak tau apa."

Hana histeris sambil memukul dada Rayy yang terdiam dengan tatapan kosong.

"Suami macam apa kamu ha?, Kondisi istri sendiri kamu ga tau!." Pekik Hana. Rayy tidak menolak dia hanya diam membisu.

"Mi udah. Jangan seperti ini." Bujuk Fathar.

"Trus mami harus gimana Pi?. Kita semua tau gimana hidup Zea, apalagi dengan semua ini ma-mi..." Hana luruh dipelukan Fathar.

"Untuk mengatasi kondisi istri kamu. Kita harus mengetahui penyebab traumanya." Kata dokter itu menatap Rayy.

"Saya rasa itu bukan hal yang sulit untuk kamu." Sebelum pergi Dokter itu menepuk pelan bahu Rayy.

Setelah kepergian dokter semuanya masih diam mencoba mencerna apa yang terjadi. Rayy mengelus kepala Zea, dia memang kelihatan tenang tapi tidak ada yang tau kalau hatinya sakit melihat kondisi istrinya.

"Sebaiknya kita bawa Zea pulang. Agar zea mendapat perawatan intensif disana." Rayy tidak menjawab mendengar ucapan Fathar.

"Pi biar Rayy yang cari tau sendiri. Rayy minta papi jaga Syifa dulu." Ujar Rayy.

"Kamu tenang aja, untuk kesehatan Zea serahin semua sama papi."

"Abang juga ikut Rayy, kamu ga usah khawatir fokus aja dengan tujuan utama."

Mereka semua pergi berekemas untuk pulang.

Rayy menutup matanya. "Kalau semua yang aku pikirkan benar. Entah apa yang akan terjadi..."

"Saat itu terjadi, Syifa jangan benci sama Aa' ya..." Gumamnya lirih

Setelah semua selesai mereka berpamitan kepada keluarga Rama. Mereka juga minta maaf atas ketidak nyamanan yang terjadi. Tidak ada yang menyadari sepasang mata yang memandang mereka misterius.

Rombongan keluarga pun bergerak menuju Jakarta karena Takut kondisi Zea memburuk. Fathar pun sudah menghubungi rumah sakit yang akan ditempati Zea.

🍁🍁🍁🍁

Mereka tiba di rumah sakit dan langsung di sambut beberapa perawat dan dokter.

"Tolong kalian siapkan kamar terbaik dirumah sakit ini untuk mantu saya." Dokter itu mengangguk mendengar ucapan Fathar.

Hana yang sudah lelah ngotot ingin menemani Zea tapi Reina membujuknya untuk pulang.

"Mi kita pulang dulu ya.. " Hana menggeleng.

Akadnya Makmum Perindu Cahaya|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang