Bertemu

3.4K 212 4
                                    

🍁🍁🍁🍁

Di tengah ramainya hiruk pikuk ibu kota, terlihat disebuah masjid orang berbondong-bondong keluar  setelah menunaikan shalat ashar berjamaah.

Zea duduk di kursi taman yang disediakan didekat masjid sambil bersenandung shalawat nabi dengan suaranya yang merdu.

Tingkah nya itu tidak luput dari tatapan tajam seorang pria memperhatikan nya dengan lekat. Dia melihat sesuatu jatuh dari tangan gadis itu. Dan membantunya.

"HP kamu jatuh..." Ucapnya dingin mengulurkan kearah gadis itu.

"Benarkah? Maaf saya tidak sadar..." Ucapnya lembut berdiri sambil menatap kearah berlawanan dengan Rayy. Ya pria itu Rayy Menatap bingung gadis itu.

"Saya di depan kamu.." kata Rayy membuat zea sontak menoleh kan kepalanya menghadap Rayy.

"Maaf... " Ucapnya lirih sambil mengulurkan tangganya kearah Rayy.

Rayy terpaku menatap mata bening gadis itu intens. "Apa kamu tidak lihat langit sudah mau gelap....?, Dan kamu tidak menyadari HP kamu jatuh.." ujar Rayy dingin sambil memberikan HP tersebut ditelapak tangan zea.

Zea langsung mengambil HPnya memasukannya kedalam tasnya.
"Terimakasih..."ucap zea tulus menundukkan kepalanya.

Kemudian berlalu meninggalkan Rayy. Tiba-tiba zea menghentikan langkahnya tanpa membalikan tubuhnya.

"Maaf... Saya lupa kapan terakhir kalinya saya Menatap langit...." Zea mengeluarkan tongkatnya dari tasnya.

"Assalamualaikum..." Ucap zea kemudian berlalu meninggalkan Rayy yang diam membatu dengan apa yang dilihatnya.

"Walaikumsalam..." Jawab Rayy pelan. Menatap punggung gadis itu.

"Gadis itu buta.." lirih Rayy menutup matanya merasa bersalah.

🍁🍁🍁🍁

Rayy duduk melamun dibelakang rumahnya menatap langit malam bertabur bintang. Teringat seseorang dimasa lalunya.

"Kak dimple bohong...."

"Maaf ya tembemnya kakak..."

Rayy menarik sudut bibirnya tipis. Mengingat kenangan dengan gadis kecilnya. Pipi tembemnya nya yang lucu dan mata bening yang indah.

Tiba-tiba pikirannya beralih mengingat gadis buta bercadar tadi sore, dia juga memiliki mata bening yang sama dengan gadis kecilnya.

"Ga mungkin...pasti cuma kebetulan.." pikir Rayy mengusap wajahnya kasar.

"Hayoo... lagi mikir jorok Lo ya? Tanya Kevin mengangetkan Rayy.

"Wuah parah Lo Rayy terciduk.." heboh Aldo membuat Rayy menatap tajam kearah temannya. Membuat Aldo dan Kevin menelan ludahnya berat.

"Haha rasain makanya jangan gangguin beruang kutub.." tawa Nathan keras. Membuat Kevin merengut.

"Rese Lo.." kesal Aldo. Membuat Rayy memutar matanya jengah melihat mereka.

"Ngapain..?"

"Haa..!?"

"Kalian.."

"Maksud Lo ..?"

"Kesini..?"

"Apa!!!..."

"Lo kalo ngomong yang jelas dong, pusing gue.." protes Aldo menatap Rayy.

"Ehh kampret!! Lo ngomong Ambigu banget sih!" Maki Kevin.

"Ckck... Lo ga ada kosa kata lain apa!? Decak Nathan.

"Ada." Jawabnya membuat mereka menatap bingung Rayy dengan  penasaran.

"Apa..?"

"Bodo..!" Lanjut Rayy. Meninggalkan mereka yang sudah mengabsen kebun binatang menyumpah serapah Rayy.

"Shitt..!!" Umpat Nathan.

"Ba**sat Lo Rayy.!!" Teriak Aldo kesal

"Astaghfirullah... Sabarkan hamba ya Allah." Ucap Kevin lebay bersimpuh di lantai memegang dadanya. Yang membuat Nathan mual.

"Ga usah drama!!" Bentak Nathan kesal. Berlalu bersama Aldo meninggalkan Kevin yang sinting nya kumat.

🍁🍁🍁🍁

Zea sedang membantu bi Jum memasak di dapur. Walaupun bibi sudah melarang, zea tetep kekeuh membuat bibi tak kuasa menolak nona mudanya.

"Bi papa pulang jam berapa ya? Ze mau masak makanan kesukaan papa, bibi bantu Ze yaa.." pinta zea tersenyum membuat bi Jum memandang iba kearah zea.

"Iya non... Tapi nanti kalo tuhan marah. Gimana non..?" Tanya bibi ragu. Zea langsung menunduk sedih. Membuat bibi tak tega melihatnya.

"Gimana kalo masakannya Buat den Riel aja non?" Bujuk bibi.

"Bibi bener.. bang Riel pasti seneng!" Ucap zea semangat.

"Kalo gitu ayok non.. keburu den Riel pulang." Ajak bibi.

"Oke Bi.. semangat!!" Teriak zea antusias. Bibi hanya terkekeh melihat tingkah nonanya.

Zea duduk di ruang tamu menunggu Riel pulang buat makan malam bersama.

"Assalamualaikum..."

"Walaikumsalam..." Ucap zea tersenyum menghampiri papanya membuat Hassan yang datang langsung kesal.

"Apa yang kamu lakukan!!" Bentak Hassan. Membuat zea terlonjak kaget.

"Papa zea tadi udah masak.. kita makan bareng yuk pa." Ajak zea tanpa menjawab pertanyaan papanya.

"Saya ga sudi!! Lebih baik mati kelaparan dari pada makan masakan SIALMU!!." Maki Hassan pedas.  Air mata zea langsung mengalir deras membasahi pipinya.

"Pa.." panggil zea sendu memegang tangan papanya yang langsung ditepis kasar oleh Hassan membuat zea terjerembab di lantai.

"Minggir!!" Sentak Hassan, meninggalkan zea yang menangis tersedu-sedu.

Drt drt drt.

HP zea ditangan zea bunyi. Di menghapus air matanya dan menormalkan suara seraknya.

"Hallo assalamualaikum..." Ucap zea  parau. Menjawab panggilannya.

"Walaikumsalam dek ..." jawab Riel.

"Bang Riel.." lirih zea.

"Kamu ga apa-apa kan dek? Suara kamu kok serak?" Tanya Riel cemas.

"Ze baik kok bang." Balas zea menenangkan.

"Beneran?" Tanya Riel curiga.

" Iya Abang Ze baik-baik aja kok.." jawab zea lembut membuat Riel lega.

" Yaudah kalo gitu.. Oya Abang pulang telat malam ini, adek langsung makan terus tidur ya." Pinta Riel.

"Iya bang hati-hati ya nanti pulangnya." Ingat zea.

Zea beranjak ke kamarnya nafsu makannya hilang meluap entah kemana. Yang diinginkannya sekarang bersujud bersimpuh menumpahkan keluh kesahnya pada sang Rabb.

Hanya dengan itu yang membuat suasana hatinya tenang. Mencurahkan rasa sakitnya di dalam shalat nya.


Akadnya Makmum Perindu Cahaya|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang