Hati itu dipilih, bukan memilih. Bertahan atau melepaskan itu tergantung hatimu. Hatimu yang tau"🍁🍁🍁🍁
Tap tap tap
Bunyi ketukan heels dan lantai terdengar sehingga mengalihkan perhatian para karyawan di Alfariq Group. Terlihat seorang wanita dengan style fashionable banget membuat kaum Adam berdecak kagum.
Gadis itu menghampiri meja resepsionis dengan gaya angkuhnya.
"Gue mau ketemu Rayy." Dengan nada sombong."Maaf sudah buat janji sebelumnya?." Tanya resepsionis itu ramah. Membuat gadis itu berdecak malas.
"Ckck... Gue ga perlu buat janji kalo mau ketemu Rayy." Jawab gadis itu ketus.
"Maaf, tapi emang udah ketentuan perusahaan begitu."
"Eh! Belagu amat lu! Emang lu ga tau gue siapa?." Bentaknya. Resepsionis itu menggeleng ketakutan.
"Catet ya di otak Lo. Gue Ghina Aurelia Sanjaya, calon tunangannya Rayyan Zhafran Alfariq CEO perusahaan ini. Ngerti lo!." Ujar Ghina keras membuat mereka menjadi pusat perhatian di lobby.
"Jadi kasih tau gue dimana ruangan Rayy?." Tanya Ghina.
"Maa-fkan saya. Ruang pak Rayy Di lan-tai 30." Ujar resepsionis itu menunduk ketakutan.
Ghina langsung berjalan diiringi tatapan para karyawan. "Apa! Kalian lihat-lihat? Kerja yang becus!." Bentaknya sinis. Membuat karyawan yang melihatnya membubarkan diri.
Ting!
Ghina keluar dari lift berjalan dengan santai menuju Ruangan yang bertuliskan CEO ROOM.
"Maaf mbak ada yang bisa saya bantu." Sapa Gilang ramah. Rayy sudah mengganti sekretarisnya karena dia lebih nyaman berinteraksi dengan laki-laki untuk urusan bisnis dari pada dengan perempuan yang selalu mempunyai motif untuk menggodanya.
"Mbak-mbak! Lo pikir gue tukang jamu?!, Gue mau ketemu Rayy." Ketus Ghina. Gilang cuma mengelus dada mendengarnya. " Galak banget." Pikirnya.
"Maaf pak Rayy nya sedang sibuk, jadi tidak bisa diganggu." Ucap Gilang berusaha untuk ramah mengahadapi wanita galak didepannya ini.
"Gue gak peduli!." Ucap Ghina Langsung menerobos masuk keruangan Rayy walaupun sudah dicegah oleh Gilang.
Brakkk!
Suara pintu yang dibuka kasar membuat Rayy kaget dan marah siapa yang berani mengganggunya. Belum lagi kagetnya hilang dia sudah terkejut melihat Ghina masuk dengan wajah ditekuknya dengan tangan yang ditahan Gilang.
"Apaan sih Lo! Jangan pegang-pegang tangan gue sembarangan!." Bentak Ghina menghempaskan tangan Gilang.
"Maaf pak saya sudah mencegahnya." Sesal Gilang menunduk tak berani menatap bossnya.
"Yaudah.. lanjutkan pekerjaan kamu." Perintah Rayy. Gilang langsung keluar dari ruangan itu.
Rayy menatap Ghina datar. "Jadi, mau apa kamu kesini? Dengan membuat kekacauan?." Tanya Rayy tegas.
"Rayy aku tuh kangen sama kamu tau, aku udah chat kalo aku mau pulang dari London tapi kamu ga bales." Ucap Ghina manja mencoba memegang tangan Rayy tapi langsung ditepis.
"Aku sibuk." Jawab Rayy cuek melanjutkan pekerjaannya dengan dokumen dimeja.
"Kamu kok gitu sih? Hargain aku dikit ngapa?." Rayy menatap Ghina dengan alis bertaut.
"Untuk apa?."
" Kamu bilang untuk apa?! Aku ini calon tunangan kamu, jadi udah seharusnya kamu perhatian sama aku!." Ghina menatap Rayy dengan wajah geram menahan amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akadnya Makmum Perindu Cahaya|
EspiritualPerjuangan seorang gadis buta yang seharusnya menikmati indahnya masa remaja.tetapi harus menghadapi pahit dan perihnya kehidupan. "Aku hanya berharap ada setitik cahaya yang menyinari mataku.tapi dinginnya hatimu mewarnai celah kecilnya mimpiku". ...