"Lo apain Lily?!" Ali berteriak murka di depan wajah Arabella. Gadis yang dari tadi di marahi oleh Ali itu ketakutan.
Arabella menggeleng."Sumpah Kak.. aku gak ngapa-ngapain Kak Prilly.. aku ketemu kak Prilly di Mall, dia pingsan tiba tiba." Arabella menjelaskan berulang kali namun Ali tetap tidak mempercayai nya.
"Ada apaan nih?" Rama datang dari arah belakang. Arabella memeluk Rama erat."Kamu kenapa dek?" Rama bertanya lembut.
"Bilangin sama pacar lo itu jangan nyakitin Prilly!" Ali berteriak lagi. Nafas-nya hampir habis saat mengetahui bahwa Prilly dirawat.
Arabella menggeleng."Ayo pulang Kak.. aku gakpapa." Gadis ini tidak mau menambah masalah, biarlah Ali mengira kalau ia yang salah.
"Bentar, tadi apa lo bilang?"
Ali mengangkat dagunya."GGT ternyata, ganteng-ganteng Tuli." Ali terkekeh sinis.
Rama mencekeram erat kerah baju seragam Ali."Lo---" cowok itu melayangkan bogeman-nya pada wajah Ali dengan kuat.
Ali terpental satu meter dengan darah yang mengalir di sudut bibir-nya."KAK CUKUP!" Arabella menahan tangan Rama yang hendak menghajar Ali lagi.
"Kalau bukan karena adek gue yang nolongin Prilly.. mungkin nasib cewek lo itu bakal lebih parah lagi!" Ujar Rama sinis. Arabella lalu menarik tangan Rama menjauh dari Ali.
Ali berdiri dengan emosi yang semakin mencuat."Awas lo!" Gumam-nya kesal lalu ia masuk ke dalam ruang rawat Prilly.
Disana, ada gadis cantik itu sedang terbaring di atas brangkar. Ali mendekati gadis itu cepat."Lily.." panggil-nya pelan.
Pagi tadi, setelah ia sampai di sekolah.. Arabella memberi tahu bahwa Prilly sakit dan sekarang sedang di rawat. Pantas saja, semalaman gadis itu tidak pulang, juga Ali semalaman tidak tidur karena memikirkan nya.
Saat mendengar kabar bahwa Prilly sakit, cowok itu buru-buru pergi menuju rumah sakit.
"Permisi." Seorang dokter tampan memasuki ruangan."Keluarga nya pasien?" Dokter tersebut bertanya.
Ali mengangguk."Iya dok, saya.. em.. calon masa depannya." Ali kemudian nyengir lucu.
Dokter tersebut tertawa."Maorali Febagas?" Dokter tersebut mulai mendekati Ali.
"Kok tau sih dok?"
Lagi lagi dokter tersebut tertawa pelan."Anak saya tergila-gila sama kamu dan Prilly. Fans berat katanya." Cerita dokter tersebut singkat.
"Wah.. salamin ke anaknya pak dokter ya." Ali kemudian nyengir lagi. Ternyata, sudah banyak yang mengenal dirinya dan juga Prilly.
Dokter tersebut mengangguk."Terimakasih. Oh ya, seluruh administrasi---
"Saya bakal bayar dok, berapa?"
Dokter tersebut menggeleng."Sudah di lunasi semua oleh anak saya." Dokter tersebut tersenyum hangat.
Ali mengeryitkan dahinya."Anak dokter tau kalau Prilly sakit disini?" Ali bertanya keheranan.
Dokter tersebut mengangguk."Anak saya yang membawa Prilly kesini.. kamu gak ketemu mereka? Tadi katanya masih disini." Dokter tersebut lagi lagi tersenyum.
Ali menggeleng pelan."Emang siapa nama anaknya dok?"
"Rama." Jawab sang Dokter hangat."Kalau yang nge fans sama kamu itu.. Ara."
Ali melotot kaget."Ara?" Tanya-nya shock."Ara.. yang.. Arabella itu?" Ali bertanya lagi dengan nada tak percaya-nya.
"Iya. Loh kamu kenal? Eh tapi gak aneh lah.. kan kalian satu sekolah." Dokter tersebut mulai mengatur infus Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Sosmed
FanfictionDua manusia yang mempunyai otak, tapi minim. Congor-nya minta di tabok, suka bikin rusuh. suka rebutan apapun, tapi.. saling sayang. heuheu.