7

33 11 1
                                    

Perasaan yang membuatku dilema. Aku tidak tau perasaan apa ini. Semuanya membingungkan. Semuanya membuatku pusing.

"Astaga Angel!!! Gerald seperti itu ke elo?!!" Heboh Dinda dari balik ponsel

"Iya Nda, gue gedek banget ma dia. Gue pen berhenti aja dari tantangan lo" Balas Angel pasrah

"No. Lo harus tetap melanjutkannya. Lo harus tetap lanjut. Gerald aja udah bilang kalo lo itu pacarnya. Pokoknya lo gak boleh nyerah. Semangat buat Angel!" Cerca Dinda antusias.

Angel menghela napas kesal. Apa yang sedang dipikirkan Dinda sampai seperti itu.

"Serah lo" Telfon dimatikan sepihak oleh Angel. Lalu ia melempar ponselnya ke kasur dan merebahkan tubuhnya.

"Jujur aku mulai nyaman dengannya,apa aku mulai menyukainya? entahlah. Aku tidak tau tentang rasa nyaman ini" Ucap Angel pelan lalu menutup mata dan tidur.

⚫⚫⚫

Pagi yang cerah untuk semua karyawan, siswa, dan para pekerja lainnya antusias untuk melakukan aktivitasnya.

Biasanya Gerald datang siang saat pergi ke sekolah namun tidak untuk hari ini sekarang ia berangkat pukul enam pagi. Ia berjalan ke lorong sekolah yang masih sepi. Berjalan menuju samping sekolah dengan santai. Memanggul tasnya di pundak kanannya.

Gerald duduk di bawah pohon beringin dengan memangku sebuah buku diary. Entah apa yang dia pikirkan sekarang, namun ia menatap ke depan dengan tatapan kosong. Gerald memegang buku itu kuat-kuat seakan akan dihancurkannya dengan tangannya.

"Nggak, gue harus bunuh dia, harus!!"

"Orang itu bakal gue bunuh"

"Iya, gue bakal nyusun rencana buat ngebunuh dia"

Gerald mulai frustasi dan menjambaki rambutnya. Buku yang ia pegang mulai kusut karena ia remas.

Gerald melihat ke arah kucing yang melintas dia depannya. Tiba-tiba ia menangkapnya lalu mencekik kepalanya dengan kejam, ia tersenyum sinis. Sebuah ide terlintas di kepalanya.

Kucing tersebut mengerang, mungkin karna cekikan yang dilakukan Gerald dapat dirasakan kucing tersebut. Justru, Gerald tersenyum puas lalu memangku kucing tersebut dan mengelus badan kucing itu.

"Lo tau kucing, kalau gue pengen ngebunuh lagi?" Ucap Gerald yang masih mengelus kucing itu sambil menatap ke arah lain.

Meowww.....

Balas kucing tersbut seolah menjawab pertanyaan Gerald. Kemudian Gerald menatap kebawah, ke arah kucing yang ia pangku. Lalu Gerald mengelusnya dengan senyum- ah senyuman yang sukar diartikan.

I am Crazy For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang