8

30 11 1
                                    

Sekian lama author gak update. Nih gue update. Jan lupa tekan bintang dibawah ya.
Selamat membaca☺


Dinda telah merencanakan semuanya, mulai dari menyuruh ayah Angel supaya tidak menjemput Angel. Dinda juga menyuruh kendaraan umum supaya tidak melewati halte depan sekolah SMA Sakti. Sampai-sampai Dinda juga menyuruh Bisma untuk pura-pura menyerempet Angel di perempatan.

Sekarang Dinda berada di ruang kecil yang gelap. Hanya lampu kuning yang menerangi cahaya remang-remang diruangan tersebut
Dinda tersenyum puas, karna telah menyusun rencana untuk mengerjai Angel.

Deru motor Bisma mulai terdengar jelas memasuki gang yang berada tak jauh dari ruang kecil tersebut. Saat sampai tepat didepan ruangan kecil itu Bisma mematikan motor nya dan turun, Angel pun masih termenung bingung. Terlihat sekali wajah Bisma yang menahan tawa, sampai-sampai mukanya hampir memerah.

"Yuk Ngel masuk" Ajak Bisma. Itu membuat Angel menatap Bisma sukar diartikan. Angel masih bingung.

"Angel" Ulang Bisma memanggil Angel namun Angel menatap pada tiang yang berkarat dengan tatapan kosong.

"Dimana?" Ucap Angel kemudian dan masih melihat tiang itu.

"Liat aja didalam" Balas Bisma enteng, membuat Angel langsung menatap kearah Bisma. Mencurigakan.
Tanpa meminta ijin dari Angel, Bisma menautkan jari-jarinya dengan jari-jari Angel. Ya.. Bisma Menggandeng Angel. Namun Angel masih diam tidak memberontak.

Bisma menarik tangan Angel pelan dan berjalan. Angel masih bingung.

"Kenapa semua perasaanku aneh“batin Angel

" Tenang aja Ngel, semua akan baik-baik saja" Ucap Bisma mencoba menenangkan Angel. Angel menganggukkan kepala panah-panah karna masih ragu.

Mereka masih terus berjalan. Pikiran Angel melayang entah kemana, pikirannya seolah hanya ada ruangan kosong dan gelap.

⚫⚫⚫

Gerald berjalan dengan santai memasuki rumahnya, merasa aneh dengan satu kendaraan di garasi rumahnya, mobil berwarna putih itu terparkir cantik disana. Gerald memandangi mobil itu, menatap intens setiap titiknya, mulai dari plat nomor, ban, kaca spion dan mobil, pintu, warna hingga bagian belakang mobil. Sebuah goresan kecil terpatri disana, Gerald melangkah menuju mobil itu untuk melihat tulisan apa itu.
Tulisan nya lumayan kecil. Gerald menajamkan tatapan nya pada tulisan itu.

"Thalin" Gumam Gerald "siapa Thalin? Dan siapa pemilik mobil ini?" Ucapnya lagi.

Gerald tidak mengambil pusing semua itu, paling saja itu mobil tamu ayahnya.
Gerald masuk ke rumahnya. Saat melangkahkan masuk Gerald mendapati wanita paruh baya, berumur sekitar 40 tahunan sedang duduk manis di sofa.
Wanita menatap Gerald dengan senyum manisnya. Tetapi Gerald hanya menatapnya datar lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Saat menaiki anak tangga yang ketiga, ponsel Gerald berbunyi tanda ada seseorang yang menelponnya. Gerald merogoh ponselnya dari saku celana. Hanya ada angka-angka yang tertera dilayar ponselnya, Nomor tak dikenal. Gerald mengerutkan keningnya. Tidak biasanya ia mendapati telfon dari nomor tak dikenal.

Gerald tidak mengangkatnya,memasukkan kembali ke saku celananya,membiarkan lon selnya berbunyi dalam sakunya. Gerald melanjutkan langkahnya yang terhambat karna telfon yg tak dikenal.

Ponsel tersebut terus saja berbunyi namun masih tetap saja Gerald tidak mengangkatnya. Ponsel tersebut di taruh diatas meja tempat buku Gerald tertata rapi. Gerald membersihkan badannya dan ingin istirahat.

I am Crazy For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang