Holla!!!
Author balik egen :v
Ada yg kangen?
Hari ini author up gegara ada sesuatu akwoakawok. Lagi seneng banget eaa
Tanggal 22 yg menyenangkan hehe.
Pengen tau? Gausah deh ga penting :v
Pokoknya baca terus ya ceritaku.
Jangan lupa vote. Aku ga suka siders😒"Bukankah aku sudah membayarmu dan kau sudah berjanji tak akan menelfonku?!!!" Tama menggeram marah. Tangannya terkepal erat. Rahangnya mengeras. Rahasia yang telah ia sembunyikan akan muncul kembali
"Aku tak akan membongkar rahasiamu Tama. Cukup kau kirim saja uang 100 juta padaku dan aku akan tutup mulut" Ucap seseorang dari balik telefon
Lagi-lagi Tama menggeram. Ia pikir setelah kejadian lalu ia akan aman bersama anaknya. Ternyata dugaan itu salah,orang itu muncul kembali dalam kehidupan Tama dan keluarganya. "100 juta? Bodoh! Mana ada aku uang sebanyak itu. Kau pikir gajiku sebagai guru sampai sebanyak itu?!!" Tama mulai frustasi.
Orang dibalik telfon itu menyeringai.
"Tentu ada Tama. Apalagi ini menyangkut anakmu Gerald. Pasti kau akan menuruti semua perintahku"Tama terdiam. Ia tampak berpikir,ia menjatuhkan badannya dikursi kerjanya.
"Hei Tama. Sepertinya kau sedang berpikir disana. Apakah kau takut aku akan membuka kedok semua itu? Kisah 17 tahun silam? Apakah Gerald perlu tahu? Bagaimana dia kalau dia tahu dariku? Apa aku harus menolongmu menjelaskan semua itu pada Gerald? Aku sangat antusias sekali kalau menceritakan kepahitan masalalu. Itu menyenangkan. Hahaha" Telinganya tiba-tiba menerah. Ia muak dengan orang itu. Tama sekali lagi menggeram marah. Sangat marah. Orang itu mendesak Tama. Tama dibuat bingung olehnya. Tama berusaha menetralisir marahnya. Mengintrol nafasnya,berusaha tenang. Tapi sepertinya tak bisa."APA YANG KAU INGINKAN?!!! UANG 100 JUTA? KIRIM ALAMATMU SEKARANG JUGA!!" Telfon dimatikan sepihak oleh Tama. Ia menaruh ponselnya asal dimeja kerjanya lalu mengambil telfon rumah diatas mejanya. Ia menekan no digit lalu menempelkannya ditelinga. Setelah telfon tersambung terdengar suara anggun seorang wanita.
"Apa yang bisa saya bantu,pak?" Tanya dari seberang
"Uang 100 juta" Ucapnya cepat lalu menaruh gagang telefon itu.
Napas Tama semakin tak terkendalikan. Ia menyendenkan kepalanya pada kursi kerjanya,kaki yang diluruskan. Tangannya mengusap muka nya kasar lalu mengacak rambutnya,frustasi."Dia muncul kembali. Dia akan membawa masalah lagi. Bodoh!!"
⚫⚫⚫
Sinar cahaya masuk pada celah-celah jendela kamar Angela. Angel yang terbangun akibat silauan sinar matahari itu. Ia mengucek matanya,merentangkan tangan dan kakinya. Lalu ia terduduk disamping ranjang sambil menguap. Tak menunggu lama ia bergegas ke kamar mandi,bersiap-siap sekolah.Setelah kurang lebih 40 menit Angel keluar dengan penampilan sudah rapi,berseragam lengkap. Ia menuruni tangga rumahnya,melihat meja makan yang kosong. Tak ada ayah dan ibunya. Ia mencari ke dapur biasanya ibunya memasak,tak ada. Ke depan rumah yang biasa ayahnya membaca koran di teras.
Namun nihil,tak ada siapa-siapa. Ia kembali ke kamarnya padahal tak ada barangnya yang tertinggal. Ia berjalan naik menaiki tangga. Perlahan,samar-samar ia mendengar teriakan,tak begitu jelas. Suara itu berasal dari kamar ayah dan ibunya. Angel penasaran lalu mendekati kamar itu. Semakin dekat suara teriakn itu lumayan sedikit jelas. Semakin dekat lagi suara itu pun jelas,walau masih samar. Sampai dititik akhirnya. Depan pintu ia bisa mendengar semuanya. Angel perlahan membuka sedikit pintunya agar memudahkan untuk mendengarnya lebih jelas."Gak akan! Aku gak akan setuju Angel ke London. Tidak akan!" Teriak ibu Angel tak terima.
"Dia di London hanya sebentar Ani. Dia akan menemui saudara kembarnya. Dia akan membawa pulang saudaranya itu" Ujar ayah Angel dengan suara lembut sambil memegang bahu istrinya. Namun Ani justru terisak,menangis. "Kamu sudah sudah bilang jika saudara Angel sudah meninggal. Tapi kamu sekarang bilang dia masih hidup" Tangis Ani semakin pecah.
"Tidak Ani,dia masih hidup anak kita masih hidup. Dulu aku mengira kalau dia sudah tiada tapi orang itu telah menemukan anak kita Ani" Ayah berusaha menenangkan isak Ani.
"Tapi aku gak ak-""Angel akan berangkat ke London!" Ucapan Ani terputus karna Angel memotongnya cepat. Ayah dan ibunya melihat anaknya yang sudah berada di pintu langsung menghampirinya.
"Iya nak kamu akan per-"
"Tidak ayah!" Bantah istrinya cepat. Angel menatap ibunya lamat. Perlahan ia menghapus jejak air mata yang membasahi pipi ibunya "ibu,Angel akan pergi kesana. Angel ingin punya saudara. Angel pengen tau wajah saudara Angel. Angel juga kesepian di rumah ini. Bu...Angel akan pergi kesana" Angel masih menatap wajah sedih ibunya. Ibunya justru menitikkan air mata kembali,terharu.
"Tapi Angel kecewa,kalian merahasiakan semua ini. Kalian dulu pernah bilang kalau Angel anak semata wayang kalian. Tapi ternyata Angel mempunyai saudara kembar" Angel menundukkan kepala "Angel kecewa Yah,Bu" Suaranya menciut,bersedih."Angel" Ayahnya tiba-tiba memegang kedua pundak Angel. Angel perlahan mendongak "Ayah dulu akan menceritakan pada kamu,tapi saat itu kamu sangat bahagia sekali. Ayah mengira kamu sudah tak ingin mengetahui saudara mu. Kamu masih begitu kecil,dan ayah juga gak rela kalau mau merenggut kebahagiaanmu saat hari ulang tahunmu" Ucap Ayah dengan menatap mata putrinya dengan lamat "kau akan pergi kesana nak tapi bulan depan" Ayah menepuk pelan pipi anaknya lalu keluar dari kamar.Angel hanya diam.
⚫⚫⚫"Sini nona,apakah dirimu tak mau berkencan denganku? Aku akan membuatmu bahagia. Ayolah?" Goda seorang laki-laki jangkung itu. Siapa lagi kalau bukan Gerald. Aksinya terus saja berlanjut sampai ia memuaskan hawa nafsunya.
"Siapa kamu?!! Aku tak mengenal dirimu" Wanita itu berjalan mundur perlahan dan saat itu Gerald justru maju mendekat. Wanita itu mulai takut. Mundur-mundur. Langkah demi langkah. Mereka saling bertatap muka,Gerald menyeringai buas dan wanita itu merasa tambah takut. Ia memegang tasnya didepan dada,ketakutan.
Sampai akhirnya wanita itu kehabisan jangkah,terpojok pada dinding berdebu yang sudah tua. Hanya ada sinar lampu kecil disana,pancaran lampu itu juga mulai memudar.
Kali ini Gerald pasti berhasil,Gerald memajukan kepalanya,menjajarkan kepalanya dengan wanita itu."Jangan kau siapa?" Ucapnya gemetaran sambil memegang erat tasnya. Gerald tersenyum menghina. Tangan kanan Gerald menyentuh dinding tua itu,mengapit badan kecil korbannya. Wanita itu terpojok.
Gerald semakin dekat menjajarkan wajahnya. Hingga sisa 5 senti jarak mereka. Bahkan nafas tersengal wanita itu terasa begitu jelas bagi Gerald."Kau tau? Aku inginkanmu" Ucapnya dingin,wanita itu tambah ketakutan. "Hey jangan takut,aku akan buat kamu bahagia" Tangan kirinya masuk pada saku hoodie,tempat ia menaruh pisau. Gerald masih menyeringai buas. Ia merasa sangat senang kali ini. Baginya ini mudah sekali
Gerald semakin mendekatkan wajahnya,hidung mancung Gerald sudah menyentuh hidung wanita itu. Sekarang dahinya yang menempel. Wanita itu tambah ketakutan. Gerald mendorong paksa dahinya,wanita itu meringis mungkin karena dinding tua itu bergelombang tajam.Gerald menjauhkan wajahnya,lalu tangan kanannya menyisiri rambutnya. Wanita itu bingung. Tiba-tiba saja jantung Gerald berdetak cepat. Ia sampai ngos-ngosan,entah kenapa. Gerald langsung melengos pergi,berjalan pelan.
Wanita tadi kebingungan. Wanita itu membuka mulutnya,akan bertanya tetapi Gerald sudah lebih dulu berbalik dan langsung menusuk jantung wanita itu. Wanita terlonjak dan memekik kaget.Tangan Gerald penuh dengan darah. Ia mencabut pisaunya lalu pergi meninggalkan wanita itu tergeletak.
Tetapi kali ini dia merasa tak senang karna telah membunuh. Biasanya Gerald selalu merasa bahagia dan lega setelah membunuh,tetapi kali ini tidak.
Gerald berbalik,menatap lama korbannya itu.
"Bangsat..gue kenapa sih kali ini. Aahkkk!" Umpatnya.
Tunggu update selanjutnya yaa. Ingat loh jangan lupa vote!!!
Sip sekian dr author jika ada ke typo an mohon dimaafkan.
Terima kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
I am Crazy For You
General FictionKisah tentang Angel yang mencintai laki-laki dengan muka datar. Tetapi Angel tidak mengetahui kalau laki-laki yang dicintainya adalah seorang manusia yang mengerikan.