Seulgi hanya tidak mengerti, apa yang sebenarnya ada dipikiran pria Park itu. Begitu ia mendapati Jimin yang berdiri tidak jauh dibelakangnya, menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Apakah pria itu sangat berarti bagimu?" Tanya pria itu.
Seulgi tentu saja menyerngit bingung, pertanyaan Jimin sama sekali tidak ada dalam ekspektasi gadis itu. Seulgi pikir, Jimin mungkin saja akan marah karena ia kembali melalaikan pekerjaanya kali ini, namun alih-alih menanyakan alasan keteledorannya, pria Park itu justru menyanyakan esensi pria lain bagi Kang Seulgi. Siapa yang sebenarnya Park Jimin maksud? Apa dia mendengar seluruh percakapannya barusan?
"Maaf Sajangnim, aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan." Gadis itu sedikit membungkuk, "Maaf karena kelalaianku kali ini. Aku akan kembali kebawah dan melanjutkan pekerjaanku"
"Aku bertanya padamu Kang Seulgi, apakah pria itu sangat berarti bagimu?"
Seulgi masih diam, tidak berani menatap manik yang menatapnya dalam itu. Sementara Park Jimin mengacak rambutnya kasar, lalu berjalan mendekati Seulgi yang masih bergeming di tempatnya. "Tidak bisakah kau melihatku, Kang Seulgi?"
"Sekali saja...." ia berujar pelan.
Sepersekon kemudian, sebelum Seulgi sempat mendongak dan membalas ucapannya, sebelum gadis itu sempat menerka arti dari debaran jantungnya yang tiba-tiba menggila, kecupan hangat sudah lebih dulu menyapa belah bibir tipisnya yang dingin.
Katakanlah Jimin gila. Katakanlah Jimin terlalu bodoh karena bertindak impulsif
Karena nyatanya ia bahkan tidak bisa untuk sekedar berpikir jernih dan berdiam diri saat mata hazel gadis itu terus saja menghindari tatapannya.
Oh, Demi celemek merah muda Seokjin--Jimin benar-benar hilang akal.
Yang awalnya hanya kecupan ringan itu Park Jimin lanjutkan menjadi lumatan ketika sang gadis hanya diam. Maka disesapnya belah bibir semerah cherry itu dengan lamat, perlahan bergerak di atas belah bibir semanis madu itu. Park Jimin memejam, merasakan letupan perasaanya yang tertahan selama bertahun-tahun itu dengan debaran yang menyenangkan.
Sementara bibir tebal milik pria Park itu bergerak di atas bibir tipisnya, Kang Seulgi hanya mampu berdiam kaku. Bola matanya melotot sempurna, dan jantungnya seperti akan melompat keluar. Otaknya tiba-tiba berhenti bekerja sehingga ia tidak mampu sekedar menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi. Ini gila!
Jimin semakin memperdalam lumatannya. Bermain-main dan berusaha menggoda agar belah bibir itu terbuka.
Dan entah setan dari mana yang mulai merasukinya, Seulgi terbuai. Dengan terbata ia meniru apa yang Park Jimin lakukan. Membalas kecupan pria itu.
Jimin tentu saja terperanjat, dalam rengkuhannya Seulgi bahkan memejamkan matanya. Ia bersorak dalam hati, namun saat tangannya hendak merengkuh dan menarik Seulgi mendekat, gadis itu lebih dulu menahan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention || Seulmin
FanfictionA [ Kang Seulgi × Park Jimin] story. Bagi Seulgi, berlari adalah sebagian dari masa kecilnya, hidupnya. Ia suka ketika dentuman keras suara senapan untuk memulai pertandingan terdengar. Ia suka ketika kaki-kaki kecilnya perpacu di lintasan. Dan yan...