DELAPAN

5.8K 452 7
                                    

DELAPAN

"Akhhh.....''

Vela terlonjak kaget dan segera terduduk dari baringannya di kala indera pendengarannya menangkap suara teriakan nyaring dari kakaknya Siska.

"kakak..."

gumam Vela pelan dan segera melangkah menuju keluar kamarnya untuk melihat keadaan kakaknya yang berteriak kencang tadi. Vela terlonjak kaget melihat keadaan Siska.

"Astaga kak,"pekik Vela histeris di kala matanya menangkap noda kental berwarna merah yang mengalir dari leher Siska. Tidak dileher saja, tetapi di kedua tangannya juga. Vela berlari kecil menuju Siska dan menenangkan kakaknya yang menangis histeris melihat betapa banyak sekali darah segar yang mengalir dari kulit mulusnya.

"apa yang terjadi kak? Ayo kita ke rumah sakit !"Ucap dan Tanya Vela khawatir. Siska menganggauk lemah dikala sang adik mengajak dirinya untuk segera menuju rumah sakit. Vela menuntun Siksa dengan lembut dan Siska bersandar penuh di bandan mungil dan ringkih dari Vela.

Vela menarik kenop pintu pelan, Vela terlonjak kaget melihat bahwa ada orang di depannya...

"Mama...Papaaaa"Ucap Vela takut sedangkan Siska hanya merintih sakit dengan lemah dan hampir terkulai di lantai kalau sang papa tidak segera menopang tubuhnya. Dina sang mama memekik histeris dan menghempaskan tubuh ringkih Vela dengan kasar sampai Vela terjeremabab di lantai.

"akhh..."rintih Vela sakit. Vela mendongak dan memandang terluka kearah mamanya yang tengah menatap benci dan marah kearah dirinya. "Mamaaa..."Panggil Vela lirih.

Dina memanatap penuh benci dan memandang marah kearah Vela, itu jelas terlihat dari wajah Dina yang memerah dan pandangan matanya yang tajam menghunus Vela sedari tadi.

"Apa yang kau lakukan terhadap Siska , anak sial? Kalau sampai terjadi sesuatu sama Siska aku akan membunuhmu ! aku akan membunuhmu ! "Ucap Dina histeris dan menunujuk benci Vela dengan telunjuknya. Sedangkan sang suami hanya terdiam melihat sang istri yang histeris dengan mata yang berkaca kaca memandang penuh khawatir kearah Siska yang telah kehilangan kesadarannya.

"kita harus segera kerumah sakit, ayo,Ma. Cepat " mendengar ajakan dari suami Dina mengangguk dengan cepat. Tetapi baru beberapa melangkah Dina kembali berbalik dan melangkah menuju Vela. Dina berdiri dan menunduk kebawa untuk melihat wajah Vela. Wajah Vela telah berair. Penuh dangan air mata. Dina menujuk Vela benci.

"kamu memang anak pembawa sial, kalau sampai terjadi apa apa dengan kakakmu, kamu akan tau akibatnya...bahkan aku akan membunuhmu sial...."pekik Dina histeris dikala ingatan tentang masa lalu kebali terngiang sekilas dari otaknya .

Cuiiihhhhhh....

Dina meludah tepat di wajah Vela yang membuat Vela semakin menangis dengan isak pedih penuh luka. Dina melangkah meninggalakn Vela yang menjerit sedih memanggil manggilnya tetapi dihiraukan oleh Dina.

"Mama...apa salah Vela...apa salah Vela?"jerit Vela pilu dan menghapus kasar air ludah Dina, tepat di bagian pipi sebelah kirinya. Dengan tangan gemetar Vela membersihkan sisa luda mamanya. Vela tidak jijik, tapi Vela gemetar karena untuk pertama kalinya mamanya meludah dengan kasar kearahnya dan apa tadi? Mama akan membunuhnya? Tidakkk.... Vela harus menjelaskan bahwa dia tidak tau mengapa kakaknya bisa terluka seperti itu. Dengan lemah vela bangkit dari simpuhannya, dan berjalan lunglai menuju pintu keluar.

Sosok berhodie hitam dengan tangan yang penuh darah keluar dari balik pilar putih besar rumah Vela. Dia menghapus lembut tetes tetes darah yang menetes dari pisau tipis kecilnya. Dia tersenyum sinis melihat orang tua Vela yang begitu kejam pada anaknya sendiri.

"dasar pelacur kecil, baru luka sedikit sudah pingsan seperti itu.tidak sebanding dengan luka yang Vela rasakan selama ini"decihnya sinis dan dengan segera menghapus kasar darah Siska dari pisau tipis kesayangannya.

"sayang,,,bersabarlah...maafkan aku...secepatnya aku akan membawamu keluar dari rumah sialan ini"janji laki laki berjodie hitam itu dengan cirri khas di tangan kanan yang memiliki bekas luka dari pergelangan tangan hingga sikutnya.

"bodoh ! lebih mengkhawatirkan anak pungut dari pada anak sendiri"desisnya sinis dan segera melangkah keluar dengan santai dari rumah Vela.para pembantu? Semuanya adalah orang bayarannya, jadi dia bisa santai.

Sang Pelindung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang