SATU

12.7K 615 13
                                    

28-08-2019

SATU

Seorang perempuan remaja yang mengenakan seragam putih abu, hanya duduk terdiam sambil melipat tangan di meja makan dengan kepala yang menunduk. Sedari tadi, ia hanya mendengar suara dentingan antara piring dan sendok yang saling beradu dan hanya melihat aktifitas keluarga kecilnya yang tengah makan dengan lahap tampa meliriknya sedikitpun.

Kenapa dia hanya duduk diam? Tidak ikut makan bersama?

Karena itu adalah titah dari sang mama yang telah melahirkannya, yang hanya memperbolehkan Vela makan apabila Bapak, Ibu dan Kakak Vela telah selesai makan. Baru setelahnya dia yang makan. Dan Vela selama ini, yaitu sedari Vela kecil hingga sekarang hanya memakan sisa makanan dari keluarganya.

Vela kecil selalu bertanya-tanya dan menangis, karena apabila, Vela sudah sangat lapar, dia tetap belum boleh makan, karena ibunya tetap tidak akan mengijinkan, Vela makan setelah mereka selesai.

Kejam bukan? Tapi apalah daya, Vela? Vela cukup senang dan bersyukur karena masih bisa hidup dan sehat sampai sekarang walau Vela harus memakan makanan sisa dari keluarganya selama, Vela ada dan hidup di dunia ini.

Kenapa, Vela tidak protes?

Sebelum, Vela mengeluarkan suara, sang ibu telah memotongnya dengan begitu kejam dan menyemburkan kata kata yang menghardiknya dan membuat perasaan Vela terluka.Dan menyatakan ini dan itu.

Jangan banyak protes, masih untung kau masih bisa makan enak dan gratis di rumah ini !

Begitulah kata kata yang selalu terucap oleh mulut Yang dianggap Vela adalah orang mulia di dunia ini, yaitu ibunya.Vela sedih dan selalu meneteskan air mata, apabila mendengar perkataan dari ibunya itu. Kenapa harus kata itu yang keluar dari mulut ibunya?

Kata gratis itulah, yang menikam hati Vela.

Bukankah kewajiban dari orang tua? Untuk merawat dan menafkahi anaknya, termasuk dalam hal memberi makan dan minum?

Cukup pernyataan itu ia suarakan dalam hati kecilnya.

Kisah Vela bukanllah seperti kisah Cinderella, yang akan di jadikan babu oleh keluarganya.

Bukan dan tidak sama sekali ! kisah mereka sangat amat berbeda. Vela masih mempunyai ayah, bukan seperti Cinderella yang kisahnya memiliki ibu tiri dan kakak tiri yang kejam dan ayahnya telah meninggal.

Disini, Lindu Marvela hanya di perlakukan dengan beda

Disini Lindu Marvela tidak pernah di lirik sama sekali

Disini Lindu Marvela tidak pernah di anggap keberadaannya dan hanya di jadikan manekin yang di pajang di rumah itu.

Disini Lindu Marvela bahkan di anggap tiada dan telah mati.

Tapi, disini, Lindu Marvela tetap akan mendapat vasilitas mewah dan layak walau tak semewah punya kakanya yang di berikan oleh ibu dan bapaknya.

Vela hanya menatap sendu ketiga orang yang amat dia sayangi di dunia ini. Tetapi, ketiga orang yang di tatap oleh Vela dalam diam hanya menatap ejek pada Vela dan Vela dengan cepat menudukan kepalanya karena tidak sanggup melihat tatapan tajam, dingin dan ejek yang di dapat dari ketiga orang didepannya yang merupakan anggota keluarga.

" jangan tatap kami seperti itu, Vela ! kamu bakal tetap dapat makan kok tapi nanti, setelah kami selesai !" sinis Siska, kakak tertua Vela satu-satunya.

Vela memandang sendu kearah Siska dan mengangguk pelan untuk mengiyakan ucapan kakaknya.

" iyah, kok tatapan kamu sinis sama Mama, Kakak dan Papamu?" Mama Vela ikut menimpal dengan mata yang memincing kearah Vela.

Sang Pelindung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang