EMPAT

7.8K 513 5
                                    

EMPAT

Bi Asih memandang sedih sang majikan yang masih terlelap bagaikan putri tidur. Bi Asih mengoleskan salep secara pelan dan lembut di setiap luka lecet yang berada di bagian tubuh Vela yang terkena cengkraman kuat dari tangan kekar papanya..

Bi Asih melap sudut matanya karena ada air mata yang menggenang disana.

"Non...betapa tabah dan kuatnya hati Non dalam menerima semua perlakuan kasar dari Ibu dan Bapak Non, yang menurut bibi sangat kejam dan tak berperasaan" Lirih Bi Asih sedih sambil menatap dengan iba tubuh kurus dan ringkih Vela yang terlihat kurus dan pucat.

Bi Asih lah yang merawat Vela sedari kecil bahkan Bayi. Ibu kandung Vela yang seharusnya merawat Vela hanya cuek dan acuh. Bahkan untuk menyusui Vela saja, Dina Ibu Vela harus menunggu Vela menangis satu jam bahkan lebih karena merasa lapar. Pernah sampai Vela pingsan dengan seluruh tubuh yang kaku pada saat bayi, karena terlalu lama menangis menahan lapar. Bi Asih yang merupakan pengasuh Vela harus memohon mohon pada Nyonya besarnya Ibu Vela agar segera menyusui Vela. Bi Asih bahkan harus di bentak terlebih dahulu dengan begitu kasar oleh Ibu dan Papa Vela karena telah mengganggu waktu istrahat mereka. Vela kecil dulu menolak berbagai macam jenis susu formula yang coba di berikan oleh Mbok Asih dan hanya mau memakan asih dari susu mamanya.

Setelah selesai mengolesi setiap luka yang terdapat di tubuh Vela. Bi Asih memakaikan baju tidur Vela dengan kain satin yang tipis dan lembut agar tidak menyakiti luka Vela.

Mbok Asih mencium lembut dan lama kening Vela sebelum beranjak meninggalkan kamar Vela

"Non...cepat sadar dan bangun yah, Non. Selamat malam. Bibi mau menyiapkan makanan untuk Non Vela."Ucap Mbok Asih sambil menaikan selimut di atas dada Vela.

Kegiatan Bi Asih sedari tadi di amati oleh sosok laki laki yang bersembunyi di balik jendela tampa troli Vela.

Laki laki tersebut membuka dengan pelan jendela Vela dengan menggunakan alat yang di bawahnya. Jendela berhasil di buka. Laki laki itu segera memanjat dan dalam sekejap laki laki dengan postur tinggi tersebut telah berada dalam kamar Vela.

Dia melangkah lebar menuju ranjang. Suara langkah kakinya membuatBi Asih terkejut tapi setelah melihat sesosok laki-laki yang tinggi dan gagah, Bi Asih menghembuskan nafasnya lega dan mengangguk hormat pada sosok yang seluruh tubuhnya di tutupi oleh baju yang berwarna hitam dengan wajah yang memakai topeng.

Laki laki itu melangkah kearah Vela, tanpa menghiraukan bahwa ada Bi Asih bersamanya di dalam kamar Vela, dia memberikan perintah agar Bi Asih segera keluar dari kamar dan mendapat anggukan sopam dari Bi Asih.

Setelah Bi Asih keluar dan menutup pintu rapat, laki-laki tadi melangkahnya tenang menuju ranjang Vela. kamar yang temaram dan hening hanya di isi oleh suara gema sepatu hitam mengkilat dari laki laki tersebut embuat suasan terasa sangat mencekam dan gelap/. Laki laki tersebut telah berada tepat di depan Vela. Memeriksa dan meneliti setiap jengkal tubuh kurus dan ringkih Vela.

Tatapan dingin dari laki laki tadi berubah menjadi sendu dan lembut setelah melihat seluruh jengkal tubuh Vela di balik baju tidur satinnya."Maafkan aku sayang. Aku pasti akan melindungi mu kelak. Maafkan aku apabila datangnya waktu itu masih lama"Bisik laki laki itu tepat di telinga bagian kanan Vela.

"Bersabarlah sayang...Setelah aku menemukan dia, kamu akan menjadi milikku seutuhnya. Milikku seorang. Your mine forever."Katanya dengan raut wajahnya yang serius dengan aura kelam yang membuat kamar temaram itu semakin gelap dan mencekam.

"Membunuh orang yang menyakitimu, begitu mudah bagiku. Tapi, aku yakin kamu pasti akan sedih dan membenciku apabila orang yang kau sayangi mati dan terluka, walau mereka menyakitimu dengan begitu kejam, sayang"Bisik laki laki misterius itu lagi di telinga Vela. Kali ini di telinga bagian kiri Vela.

Sang Pelindung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang