SEPULUH

6.6K 455 5
                                    

SEPULUH

Vela meringis sakit di kala Pino menekan lembut kapas yang telah di olesi dengan antiseptic untuk mengobati sudut bibirnya yang sobek. Dengan begitu lembut sekali Pino menyelipkan anak rambut Vela yang menutupi sebagian wajah Vela.

Pino memandang Vela dalam dan merengkuh lembut dagu Vela agar Vela menatap kearahnya

" Kamu tidak boleh berdiam diri dan menutup mulut seperti ini Vela, kamu harus melaporkan hal ini pada KPAI. ini tidak benar , kamu di siksa hampir setiap hari Vela"Ucap Pino lembut tapi terdengar tegas oleh pendengaran Vela.

Vela melepaskan rengkuhan lembut tangan Pino dari dagunya, Vela membuang pandangannya kearah Pino dan memandang kosong kearah lain.

"Aku tidak bisa. Mereka adalah keluargaku, anak mana yang tega melaporkan kedua orang tuanya kepada pihak yang berwajib"Ucap Vela dengan suara sendu dan mengahapus kasar air mata yang telah mengalir dari kedua matanya.

Pino menatap Vela tajam dan kembali merengkuh lembut dagu Vela untuk memandang ke arahnya " Vela... mereka telah menelantarkan dan menyiksamu, mengasingkanmu dan mengucilkanmu selama ini. Aku tidak rela orang yang aku cintai harus tersiksa seperti ini" ucap Pino frustasi sambil mengacak rambutnya gusar.

Pacar mana yang tega melihat kekasihnya terpuruk dan terpojok seperti ini? Pino harus meyakinkan Vela agar Vela melaporkan hal ini kepada KPAI agar mama dan papa Vela sadar dan mendapatkan efek jera karena telah mengabaikan dan menyiksa anaknya sedari kecil hingga Vela beranjak dewasa.

" Tinggallah bersamaku ! kalau kamu tidak ingin melaporkan kelakuan kejam yang telah keluarga besarmu lakukan padamu"Ucap Pino tegas tampa mau di bantah.

Vela mengkerut takut melihat tatapan tajam dan suara tegas yang terkesan dingin yang belum pernah Vela dengar sebelumnya dari Pino. Tapi Vela tidak boleh akut, Pino adalah kekasihnya Vela harus memberi pengertian pada Pino.

"Pino...keluargaku tidak menelantarkanku, buktinya aku masih tinggal di rumah itu dan mereka memberiku makan dan menyekolahkanku. Mungkin ada alasan yang tidak aku ketahui tentang mereka yang membeciku selama ini"Vela tersenyum lirih sambil mengelus lembut rahang Pino yang terlihat mengeras.

"ku mohon! Mengertilah akan keadaanku, aku berjanji akan selalu menjaga diriku"Vela meyakinkan Pino tetapi Pino hanya terdiam seakan tidak rela akan setiap ucapan pembelaan yang di lontarkan oleh Vela untuk keluarganya.

Pino mencoba menarik bibirnya keatas dan tersenyum teduh kearah Vela. Dengan lembut Pino menarik Vela agar masuk kedalam pelukan hangatnya. TaNpa sungkan dan ragu Vela membalas pelukan hangat yang di berikan oleh Pino.

Vela mendongak dan menatap lembut manic madu dari Pino" aku harus pulang sekarang, mama dan papa pasti mengkhawatirkanku di rumah." Pino mendengus tak suka mendengar ucapan Vela. Mengkawatirkan apa? Mungkin kedua orang tua Vela mengharapkan agar Vela tidak kembali lagi di rumah itu, mungkin, mengingat betapa tak sukanya kedua orang tua itu pada kekasihnya.

"baik, aku akan mengantarmu, tapi setidaknya kamu harus membayar ongkos padaku " Ucap Pino menyingirai mesum membuat Vela menabok pelan pipi kiri Pino.

"pleas, deh. Kamu ngak cocok pasang wajah mesum kayak gitu. Dasar cowok nerd" Ucap Vela sambil tersenyum pada Pino. Pino ikut tersenyum melihat Vela yang bisa tersenyum tampa beban barusan.

"kata siapa,,,, aku paling jago untuk masalah yang satu ini"

Cup

Pino mengecup lembut kening Vela membuat Vela memejamkan matanya menikmati.

"ongkosnya sudah kamu kasih, ayo kita berangkat sayang..."Ucap Pino lembut dan menarik lembut tangan Vela. Vela pasrah dan mengikuti langkah Pino dengan muka yang masih memerah.

Sang Pelindung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang