SEMBILAN
"Bagaimana keadaan anak saya, Dok ?" Tanya Dina khawatir pada dokter yang barusan keluar dari ruangan Siska.
Dokter yang ber name tag Gunawan menjawab pertanyaan dari Dina dengan tenang "ibu jangan khawatir ! Alhamdulillah anak ibu tidak apa apa. Luka yang terdapat dari leher dan kedua pergelangan tangan anak ibu Alhamdulillah tidak melukai dan menyayat nadinya. Saya sangat salut dengan pelaku yang telah melukai anak ibu. Dia seperti ahli bedah professional yang mengetahui jarak antara kulit dan nadi anak ibu. Bersykurlah pada Tuhan" ucap dokter tersebut panjang lebar dengan senyuman tipis yang menghiasi bibirnya.
Dina menganggukan kepalanya paham dan menghembuskan nafasnya penuh syukur.
"apakah kami bisa menjenguk anak kami dok?"Tanya Hardi papa Siska mendapat anggukan kepala dari dokter Gunawan.
Mendapat persetujuan dari dokter, mama dan papa Siska dengan cepat melangkah masuk ke dalam kamar perawatan Siska. Air mata Dina menetes melihat wajah pucat dan pias dari Siska. Dengan lemah Dina merengkuh Siska ke dalam pelukannnya. Begitu pun dengan Siska langsung memecahkan tangisnya di kala ia melihat mamanya yang menagis untuknya.
"mama..hikss..hikss sakit"lirih Siska parau pada sang mama.
Mendengar lirihan sakit dari anaknya, Dina semakin menangis isak dan mengelus lembut surai hitam sepinggang Siska. "iyah sayang, mama tau." Ucap Dina dengan isakan kecilnya.
"apa yang terjadi sama kamu ? siapa yang telah melukai kamu,Nak?"Tanya Dina lembut pada anaknya.
Mendengar pertanyaan dari sang mama Siska semakin menjerit histeris.
"Dia jahat mah, dia jahat,,,psikopat"Ucap Siska terbata pada Dina dengan isakan yang mengiringinya.
Dina mengangguk " dia siapa ?kasih tau mama!" desak Dina.
Hardi melangkah maju kearah istrinya dan Siska dan mendekap Dina hangat.
"Ssttt..mama tenang, jangan terlalu mendesak Siska, Ma ! dia masih shock, mama juga harus ingat dengan kesehatan mama juga , nanti mama drop"Ujar Hardi tenang sambil memeluk Dina dan Siska lembut.
Klekkkkk..
Suara pintu yang di buka dari luar membuat keluarga kecil yang tengah berpelukan itu, mengarahkan pandangannya kearah pintu. Siska menjerit terkejut melihat Galih lah yang masuk. Bukan terkejut karena kedatangan Galih. Tapi...
"akhh..kenapa dengan wajahmu Galih"jerit Siska histeris melihat perban yang menutupi bagian di bawah bibirnya hingga batas bawah dagu Galih. Galih tersenyum hangat kearah Siska mengabaikan pertanyaan yang terlontar dari mulut Siska untuk dirinya.
"hussttt,,kamu jangan menangis ! Aku tidak apa apa." Ujar Galih menenangkan Siska yang kembali menangis lagi.
"maafkan aku, aku tidak becus menjagamu "ujar Galih lembut.
Galih memandang wajah Dina dan Hardi dengan tatapan rasa bersalah yang amat kentara. Galih merasa bersalah karena tidak bisa menjaga calon istrinya dengan baik.
"Om...Tante,,,maafkan Galih. Galih lalai menjaga Siska"Ucap Galih sendu.
Dina melangkah maju kearah Galih menatap Galih dalam " kamu tidak bersalah, tapi penjahat itulah yang bersalah"
"apa yang terjadi dengan dirimu? Kenapa kamu bisa mendapatkan luka ini"Tanya Dina lembut pada Galih.
"aku tidak tau, aku juga kaget tante melihat telah banyak darah dan rasa perih di bagian wajahku. Aku baru tersadar setelah aku bangun dari tidurku"Ucap Galih menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pelindung (TAMAT)
RomanceLAPAK DEWASA 21+ 28-18-2019-rabu SINOPSIS CERITA SANG PELINDUNG Di bedakan dan di bandingkan dengan saudarimu itu sangat sakit, menyesakan dada dan membuatmu minder. Apalagi di abaikan dan hanya perhatian pada salah satu anaknya saja...