LIMA

7.3K 466 7
                                    

LIMA

Mata bulat nan lentik mengerjap beberapa kali, tanda sang pemiliknya akan segera bangun dari tidur lelapnya, ah bukan tidur lelap tetapi dari pingsannya semalam. Vela akhirnya sadar juga dari pingsannya, sekarang sudah pukul 8 pagi.

Vela mengucek dan mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang menorobos masuk dalam retina coklatnya. Setelah matanya terbuka dengan sempurna Vela beruasaha bangkit dari baringannya. Vela merasa tenggorokkannya kering dan Vela ingin minum.

Vela ingin beranjak dari ranjangnya tapi seluruh tubuhnya terasa panas dan sakitkarena tubuhnya tadi malamsangat panas dan Vela mersa pegal-pegal sekarang.

Vela mencoba menggapai gelas yang berada di nakasnya tetapi tangannya tidak sampai.

"Ahkkk..."ringis Vela karena dia menyadarkan punggungnya di ranjang, tubuhnya sangat sakit dan pegal. Untuk bangkit saja Vela merasa tak mampu padahal dia sangat haus dan butuh minum sekarang.

Klekkk

Suara pintu yang di buka dari luar membuat pandangan Vela yang menatap lurus dengan tatapan kosong segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Ternyata kakaknya Siska dan calon kakak iparnya lah yang datang ke kamarnya.

Entah mengapa perasaan Vela tidak enak dan Vela semakin menyandarkan tubuhnya di ranjang, padahal dengan menekan punggunya di ranjang, rasa sakit dan pegalnya sangat menyiksa dirinya.

Siska berjalan santai dan perlahan dengan tangan yang menggegam erat tangan kekar Galih. Siska berjalan sambil tersenyum hangat pada Vela. Begitupun dengan Galih, dia tersenyum dengan sangat hangat dan membuat wajahnya yang tampan semakin tampan. Tapi, sinar mesum dan cabul terppancar jelas di mata calon kakak iparnya,untuk dirinya. Vela bergidik takut, dirinya selalu di mesumi dan di cabuli oleh calon kakak iparnya itu di setiap kesempatan apabila mereka hanya berdua apabila berada di ruangan yang sama.

Entah mengapa, melihat senyuman hangat dari kakakknya serta calon kakak iparnya membuat Vela semaki takut dan gemetar. Tubuhnya mengeluarkan keringat. Perlahan tapi pasti, air asin yang keluar dari pori pori kulit Vela membuat basah kain satin tipis yang dipakainya.

Sial ! mata Galih melaser tubuh Vela dengan dalam dan intim, Vela memeluk dadanya tiba-tiba karena bajunya begitu tipis dan transparan. Senyum cabulitu munculdi kedua bibir seksi milik Galih. Vela menunduk takut.

Siska dan Galih kini berada tepat di depan Vela. Siska tersenyum lagi"Bagaimana keadaanmu, Adikku sayang?"Tanya Siska manis pada Vela dan Vela merasakan virasat tidak enak di hatinya.

Galih hanya tersenyum melihat sang kekasih yang tengah menyapa calon adik iparnya dengan mata yang masih melaser tubuh mungil Vela. Tangannya gatal ingin mengelus kain satin yang dikenakan oleh calon adik iparnya.

"Selamat pagi, Vela,"sapa Galih dengan suara berat dan seraknya.

Vela menunduk sedang Sisika memandang tak suka pada Galih yang tersenyum sambil menadang kearah Vela.

"jangan sapa! Aku nggak mau kamu tergoda sama adik murahan aku"ucap Siska tajam pada Galih, Galih mengangguk dan membuang pandangannya kearah lain.

"kakak..."ucap Vela pelan.

Siska membawa telapak tangannya di atas kepala Vela dan mengelus dengan sangat lembut sekali

"Kenapa sapaan ku tidak di jawab,Sayang"Tanya Siska begitu lembut pada Vela.

"selamat pagi juga,kak."balas Vela sapaan kakaknya pelan.

Apakah kakak tidak akan berbuat jahat lagi padaku? Tanya Vela dalam hati.

Sang Pelindung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang