DUA BELAS

12.2K 707 55
                                    

DUA BELAS

" Astaga....VELAAAAAAA" pekik Siska marah dan berlari lebar menuju Vela yang tengah memegang kedua dada bidang Galih.

Galih terkejut begitu pun dengan Vela. Dengan cepat Galih menjauhkan dirinya dari Vela dan berjalan cepat menuju Siska.

"Siska...kamu sudah selesai mandinya, sayang?" Tanya Galih santai seperti tidak terjadi apa apa.

Sedangkan Vela sudah mengigil takut melihat mata merah membara yang di tujukan oleh Siska padanya.

"Galihhhh...kenapa harus sama dia? Kenapa harus sama dia ?"pekik Siska histeris.

Galih hanya tersenyum tipis kearah Siska." Bukankah kamu telah mengetahui sifatku Sayang? Bahkan kamu tidak keberatan dan aku tidak dapat mengubah kebiasaan itu kecuali aku telah terikat denganmu nanti, baru aku berhenti" Ucap Galih santai sekali membuat Siska menggeram marah.

Mau menghardik dan mencaci Galih? Itu tidak mungkin, mengingat dialah yang mengejar Galih dan akan siap siaga dengan segala bentuk sifat dan kelakuan dari Galih. Sekalipun Galih meniduri gadis lain, dia tidak apa apa asalkan Galih tidak menyiram sembarangan benihnya, karena benih dari Galih hanya pantas bersemayam dalam dirinya.

"Tapi kenapa harus dia? Aku rela kamu berhubungan dengan wanita lain. Tapi, kenapa harus sama adik sialan ku itu Galih? " Pekik Siska dengan nafas yang memburu menahan amarah.

Galih terkekeh santai beda halnya dengan Vela yang gemetar dan tak berani mengangkat kepalanya sedikitpun.

"Kalau begitu jalan yang paling tepat aku ingin kita segera menikah" Ucap Siska tegas dengan intonasi yang lumayan tinggi.

"Well, terserah kamu sayang. Kamu bahagia aku ikut bahagia" Ucap Galih manis dan membawa Siska ke dalam pelukan hangatnya.

"Apa yang kau lakukan ? Pergilah ke kamarmu sialan !" Desis Siska dingin sekali pada Vela membuat Vela melangkah terbirit birit menuju kamarnya.

Siska masih berada dalam pelukan Galih. Siska mendongak dan menatap tepat dikedua manik mata Galih. " aku ingin kita menikah bulan depan! Apakah kamu setuju?" Tanya Siska penuh harap pada Galih berharap agar Galih memberikan jawaban, ya.

" Ok,"Ucap Galih santai dan tersenyum hangat kearah Siska.

Siska berbinar bahagia dan mengangguk cepat sambil menggumam kata terimah kasih untuk Galih. Bukankah Galih yang seharusnya menggumamkan kata terimah kasih?.

****

Perasaan Vela tidak enak, sudah pukul 12 malam tapi Vela belum bisa memejamkan matanya barang sedikitpun. Vela mengambil ponsel yang ia simpan dibawah bantal dan mencari kontak Pino dengan tak sabar. Sungguh perasaanya gelisah sekali malam ini.

Beberapa kali menghubungi Pino, akhirnya Pino mengangkat panggilan Vela di panggilan yang ke lima.

"Halo...Apa ada yang terjadi dengamu, sayang?" tanya Pino dengan nada yang khawatir dan segera terduduk dari baringannya. Karena Vela menghubunginya tengah malam seperti ini

"Tidak ! Tidak ada yang menyakitiku hari ini. Tapi perasaan aku gak enak dan gelisah sekali, aku takut,"Ucap Vela pelan dan melirik lirik sudut ruangannya. Takut takut akan ada laki laki bertopeng itu dan kakaknya Siska yang masuk dan mendengar setiap ucapannya.

"Aku takut...Rasanya aneh sekali"lirih Vela pelan membuat Pino yang berada di seberang sana khawatir pada keadaan Vela.

"Jangan takut ! Kunci semua pintu kamar dan jendelamu! Aku akan segera menuju rumahmu." Ucap Pino diseberang sana tergesa dan memakai kaosnya serta mengambil acak celana kain selutut yang akan dikenakannya di lemari.

"Akh... "pekik Vela sakit dikala tangannya di cekal kuat oleh seorang laki laki yang tak dapat Vela lihat wajahnya karena Vela membelakangi orang itu.

Mendengar erangan Vela, Pino semakin khawatir dan memanggil Vela berkali kali tapi tak disahuti sedikitpum dan panggilan dari Vela di tutup secara sepihak.

" Mau kabur sayang?" Desis laki laki itu dingin membuat Vela menegang. Oh tidak !dia adalah laki laki itu. Pshychopat gila itu.

"Lepasssssss..lepas siall!"desis Vela sambil meringis menahan sakit akibat kuatnya cengkraman laki laki yang suaranya sangat ia kenal. Vela yakin itu bukan suara aslinya, laki laki itu bisa merubah cara bicara dan logatnya. Laki laki yang menckramnya adalah Mr.B.

"Tidak akan ! Jangan pernah membayangkan kalau kamu bisa lepas dariku, karena itu mustahil"

"Itu hal yang mustahil, sayang"desah Mr.B serak tepat dibagian telinga kiri Vela.

"Kenapa mustahil ? Aku tidak sudi berada didekatmu dan menjadi milikmu !" Pekik Vela frustasi dan meringis.

Melihat Vela yang meringis, Mr.B melemahkan pegangannya pada tangan Vela.

"Itu mungkin dan sangat mungkin"

"Ah...dua bulaan lagi kamu bakal lulus. Sepertinya pas kalau kita menyicil untuk membuat bayi-bayi gemas yang akan mewarnai hidup kita nanti, malamini,"Bisik Laki laki itu serak membuat tubuh Vela bergetar hebat dengan dada yang semakin berdetak kencang dan takut!

"Aku tidak sudi ! Jangan bermimpi !" Desis Vela dingin.

Mr.B terkekeh mendengar desisan dingin dari mulut kekasihnya"Ah, suaramu sungguh seksi apabila kamu mendesis dingin seperti itu,"

"Aku jadi bergairah padahal kamu belum melakukan apa-apa,"Ucapnya serak dan menjilati terlinga kiri Vela membuat seluruh aliran darah Vela, sang gadis polos nan suci merasa panas dengan tubuh yang menggelinjang dan bergetar hebat.

"Ayo kita mulai, sayang,"Bisiknya serak dan menggendong Vela dari belakang menuju ranjang.

"Serahkanlah dirimu ! Aku ingin engkau menyerah dan memberikan jiwa dan ragamu untukku malam ini, sayang,"Ucapnya serak dan melempar Vela keatas ranjang kasar.

"Jangan! Ku mohon jangan lakukan ini !"Mohon Vela lemah tapi tak dihiraukan sedikitpun oleh laki laki itu. Malah suara serak dan permohonan Vela bagaikan alunan lembut yang memanjakan indera pendengarannya.

"Dengan ini kita akan segera terikat begitupun dengan kamu akan terbebas dari siksaan orang tuamu, sayang"Ucapnya serak.

"Tidak kamu penjahat! Buka topengmu sialan!"teriak Vela frustasi karena muka laki-laki asing yang telah menindih tubuhnya tidak terlihat karena di tutupi oleh topeng sebetas hidung di tambah kamarnya yang temaram membuat, Vela semakin sulit untuk menerka siapalaki-laki asing yang berada di atas tubuhnya.

" Nanti bakal aku buka, sayang. Sabarlah !"Ucapnya misterius.

"Akhhh"Vela memekik sakit di kala tangan kekar itu meremas payudara sebelah kanannya. Payu darah Vela sungguh sensitif dan terasa sakit, karena belum pernah ada tangan lain yang menjamah.

"Maafkan aku!aku terlalu semangat"bisiknya lembut dan mencium kelopak mata Vela yang sudah terlihat basah.

Dengan gerakan pelan, Mr.B membuka perlahan topeng yang menghalangi wajahnya. Vela menahan nafasnya untuk melihat siapa laki laki misterisu keji yang tengah menindih dirinya saat  ini?

Oh... Vela sungguh terkejut melihat wajah itulah yang selama ini berlindung dibalik topeng menyeramkan dan menjijikan dengan muka hancur yang menjadi gambarnya.

"Kamu kaget?"Tanyan Mr.B sambil menyingirai dengan kabut gairah yang terlihat nyata di kedua bolah matanya yang kelihatan merah.

Tbc

Ebook ready guys

Ebook ready guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Pelindung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang