DUA

8.6K 532 3
                                    

DUA

Vela berjalan dengan kepala menunduk dan sedikit merasa pening di kepalanya. Karena Vela tadi terlambat dan ia mendapat hukuman membersihkan toilet sampai jam istrahat.Vela berjalan di sepanjang lorong sekolah menuju kantin dengan kepala menunduk ke bawah.

Mengapa?

Karena apabila Vela tidak menunduk Vela akan mendapat tatapan sinis dan ejek dari teman temannya.

Bahkan seluruh penghuni sekolah baik siswa laki laki maupun perempuan, entah mengapa sangat membenci Vela. Kecuali, guru guru yang entah mengapa sangat menyayangi dan mengerti Vela. Mungkin, guru-guru tersebut iba pada Vela, melihat Vela yang tidak ada temannya sama sekali dan tidak ada yang mau mendekat dengan Vela. Kecuali satu orang laki laki kutu buku dan culun yang begitu baik dan perhatian pada Vela.

Vela kutu buku?

Tidak!

Vela berpenampilan nerd?

Tidak!

Malah, Vela adalah gadis manis yang imut dengan kulit hitam manisnya. Tapi, Vela juga bingung kenapa seluruh penghuni sekolah juga membencinya, sama seperti keluarganya di rumah.

Vela tidak memikirkannya dan tidak mengambil pusing tentang teman sekolah yang sangat membencinya juga. Cukup kepala Vela sakit dan pusing memikirkan penyebab dari mama dan papa serta kakaknya yang begitu membencinya.

Tetapi, Vela sangat senang sekali kerana masih ada orang yang khawatir dan sayang dengan tulus padanya. Yaitu ibu dan bapak guru yang berada di sekolah Vela.

Vela mengharapkan tatapan tulus dan sayang dari kedua orang tuanya.

Malah tatapan ejek, benci dan sinis lah yang di dapatkan oleh Vela dari kedua orang tuanya.

Tetapi, guru-guru disekolah Vela dapat memberikan Vela tatapan penuh sayang dan perhatian walau didalam tatapan tersebut terdapat seribu titik tatapan iba untuk Vela dari guru gurunya.

Vela menginginkan dan sangat ingin merasakan bagaimana nyaman dan hangatnya belaian lembut tangan sang ibu, malah mendapatkan tamparan keras dan gamparan dari ibunya. Sungguh, Sangat mustahil dan sulit sekali untuk bisa merasakan belaian itu.

Tetapi, lagi, guru guru di sekolah Vela memberikan belaian lembut itu untuk Vela.

Dengan tangan bergetar dan mata yang berkaca kaca guru Vela mengelus dan membelai lembut kepala Vela kecil dulu.

Kadang Vela yang masih kecil bingung, apabila melihat ibu guru yang tengah mengelus kepalanya menatapnya dengan sendu dan mata berkaca kaca.

Vela tidak mengerti dan hanya menikmati usapan usapan lembut itu hingga dia terlelap dengan nyaman, padahal Vela masih berada di lingkungan sekolah dan dan tertidur di jam KBM berlangsung, tetapi guru-guru Vela di sekolah sangat mengerti dan tau bagaimana keadaan Vela.

Sepanjang perjalanan Vela berjalan sambil memegang keningnya dan mengurutnya pelan,karena ia merasasangat pusingdanmatanya terasaberkunang. Vela sudah berada di depan pintu kantin, Vela menengokkan kepalanya ke kiri dan ke kanan untuk melihat sahabat baiknya yaitu Pino Abraham, sang kutu buku yang berpenampilan nerd tersebut adalah teman satu satunya Vela di SMA PEACE Jakarta selama Vela menyenyan pendidikan dari kelas sebelas sampai kelas dua belas sekarang.

Vela mendapati Pino yang tengah duduk di pojok kiri sudut kantin tersebut sambil membca buku tebal yang berada di tangannya.

Biasanya Vela dan Pino akan bersama sama pergi ke kantin, tetapi hari ini mereka tidak pergi bersama karena Vela mendapat hukuman karena keterlambatannya masuk tadi pagi.

Vela berjalan dengan pelan dan Vela semakin merasa pening di kepalanya. Sedangkan Pino tidak melihat Vela yang melangkah kearahnya karena Pino sedang fokus dan serius membaca buku tebal yng berada di tangannya.

Vela berjalan kearah Pino, tinggal beberaa langkah lagi Vela akan duduk di kursi di depan sahabatnya, Pino. Tetapi, pening di kepalanya semakin terasa berat dan sebelum semuna nya terasa gelap Vela memanggil dengan lirih nama Pino.

"Pinoooo"

Setelah memanggil nama sahabatnya Vela limbung dan terjatuh dilantai dingin kantin sekolahnya. Teman teman Vela yang melihat Vela sedari tadi berjalan dengan sempoyongan masa bodoh dan tidak peduli, malah memberikan senyuman sinis dan ejek dan bahkan menginginkan Vela enyah dari hadapan mereka.mereka terlalu benci pada Vela, benci karena Vela bodoh dan naïf, juga benci pada Vela setelah Kakakperempuan itu membeberkan segala keburukan yang tidak pernah Vela lakukan.

Pino yang mendengar panggilan lirih dan mendengar ada sesuatu yang keras terjatuh segera mengakat pandangannya dari buku. Mata Pino membulat melihat Vela, sahabat baiknya tertidur di lantai dan Pino dengan segera berdiri dan berjalan dengan cepat menuju Vela.

"Velaa."

Pino mencoba menepuk lembut pipi Vela berulang kali tetapi Vela tidak merasa terganggu. Vela pingsan dan Pino panik seketika dan langsung menggendong Vela ala bridal style menuju ruang UKS sekolah.

Sebelum Pino keluar dari pintu kantin, Pino memandang dengan tajam bak mata elang yang siap menerkam mangsanya ke segala penjuru sudut kantin yang terdapat banyak siswa dan siswi, mereka yang mendapat tatapan tajam dan menghunus dari Pino bergidik dan meirinding seketika dan segera mengalihkan matanya dari mata Pino.

" hati kalian terbuat dari apa,sih? BUSUK SEKALI!"sinis Pino tajam,Pino geram karena mereka mengabaikan Vela dan tak ada niat dalam hati mereka untuk menolong.

Pino memang kutu buku dan berpenampilan nerd, tetapi Pino tidak lemah dan di tindas oleh mereka yang berpenampilan High class, Pino malah ditakuti oleh murid murid di Sma Peace Jakarta tersebut.

Pino berjalan menuju Uks sambil memandang iba dan sendu pada Vela yang tengah terlelap dengan muka pucat pasinya.

Sang Pelindung (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang