Matahari sudah semakin tinggi, semua orang sibuk mengerjakan proker masing – masing sampai menjelang sore hari, baru seminggu kami KKN disini sudah ada kabar tak mengenakan di lingkungan kami, bukan karena ulah kami yang mengusik ketenangan warga tapi salah sau warga di desa kami ada yang hilang. Konon beliau semalam sedang kerja lembur membuat kandang ayam bersama adiknya untuk membuka peternakan ayam , menurut penuturan saksi di tempat kejadian tepat tengah malam mereka diusik dengan suara – suara astral dari wanita yang tertawa sampai yang menangis, awalnya mereka tidak memperdulikan suara itu karena tahu bagaimana keadaan desa ini, tapi tidak selang lama suasana menjadi sangat hening dan muncullah sosok makhluk yang menggunakan baju putih dengan rambut panjang melayang didepan mereka, sang adik sontak lari kedalam rumah namun naas sang kakak malah berlari ke hutan karena panik dan belum ditemukan setelah 1 x 24 jam.
...
Malam itu malam jumat, semua pemuda dikumpulkan oleh pak RT untuk menyisir daerah hutan dan kebun warga untuk mencari salah satu warga yang hilang tadi,tanpa terkecuali anak KKN yang laki – laki, karena menurut saksi yang melihat warga tersebut sempat terlihat melintasi kebunnya ke arah perkebunan perusahaan yang ada di dekat desa ini. tentu saja Aku, Risko, Galih dan Pian turut ikut mencari. Sekitar 30 0rang berkumpul malam itu setelah sholat isya berjamaah di masjid, kami dibagi menjadi 2 tim besar.sebut saja tim A dan tim B, Tim A menyisir seluruh kebun dan hutan di sisi kiri jalan dan tim B menyisir seluruh kebun dan hutan di sisi kanan jalan, yang di takutkan bukan gangguan makhluk ghaib saja,justru malah hewan buas. karena disini sangat terkenal dengan populasi ular kobranya, karena perusahaan yang ada di dekat desa ini menggunakan ular sebagai pengendali hama dan tentu saja ular – ular itu sudah ikut tersebar secara tidak sengaja ke kebun warga.
...
Sekitar jam 9.00 malam, kami mulai menyisir tiap jengkal kebun warga dari kebun karet, kebun sawit, kebun jagung sampai hutan yang kami temui. Karena tak menghasilkan apapun dan jam sudah menunjukkan pukul 1.30 dinihari kami pun dikumpulkan kembali atas arahan pak RT, mungkin sekitar 3 hektar kebun warga yang baru kami jelajahi malam ini karena cuaca gerimis kami tidak bisa bergerak dengan sigap menyusuri kebun terlebih lagi kami menyusuri jalan setapak dengan berjalan kaki. Singkat cerita kami melakukan pencarian sekitar 1 minggu tiap malam secara berturut – turut, gerimis, bulan purnama dan gelap gulita seakan – akan sudah sangat bersahabat dengan kami dalam pencarian.
...
pada suatu malam kami menyusuri kebun yang berdampingan dengan kawasan hutan, untuk mempercepat pencarian kali ini tim A dan tim B dibagi lagi menjadi tim – tim kecil beranggotakan 5 orang, tentu saja Aku, Pian, Risko dan Galih dalam satu tim yang sama ditemani salah satu warga yang usianya tidak terpaut jauh dari kami. Dengan berbekal penerangan dari Flash HP kami berlima dan satu buah senter besar kami pun menyusuri kebun yang mungkin sekitar 1 atau 2 hektar luasnya. Sampailah di suatu titik dimana warga itu memberhentikan kami dan mematikan cahaya senter sehingga tinggal lah cahaya dari Flash HP yang terangnya tidak seberapa.
...
“Bang, kita stop dulu disini. Ini ada pohon durian hutan juga”. “Kenapa mas? Majulah sedikit sepertinya disini kurang enak suasananya” sahutku. “itu yang kumaksudkan bang, kesini sebentar mendekat”. Kami pun membentuk lingkaran berlima, “Siapa yang berani melihat ke atas pohon ini sendirian saya kasih uang cash, tapi kami melihatnya dari kejauhan mungkin dari situ lah” ia menunjuk semak yang tak begitu rimbun sambil mengeluarkan uang cash mungkin sekitar 200ribu. Tiba – tiba angin tak lagi berhembus dan suasana hening, suara hewan malam tak lagi bersahutan satu sama lain, dan gugurlah beberapa ranting beserta daunnya. “Wah, kayanya sudah kode mas, pohon ini pohon durian yang sudah sangat tua bahkan ssaat aku kecil pohon ini sudah berbuah”. “Kenapa tidak kita lihat bersama – sama mas?” Risko memotong penjelasan warga itu. “Kalau mau berlima tapi janji ya jangan ada yang tidak melihat ke atas, hawa disini rasanya sudah berat sekali, kalian rasakan tidak? Tengkuk saya sudah berat dari tadi”. “dari tadi aku sudah merasakan itu mas, bahkan sebelum sampai di sini rasanya aku sudah ingin pulang”. Kami pun sepakat untuk bersama – sama melihat ke atas pohon rindang dan besar itu dalam hitungan ketiga.
...
“ 1, 2 ,3 “. Untunglah tidak ada apa – apa selain lambaian daun yang seolah – olah baru saja ada orang yang singgah disana sebelumnya. tiba – tiba angin kembali berhembus, hewan malam saling bersahutan dan teriakan seorang warga memecah keheningan malam itu. “Woy mas!! Ada orang berlari”. Kami pun langsung ke sumber suara dan berkumpul. “dimana?” tanya warga lain. “disana mas”. Jawab warga itu samil menunjuk ke arah utara, tapi tiba – tiba jelas sekali suara orang berlari menuju barat kami ikuti sambil berlari, tiba – tiba suara berpindah kearah timur, kami ikuti lagi, tiba – tiba berubah lagi ke arah selatan, dan terus berubah – ubah sampai ahirnya seorang warga berteriak “ Stop! Stop! Kumpul dulu kita. Ini bukan manusia aku yakin kita sedang dikerjain. Tidak ada jejak bahkan bekas orang berlari padahal dari tadi disekeliling kita semak - semak”.
..
Pencarian malam itu pun kami akhiri mengingat kejadian yang barusan terjadi, di khawatirkan membuat kekacauan dan justru menambah daftar orang hilang di desa ini. disaat semua berkumpul , suara itu kembali terdengar dan mengelilingi kami, sontak semua warga terdiam dan pak RT pun berujar “Hei !! kami tidak ingin mengganggu. Kami mencari saudara kami yang hilang jadi tolong jangan ikut mengganggu!” seketika suara itu berhenti dan hilang tanpa isyarat apapun.
...
“Untuk selanjutnya kalau ada suara seperti itu tolong di cek dulu, dan juga tolong warga disini jangan berlari terlalu cepat . ingat kita membawa anak KKN didalam tim dan mereka tidak tahu medan yang dilalui didalam hutan ini, yang dikhawatirkan mereka tertinggal dan justru ikut hilang, karena selain hewan buas dan makhluk ghaib, disini juga banyak jurang – jurang kecil atau parit yang besar. Tolong hati – hati” tutup pak RT dalam perkumpulan malam itu. Benar saja kami berempat merasakan nafas yang tersengal setelah berlari kesana kemari karena “kejadian” tadi, bukan hanya lelah berlari lebih lagi karena kami juga merasakan takut akan gangguan hal - hal ghaib sehingga tenaga yang kami keluarkan leboh nesar karena tekanan dalam pikiran kami......
Sebagai pelaku utama yang mengalami kejadian ini, menulis cerita ini membuatku seakan-akan mencoba kembali berada di lokasi KKN dan mengingatkanku akan rentetan kejadian yang seharusnya kulupakan. Perbanyaklah berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN Rumah Panggung
Horrorpenulisan cerita ini terinspirasi dari sebuah Thread yang sedang viral di media sosial yaitu KKN Desa Penari yang bener-bener membuat bulu kuduk merinding. gw akan coba share pengalaman gw selama KKN yang berkaitan dengan hal-hal mistis juga, gw sam...