kakek - kakek?

2K 83 2
                                    

Keesokan harinya, kami tetap menjalankan proker yang seabrek itu tanpa memperdulikan kejadian - kejadian aneh yang selama ini kami alami. Semua orang tetap sibuk dengan kegiatannya dengan tujuan akhir kami harus segera pulang sebelum terjadi hal yang lebih aneh lagi.
...
Pagi itu kebetulan Niar memintaku untuk membantunya mengerjakan proker di masjid yang jaraknya tidak jauh dari posko KKN kami, karena tidak begitu perlu banyak tenaga ia hanya mengajakku bersmanya.
...
Di sela - sela mengerjakan proker Niar tiba - tiba menceritakan apa yang ia alami  saat terbangun dari tidurnya semalam. Ia menceritakan bahwa ketika ia hendak pergi ke kamar mandi ia mendengar suara tangisan yang bercampur dengan suara tawa dari seorang wanita, ia sempat mencarinya keluar kamar tapi suara itu berpindah - pindah kadang menjauh kadang mendekat.
...
Niar adalah salah satu anggota posko yang ibadahnya paling rajin, jadi wajar saja ia hanya twrus berdzikir sambil mencari sumber suara itu. Tapi ia tidak menemukan apapun selain bau melati yang menyeruak keseluruh ruangan.
...
"Dik, kamu nggak takut?". " Waduh kalo aku ya jelas takut lah, dan kalau bisa jangan sampai lah ketemubyang seperti itu lagi". "Jangan takut lah, kau kan punya Tuhan". " Iya, ya mau bagaimanapun tau sendirilah kalau sudah ketemu yang seperti itu auto takut aku". "Kamu pernah nggak sih merasa aneh, kok bapak ibuk tidak pernah ikut kita sholat berjamaah?". "Enggak lah, itu kan hak mereka kenapa harus kita campuri,setidaknya kita sudah pernah mengajak".
...
Tiba - tiba HP Niar berdering ada panggilan dari posko dan menyuruh kami segera kembali ke posko karena dosen pembimbing lapangan datang menjenguk kami. Tak ada satupun cerita mistis yang 'bocor' kepada para dosen walaupun sempat ditanyai masalah ini. Karena kami khawatir kalau menceritakan ini kami semua akan ditarik kembali ke kampus dan harus mengulang KKN dari awal lagi di lokasi lain.
...
Setelah para dosen pulang, hari mulai sore dan aku masih membantu proker dari Maryam yang memasang plang ketua RT di desa ini dan kami pun berkeliling mendatangi rumah masing - masing ketua RT sampai akhirnya petang telah tiba dan  bulan mengiringi perjalanan kami, gpnggongan anjing entah kenapa selalu saja mengikuti bulan purnama.
...
Sialnya ketika sampai di posko antrean untuk mandi masih panjang dan karena aku sudah gerah aku mengajak Niar untuk mandi di masjid saja dan sekalian melaksanakan sholat isya. Kamipun mandi bergantian dengan maksud supaya tidak ada yang memasuki kamar mandi ketika kami mandi.
...
Saat giliranku mandi, tiba - tiba listrik padam dan HP ku kutitipkan kepada Niar, Niar hanya menyenteri bilik tempatku mandi dari luar. Tiba - tiba suasana menjadi hening dan suara Niar tidak lagi terdengar,pikirku mungkin Niar didalam masjid karena HP ku pun diletakkannya diatas dinding kamar mandi.
...
Tiba - tiba pintu kamar mandi digedor dengan kencang, sontak aku kaget bukan kepalang dan kulihat ada bayangan yang berjalan dari selah-selah pintu kamar mandi masjid pantulan dari cahaya Flash HP ku. " Niar? Jangan jahil dong". Tak ada jawaban sama sekali. Bulu kudukku mulai berdiri, akupun menyegerakan mandiku.
...
Saat aku keluar kamar mandi liatrik kembali menyala dan kulihat Niar berjalan menuju sini dari arah warung yang tidak jauh dari masjid. "Eh niar, kau tadi nggedor pintu kamar mandi ya?". " Enggaklah,ngapain coba? Aku tadi ke warung beli minuman karena haus". "Yasudahlah mungkin kucing".
...
Sesudah itu kami sholat isya, dan setelah selesai tiba - tiba niar memandang ruangan di sebelah kiri tempat imam berdiri yang pintunya terbuka dan lampunya mati jadi cahaya masuk dari lubang pintu yang terbuka dan samar - samar tampak keranda dan peralatan yang digunakan untuk pemakaman.
...
" Eh dik tolong dong pintu itu ditutup saja, nggak enak dilihat". "Iya sebentar, aki selesaiakn doaku dulu". "Cepetan Dik ayok cepat pulang". " Iya iya kututup dulu pintunya".
...
Saat kututup pintunya jelas sekali berbunyi "ceklek" Tanda pintu itu sudah tertutup dengar benar, tiba - tiba saat aku ingin membalikkan badanku pintu itu terbuka kembali pelan - pelan. Pikirku mungkin belum pas, saat kutarik lagi gagang pintu itu jelas sekali kulihat ada sesosok paruh baya sedang duduk diatas keranda menggunakan jubah serba hitam lengkap dengan sorban menatap kearahku, akupun reflek menutup pintu dengan setengah membantingnya. 'Jedar!'.
...
"Kamu kenapa Dik?". " Nggakpapa,ayo kita pulang". Aku mempercepat langkahku keluar masjid. Ditengah perjalanan Niar masih terus menanyakan apa yang terjadi walaupun aku tidak mau menceritakannya.
...
"Kamu kenapa tadi?ceritalah". " Nggakpapa kok Ni, nanti kalau diceritakan kamu takut". "Enggak....aku nggak takut kok". " Serius?". "Iya ceritalah".  Setelah kuceritakan kejadian tadi tiba - tiba Niar memegang erat bajuku dan meringkuk di punggungku. " Besok - besok aku nggak mau  ke masjid cuma berdua sama kamu, pokoknya ajak yang lain". "Iya - iya, tenang saja".
.....
Sesampainya dirumah aku diam - diam menceritakan apa yang kualami di masjid tadi kepada pak yono dan akhirnya pak yono menceritakan sedikit mitos di desa ini. Jadi, di belakang masjid itu ada pohon besar yang sudah sangat tua, yang konon " Berpenunggu" Orang - orang sudah berkali - kali ingin menebang pohon itu tapi gagal tanpa sebab yang jelas dan sebelum ada masjid berdiri lokasi itu banyak sekali sesajen yang disiapkan dengan tujuan tertentu.
...
"Yang mas dika lihat seperti apa? Dan dimana letaknya?". " Laki - laki paruh baya, pakai baju serba hitam dan sorban hitam, letaknya di ruangan yang menyimpan peralatan pemakaman dia duduk bersimpu mengahadap ke saya pak". "Pas sekali, itu memang penunggu situ kami menyebutnya 'Datuk Pusako' mas, tapi tidak kahat kok itu. Konon katanya kalau ditemui datuk pusako orang itu akan mendapat keselamatan di desa ini karena dia yang paling tua di diantata makhluk penunggu desa ini".
...
Aku hanya mengangguk saja dan menolak mentah - mentah dalam hati mitos itu karena tidak mau terjebak lebih jauh kepada mitos - mitos  yang bertentangan dengan agama yang ku percayai.
...
Gambar iluatrasi diatas sama persis dengan keranda yang ada didalam ruangan dimana kakek itu duduk.

KKN Rumah PanggungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang