Silahkan Kalian Pulang !

811 33 10
                                    

Setelah kejadian ternak itu , waktu kami untuk berada di desa ini sudah hampir habis dan kami jelas menanti waktu kepulangan kami setelah “serangan” bertubi – tubi yang kami alami dengan “obat penenang” dari dosen kami berupa nasihat untuk terus berdoa dan saling menjaga satu sama lain. Selama beberapa hari kami sibuk mempersiapkan acara perpisahan dengan desa, menyelesaikan proker yang belum selesai dan menyelesaikan sebagian laporan kelompok maupun individu.

Suatu sore aku dan risko pulang ke posko sedikit larut karena pian tidak bisa ikut membantu mempersiapkan keperluan perpisahan. “wah gila capek ya, untung pemuda karang taruna banyak membantu, ya Allah pinggangku”. “iya, speechless asli nggak tau mau ngomong apalagi”. Seiring percakapan diatas motor sambil meyusuri jalan setapak hutan, kami tidak takut karena pulang bareng pemuda karang taruna jadi otomatis rame.

Sesampainya kami di posko risko langsung mengajakku mandi bersama (dia selalu ngajak mandi

bareng karena takut dan kami mandi saling membelakangi), “seger cok ketemu air, seharian kerja rodi”.”jangan boros air ko, sumur kan kering nanti yang lain nggak kebagian air”. Ditengah percakapan pak yono berteriak dari teras belakang rumah “mas dika, baju siapa itu dibelakang belum diangkatin ini mau hujan”. “nggak tahu pak, sebentar biar saya ambil. Ayo ko temenin”. Dengan hanya memakai celana bola dan bertelanjang dada aku menejang gelapnya malam menuju jemuran pakaian yang ada disebelah kandang kambing, yah mungkin jaraknya sekitar 20meter dari kamar mandi, saat asik mengangkat jemuran dari kejauhan aku lihat ada yang bersinar keluar dari dalam pohon sawit tunggal di tengah kebun karet, saat kuperhatikan dengan jelas semakin lama semakin jelas jika bentuknya adala sejenis kuntilanak. “astaghfirullah! Ya Allah mamaaaaaaak!” reflek aku berteriak sambil menarik seluruh baju yag dijemur, karena panik aku tidak sengaja menarik dua sisi baju jadi terasa seperti nyangkut di jemuran dan sosok itu perlahan menuju ke arahku “bang**t!! Risko tolong!” saat aku menoleh kebelakang ternyata aku dari tadi sendirian padahal jelas aku merasakan Risko ikut denganku, syukurlah aku masih bisa berlari walaupun semua kain jemuran kutinggalkan.

Saat kembali ke kamar mandi ternyata Risko masih mandi, “eh anj**g ! kok kamu disini?! Ah tuhan…!!!”. “kenapa cok? Kamu darimana kok kayak ngos – ngos an gitu? Mandi bisa keringetan gitu?”.”eh kampret! Kan aku kebawah tadi ambil jemuran disuruh pak Yono, kukira kamu ikut”. “iyapo? Terus dari tadi aku ngobrol sama siapa? Ngajak cepet pulang ke kota lagi”. Lalu aku dan Risko saling tatap dan kurasa kami sama – sama paham apa yang barusan terjadi. Lalu kami segera masuk rumah dan tidak bisa berbicara apa – apa lagi.
Keesokan harinya kami berdua sakit demam tinggi sampai menjelang hari H perpisahan namun syukurlah kami bisa ikut dalam kegiatan perpisahan dan kami pulang ke kota lagi dengan penuh perjuangan karena hujan yang deras membuat akses jalan keluar desa menjadi sulit dilewati kendaraan bermotor.

sampai episode terakhiri ini saya tulis, seluruh anggota KKN masih ingat berul secara rinci apa yang kami alami selama KKN dan tahukah kalian? Ternyata ada beberapa kejadian yang belum diceritakan di epsode – episode yang ada yang dialami oleh beberapa teman yang lain, dan itu menurut saya benar – benar tidak bisa dilupakan. Terimakasih sudah membaca cerita ini sampai selesai.
Berikut beberapa foto yang bisa saya bagikan tentang gambaran lokasi KKN kami.

 Berikut beberapa foto yang bisa saya bagikan tentang gambaran lokasi KKN kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KKN Rumah PanggungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang