You!

1.3K 109 34
                                    

Sorry for typo ~~

☆☆☆☆☆


Kau adalah kemustahilan yang selalu aku semogakan,
Bahkan dalam doa paling sunyi sekalipun. - Seungmin

☆☆☆


Seungmin melirik ke arah pemuda tampan yang duduk di hadapannya.

Saat ini Seungmin tengah sarapan pagi bersama keluarganya di meja makan.

Yang menjadi pusat perhatian, hanya diam dan menikmati sarapannya tanpa terganggu sedikitpun.

Seungmin menunduk lesu. Merutuki setiap pikiran gilanya.

Ia dengan cepat menyelesaikan sarapan lalu berpamitan kepada kedua orangtuanya dan juga pemuda tampan tadi yang merupakan saudara tirinya.

"Sayang, tunggu Jeongin dulu." Ucap sang Mama membuat Seungmin kembali berbalik dan bertemu tatap dengan Ny. Yang.

Pemuda manis itu hanya mengangguk dan tersenyum tipis, lalu berjalan ke ruang tengah, dan duduk di sofa.

Menunggu sang adik selesai sarapan.

"Ayo." Ajak yang lebih muda ketika melewati ruang tengah.

Seungmin menyusul dalam diam.

Tidak ada yang memulai pembicaraan. Selalu seperti itu.

Seungmin yang pendiam; tidak memikirkan apapun tentang dinginnya sikap sang adik padanya.

Hanya saja, kadang ia merasa aneh. Apa saudara memang seperti itu? Seungmin tidak tahu apapun mengenai apa yang harus dilakukan oleh sesama saudara.

Karena ia merupakan putra tunggal sebelum menjadi saudara tiri Yang Jeongin dua bulan yang lalu; ketika Nyonya Kim (Mama Seungmin) menikah dengan Tuan Yang (Papa Jeongin).

Bahkan yang ada dalam pikirannya, ia ingin Jeongin dekat dan hanya bersamanya saja.

"Seungminnie!" Panggil sang sahabat, ketika pemuda manis itu keluar dari mobilnya yang telah tiba di parkiran sekolah.

Seungmin berlari kecil ke arah sahabatnya.

"Tumben berangkat bareng akhir-akhir ini?" Tanya Felix heran ketika melihat Jeongin juga keluar dari mobil yang sama dengan Seungmin.

Seungmin hanya tersenyum canggung. "Disuruh Mama." Sahutnya pendek. Felix mengangguk paham.

Jeongin mendekat ke arah dua pemuda manis itu lalu berdiri di hadapan sang kakak.

Membuat kedua pemuda manis itu menatapnya bingung.

"Nanti tunggu di depan kelas pas udah bel pulang. Biar aku jemput." Hanya dua kalimat dan satu usakan di surai cokelatnya, namun bisa membuat ribuan kupu-kupu menggelitik perut Seungmin.

Membuat degup jantungnya selalu seperti itu, berdegup tak karuan dan melebihi biasa. Hanya saat dekat dengan Jeongin.

Bahkan Felix pun ikut terdiam mendengar suara deep yang lebih muda.

Dan jangan lupakan usakan penuh afeksi Jeongin terhadap surai sang kakak.

Ini adalah kali pertama mereka berinteraksi dan berkomunikasi selain "hm." "Ya." "Ok." Ketika Mama atau Papa mereka mengatakan sesuatu untuk keduanya.

Felix merasa ia bisa gila. Kenapa ia tidak punya adik segentle dan seperhatian Jeongin? Malah punya kembaran gila seperti Tupai.

Seungmin mengangguk pelan. Lalu Jeongin berlalu menuju kelasnya.

SHORT STORY - JEONGMIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang