Help Me, ok!

2.1K 244 53
                                    

Note: pendek, no edit and typo everywhere :)

☆☆☆

Pemuda bermata rubah itu terus memerhatikan kakak tingkatnya yang kini tengah sibuk merapikan semua buku dan alat tulisnya yang berada di atas meja kemudian memasukkannya ke dalam tas ransel berwarna putih miliknya.

"Je, kakak duluan ya."

Setelah itu ia berdiri dari duduknya dan berlari kecil mengejar pemuda lain yang lebih tinggi darinya.

Pemuda bermata rubah itu menghela nafas berat.

"Lu kapan sadar sih kak gue disini selalu ada buat lu?" Gumamnya pelan.

"Hei, bengong aja lu. Ayo ke kelas. Udah bel nih." Ajak seorang laki-laki manis berfreckles yang menyadarkan laki-laki berbehel itu dari kecamuk pikirannya.





☆☆☆





Laki-laki manis itu mengeluarkan sebuah payung merah maroon miliknya dari ransel lalu membukanya. Ia memayungi dirinya dan laki-laki yang lebih tinggi di sampingnya.

"Ayo, bareng sampe ke perenpatan." Ajaknya. Laki-laki berbibir seksi itu mengangguk tanda mengiyakan ajakannya. Lalu mengambil alih pegangan payung dari tangan mungil Seungmin.

"Kasih aja payung kakak ke kak Hyunjin. Kakak pulang bareng aku." Suara lain mengiterupsi Seungmin yang sudah akan berjalan dengan Hyunjin untuk jalan bersama hingga ke perempatan menggunakan payungnya. Karena sedang hujan.

"Huh? Oh, yaudah ayo." Jawabnya lalu melirik ke samping sebentar, ke Hyunjin.

"Dah, Hyunjin." Ucapnya lalu ia ditarik pelan oleh adik tingkatnya untuk pulang bersama.

"Masuk." Perintah Jeongin - adik tingkat Seungmin - singkat.

Seungmin yang merasa aura berbeda dari Jeongin diam tak protes. Ia langsung masuk ke mobil Jeongin kemudian yang lebih muda melajukan mobilnya ke arah rumah mereka.

"Kak.." Panggil Jeongin dengan nada serius.

"Eh..i-iya?" Jawab Seungmin gugup. Aura adik tingkatnya itu sungguh mengintimidasi.

Entah apa yang terjadi sebelum mereka bertemu, tapi Seungmin yakin adik tingkatnya itu sedang tidak berada dalam mood yang baik.

Jeongin meraih satu tangan Seungmin lalu menggenggamnya erat. Si manis itu hanya diam tak tau harus bersikap seperti apa terhadap tetangganya ini.

"Be mine, please?"

"Huh?" Seungmin memiringkan kepalanya, bingung.

Seungmin bingung kenapa Jeongin itu tiba-tiba bicara hal serandom ini.

"Kamu kejedot apa pas tadi di sekolah? Kok tiba-tiba jadi aneh?" Tanya Seungmin khawatir lalu menangkup kedua pipi Jeongin dengan kedua telapak tangannya.

Mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Seungmin dari lima menit yang lalu.

Laki-laki bermata rubah itu menatap lekat ke dalam manik cokelat kakak tingkatnya yang tampak tak percaya.

"Perlu aku ulangi? Be mine please Kim Seungmin?"

Blush ~

Seungmin dengan pipi yang mulai memanas, perlahan menarik pelan tangannya dari pipi adik tingkatnya itu sebelum satu tangannya ditahan oleh yang lebih muda agar tetap berada di pipinya.

"Kakak gak perlu jawa-"

"Aku gak bisa." Potong Seungmin.

Jeongin akhirnya melepaskan pegangan tangannya dari tangan si manis itu.

"Oh, kakak suka sama Hyunjin?" Tebak Jeongin.

"Eng-"

"Gak usah capek-capek nyari kalimat buat menolak aku secara halus kak. Aku gapapa kok."

Lalu Jeongin membuka pintu mobilnya dan berjalan ke pintu mobil tempat Seungmin duduk.

Seungmin masih terdiam di tempat duduknya.

"Silakan kak." Ucap Jeongin pelan seperti tak terjadi apa-apa.

Seungmin masih diam tak beranjak sesenti pun dari duduknya. Jeongin menaikan satu alisnya bingung.

"Kakak kenapa gak turun? Ini udah di depan rumah kakak."

Seungmin akhirnya sadar lalu keluar dan langsung memeluk Jeongin erat.

"Kakak emang suka Hyunjin. Tapi tadi Hyunjin cerita di kelas kalo dia udah jadian sama Felix."

Seungmin membenamkan wajahnya di ceruk leher pemuda bermata rubah itu.

Jeongin perlahan membalas pelukan tetangganya itu dan mengusap punggungnya pelan.

"Lalu? Kakak gimana? Kalo butuh sandaran, aku selalu ada kok."

Seungmin mengangguk dalam pelukannya.

"Kakak gapapa kok. Tapi tadi gak mau nerima kamu takutnya ntar dikira pelarian." Jelas Seungmin.

Jeongin melepas pelukannya lalu menatap lekat kedua manik kakak tingkatnya itu.

"Gapapa. Asal itu selalu bersama kakak, aku gapapa. Walau cuma pelarian." Ucap Jeongin dengan pasti.

"Bantu kakak buat jadiin kamu segalanya, ya?" Bisik Seungmin di telinga Jeongin.

Lalu Seungmin kembali membenamkan dirinya dalam pelukan Jeongin.

Laki-laki yang lebih muda mengangguk. Kemudian menciumi pucuk kepala kakak tingkatnya beberapa kali.

"Makasih udah ngasih aku kesempatan. Aku bakal buat seluruh atensi kakak buat aku. Ilysm."

Mereka tidak ingat jika masih berada di luar gerbang perumahan Seungmin dan menjadi tontonan tetangga mereka, Minho dan Jisung yang tengah jalan-jalan sore.














END

Bodo ah.
Gk tau mau nulis apa lagi huft

Maafkan :(

Love y'all ♡


SHORT STORY - JEONGMIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang