Selamanya, kamu di hatiku

1.3K 143 20
                                    

♧♧♧

Seungmin menengadahkan wajahnya ke langit malam kota Seoul. Hari ini salju pertama turun menghujani kota.
Ia memanjatkan beberapa doa agar dikabulkan Sang Pemilik Waktu.

Kemudian ia kembali menelusupkan telapak tangannya yang sudah berbalut sarung tangan ke dalam kantong mantel tebalnya lalu melanjutkan perjalanan.

"Kak." Panggil seorang pemuda yang membuat langkah Seungmin terhenti lalu ia berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Ngapain kamu disini? Bukannya kakak bilang kamu harus istirahat?" Ucapnya dengan nada sedikit tinggi. Ia memperbaiki mantel adiknya yang terpasang tidak begitu erat dan juga mengeratkan syal yang ada di leher adiknya dengan telaten.

"Heheh. Kata orang, kalo kita liat salju pertama dengan orang yang kita cinta, maka cinta kita akan kekal abadi untuk selamanya." Ucap yang lebih muda dengan cengiran khasnya.

/ini gue ngarang buat kebutuhan cerita/

Seungmin membenamkan tubuh kurus adiknya ke dalam pelukannya. Agar adiknya tidak merasakan dingin yang cukup menusuk.

"Ayo kita kembali ke rumah sakit. Kamu harus istirahat, Jeongin. Jangan pernah kabur lagi dari rumah sakit." Seungmin mengusak pelan surai hitam adiknya yang semakin hari semakin tipis karena pengobatannya, ia menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

Ia akhirnya berpaling untuk menyeka air matanya agar tidak jatuh di depan adik yang sangat ia sayangi.

"Kak, coba liat sini bentar." Pinta Jeongin dengan nada pelan. Pemuda yang lebih muda itu berusaha bertahan mati-matian di dalam suhu dingin ini.

Chuu ~

Seungmin membolakan matanya saat Jeongin tiba-tiba meraup bibir pinknya dan melumatnya pelan.

Akhirnya ia ikut  memejamkan matanya dan membalas lumatan adiknya. Ciuman manis dan penuh kepedihan. Karena Seungmin sangat paham, jika mereka tidak akan pernah bersama selamanya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Jeongin melepaskan ciumannya. Lalu tersenyun sangat tampan kepada kakaknya.

"I love you, kak." Ucapnya sangat pelan lalu jatuh pingsan di pelukan Seungmin.

Sang kakak hanya berteriak panik, dan akhirnya beberapa orang yang berada tak jauh dari sekitar taman Rumah Sakit membantunya membawa Jeongin kembali ke ruang inapnya.

Jeongin menderita Leukimia jenis AML. Sudah dua bulan dia dirawat di rumah sakit. Dia harus menjalani perawatan intensif dan menjalani kemoterapi. Penyakit ini sudah dia ketahui sejak lama, namun tak ingin memberitahukan kepada kakak dan juga orangtuanya.

Dua bulan yang lalu Seungmin menemukan adiknya pingsan di kamar mandi dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit. Dia sangat terpukul tentu saja, namun berusaha agar terlihat kuat agar adiknya juga kuat dan bertahan serta bisa diselamatkan.

♧♧

"Kak." Panggil Jeongin kepada kakaknya yang tertidur dengan kepala berada di ranjang rumah sakitnya.

Yang lebih muda mengusap pelan pipi gembil kakaknya. Agar sang kakak terbangun.

"Eungh..adek udah sadar? Mana yang sakit?" Tanya yang lebih tua dengan cepat. Jeongin hanya tersenyum lalu menepuk ranjang di sampingnya yang memiliki cukup ruang kosong.

"Gak ada yang sakit. Kakak tidur sini ayo." Pintanya pelan. Seungmin menghela nafas berat.

"Kamu jangan kayak tadi lagi. Jangan pernah keluar ruangan kalo bukan kakak yang ngajak! Kakak gak mau kamu kenapa-kenapa!" Pesan Seungmin dengan nada cukup tinggi namun matanya berkaca-kaca. Jeongin berusaha meraih tangan kakaknya, dan pada akhirnya Seungmin mengulurkan tangannya untuk digenggam adiknya.

"Kakak sini. Jangan pergi." Pinta Jeongin mengabaikan seluruh pesan pemuda bersurai dark brown tersebut.

Dengan helaan nafas panjang, Seungmin akhirnya naik ke ranjang rumah sakit adiknya. Lalu berbaring disana dan dengan hati-hati memeluk yang lebih muda.

Jeongin memberikan kecupan singkat di dahi kakaknya lalu tersenyum saat kedua manik mereka bertemu tatap dan saling menyelam ke dalamnya.

"Kakak belom balas ucapan adek di taman tadi." Celetuk Jeongin. Seungmin masih menatap lekat manik cokelat adiknya lalu tersenyum.

"Kakak bakal balas kalo adek udah sembuh." Sahut Seungmin. Meskipun dia dengan mati-matian agar bisa tersenyum dan percaya jika adiknya pasti akan sembuh.

"Kak, kalo adek gak sembuh gimana? Kakak gak mau balas sekarang aja? Gapapa kalo kakak gak bisa balas perasaan adek kok. Seenggaknya aku tau jawabannya sebelum aku perg---" Seungmin sudah berurai air mata dan menempelkan bibirnya ke bibir sang adik. Agar yang lebih muda diam dan tidak melanjutkan kalimat panjangnya.

"Jangan pernah bilang kamu akan pergi. Kakak yakin kamu pasti sembuh!" Lalu ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher yang lebih muda.

"Coba balas kalimat aku tadi. Aku mau dengar." Pinta yang lebih muda masih keukeh.

"I love you so damn much, Jeonginnie."

"Makasih kak. Kakak bakal selalu di hati aku, selamanya. Mimpi indah." Senyum Jeongin merekah lalu memejamkan matanya, disusul sang kakak.

♧♧♧

Seungmin masih duduk terdiam menatap nanar koridor rumah sakit dimana perawat sibuk keluar masuk ruangan adiknya yang sedang menjalani terapi radiasi. Air mata yang tidak berhenti mengalir.

Mamanya menangis di dalam pelukan Papanya. Sedangkan ia hanya terisak dalam diam dengan tatapan nanar.

Cklek

"Gimana adek saya Dok?" Tanya Seungmin dengan menyeka kasar air matanya.

"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya. Karena efek samping kemoterapi dan radiasi yang beberapa kali dijalani pasien, hati pasien juga mengalami kerusakan parah, selain kanker darahnya yang sudah mencapai stadium akhir. Pasien tidak dapat kami selamatkan."

Seungmin terjatuh di atas kakinya sendiri.

"Ini gak mungkin! Dokter pasti bohong! Adek saya kuat!" Teriak Seungmin dalam isakannya.

Mamanya sendiri sudsh jatuh pingsan mendengar penjelasan sang dokter. Seungmin bangkit dari duduknya lalu masuk ke ruangan adiknya menjalani terapi radiasi.

"Bangun! Jangan becanda sama kakak Je!!!" Teriak Seungmin dengan berurai air mata dan menggoyang-goyangkan tubuh kurus adiknya yang kini sudah menutup mata.

Minho, Felix dan Jisung yang baru datang langsung menarik Seungmin agar tenang.

Minho menenggelamkan kepala Seungmin di dadanya.

"Kakak disini. Kita bakal di sisi kamu."



Nb: nama penyakit dan pengobatan, itu aku cuma berdasarkan Google dan tambahan bumbu dikit dari aku. Jadi jangan dipercaya.
Kemungkinan salahnya besar 😌



End

Jangan hujat aku

Aku aja mau nangis nulisnya 😭

Selamat berhari Minggu 💖💖💖

SHORT STORY - JEONGMIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang