Menjauh

1.2K 113 34
                                    

Maaf kalo banyak typo.

Ini hampir sama kayak judul "Berubah", tapi beda topik.

Gak usah baper dan salty ya. Aku tuh suka mereka ber3.
Ini cuma berdasarkan twt waktu itu tapi aku edit kapel endingnya 🙂

☆☆☆☆☆☆☆

Jeongin mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan ruang klub vocal, namun tidak menemukan pemuda manis yang ingin ia temui.

"Kak, liat kak Seungmin gak?" Tanya Jeongin kepada Kevin yang sedang berlatih vocal sendirian.

Kevin menoleh, "Tadi dia pergi bareng Minho." Jawab Kevin. Jeongin mengangguk paham lalu berpamitan kepada Kevin.

Jeongin akhirnya kembali berjalan ke setiap sudut sekolah yang mungkin dikunjungi Seungmin. Dan akhirnya ia menemukan Seungmin di taman bersama Minho dan juga Felix. Ketiga pemuda itu sedang tertawa bersama.

Tanpa menyadari Jeongin yang berjalan mendekat ke arah mereka lalu berdiri di belakang Seungmin yang masih duduk di bangku taman.

"Kak." Panggil pemuda bermanik rubah itu pada akhirnya. Seungmin menoleh untuk bertemu dengan wajah Jeongin.

Felix menarik-narik kecil ujung seragam Minho agar pergi dari sana. Namun lengan Minho ditahan Seungmin ketika akan berbalik dan pergi dengan Felix.

"Aku gak ada waktu, mau ngerjain tugas sama Felix." Ucap Seungmin sebelum sempat Jeongin berbicara lagi. Lalu Seungmin menarik Minho dan Felix untuk pergi dari sana.

Akhirnya Jeongin kembali ke kelasnya.

Jeongin merasa ada yang aneh dengan kakak tingkatnya itu dua hari ini. Seungmin selalu seperti orang yang menjaga jarak dengannya, bahkan menjauh. Pesan dan telfonnya pun diabaikan sepenuhnya.

"Kenapa lagi lo?" Tanya Hyunjin yang duduk di kursi kosong yang ada di samping Jeongin.

"Seungmin kayak ngejauhin gue." Cerita Jeongin.

Btw, Jeongin dan Hyunjin udah sahabatan dari kecil. Mereka berdua sering kemana-mana berdua seperti anak kembar. Bahkan banyak siswa yang menjadi shipper mereka. Jeongin dan Hyunjin malah menjadi heran sendiri. Emang siapa yang mau jadi uke?

Tapi mereka tidak pernah memusingkan hal tersebut dan mengabaikan tentang siswa-siswa yang menjadi shipper mereka.

"Lah, kok bisa? Kemaren-kemaren masih jalan kan?" Tanya Hyunjin penasaran. Karena ini terlalu tiba-tiba jika Seungmin menjauhi Jeongin.

"Makanya gue heran. Tadi gue ketemu dia, malah dia bilang gak ada waktu. Ngerjain tugas sama Felix. Ah, bangsat!" Jeongin membanting buku paketnya ke meja dengan kasar.

"Wow! Sans bro. Coba lo ajak ngomong abis pulang sekolah." Saran Hyunjin.

"Pesan gue gak dibaca, apalagi dibales. Telfon gue diabaikan. Padahal gue yakin gak bikin salah apa-apa." Ujar Jeongin frustasi mengacak-ngacak surainya. Hyunjin menepuk-nepuk bahunya berusaha menenangkan sahabatnya tersebut.

"Makanya ajak ngomong dulu. Lagian ya, emang lo udah jadian sama Seungmin? Pacar bukan tapi udah sefrustasi ini." Ledek Hyunjin.

"Bangsat! Lo gak usah bahas status." Emosi Jeongin, ia menatap Hyunjin dengan datar. Sedangkan Hyunjin hanya tertawa seperti biasanya.

"Sana lo urus si Felix. Ngalangin gue aja buat ngomong sama Seungmin."

"Gak usah bawa-bawa Felix dong. Adek gue gak tau apa-apa." Balas Hyunjin tidak terima adiknya disalahkan.

"Yaudah, sana lo pergi. Nyampah aja disini." Ketus Jeongin.

☆☆☆

Seungmin berusaha tidak memikirkan dan memusingkan apa yang ia baca.

SHORT STORY - JEONGMIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang