Maaf, Aku Mencintaimu ~

2.3K 286 111
                                    

☆☆☆

Seungmin celingak celinguk kesana kemari untuk menemukan orang yang ingin ditemuinya. Ia tersenyum cerah ketika menemukan sosok yang dia tunggu akhirnya datang.

"Je, Seungmin nyariin lu tuh." Bisik Jisung di telinga Jeongin. Jeongin melirik sekilas ke arah Seungmin yang berdiri di depan kelasnya dengan senyum cerah tercetak di bibir laki-laki manis itu.

Seungmin menghampiri Jeongin dan Jisung.

"Ini bekal buat kamu."

Seungmin menyerahkan kotak bekal warna soft bluenya ke arah Jeongin. Laki-laki bermanik rubah itu pun menerimanya, meskipun wajahnya tetap datar.

"Yaudah. Aku ke kelas dulu ya. Daah Jeonginnie. Dahh Jisungie."

"Hm." Balas Jeongin singkat.

"Daahh Seungminnie." Balas Jisung ceria agar Seungmin tidak terlalu kecewa dengan respon Jeongin yang singkat dan datar.

"Lu jahat banget sama dia." Ujar Jisung setelah Seungmin pergi.

"Biarin aja. Dia ganggu banget."

Untung Seungmin sudah pergi.





☆☆☆





Jeongin membuka malas pintu kamarnya ketika mendengar ketokan pelan dari Mamanya.

"Ada apa Ma?" Jeongin bertanya dengan malas karena masih mengantuk. Ini hari Minggu dan sekolah sedang libur.

"Ada Seungmin di depan. Dia nyariin kamu."

Nyawa Jeongin berkumpul seluruhnya.

"Suruh pulang aja, Ma. Bilang Jeongin masih tidur." Pinta Jeongin ke Mamanya.

Mamanya hanya menghela nafas pasrah lalu berbalik meninggalkan kamar putra tunggalnya tersebut.

Seungmin masih setia berdiri di depan rumah Jeongin dengan beberapa paper bag yang berisi makanan.

Seungmin tersenyum cerah dan membungkuk sopan ketika Mama Jeongin kembali mendatanginya. Mama Jeongin tersenyum sendu.

"Maaf ya Seungminnie. Jeonginnya masih tidur. Apa kamu mau menunggu dan masuk dulu?"

Seungmin menggeleng pelan dan kembali tersenyum.

"Tidak apa-apa, Ma. Ini buat Mama sama Jeongin. Aku pamit pulang dulu ya, Ma. Titip salam buat Jeongin dan aku minta maaf udah ganggu Mama pagi-pagi gini. Heheh."

Seungmin memang memanggil Mama Jeongin dengan sebutan Mama. Seungmin dan Jeongin sudah bersahabat dari kecil. Dulu mereka sangat dekat.

Namun karena Seungmin yang mengungkapkan bahwa dia menyukai Jeongin, akhirnya Jeongin berubah. Dia menjadi dingin dan berubah 180 derajat terhadap Seungmin.

Seungmin menatap jendela kamar Jeongin yang ada di lantai dua dengan nanar. Dia sadar kalau Jeongin menghindarinya.

"Maafin aku, Je. Aku gak bisa ngontrol perasaan ini. Maaf, aku mencintaimu."

Lalu Seungmin meninggalkan rumah Jeongin dan menyeberang untuk sampai ke rumahnya. Iya, rumah mereka berseberangan. Mereka tinggal di satu komplek perumahan yang sama.

Jeongin yang berdiri di dekat jendela kamarnya menatap Seungmin yang telah memasuki gerbang rumahnya kembali.

"Maaf. Seharusnya kamu tidak mencintai laki-laki pengecut sepertiku, Seungminnie."







☆☆☆






Seungmin menunggu di depan ruang latihan vocal dengan sabar. Ia duduk di bangku panjang yang ada di sana sambil memainkan ponselnya.

"Jeongin.." Panggil Seungmin ketika Jeongin telah selesai kelas vocal dan berjalan menjauhi ruang latihan vocal tanpa menggubris Seungmin yang duduk di depan ruang latihannya itu.

Jeongin berhenti namun tidak berbalik. Seungmin kini berdiri di hadapan Jeongin dengan senyum manis yang tidak lepas dari wajahnya.

"Sampai kapan kamu hindarin aku?"

Jeongin menatap lekat kedua mata Seungmin yang sudah berkaca-kaca. Tangannya terulur untuk mengusap pipi gembil laki-laki manis di depannya dan menyeka air bening yang jatuh di pipi gembil itu.

"Sudah cukup. Kamu harus berhenti."

Setelah mengucapkan itu, Jeongin pergi meninggalkan Seungmin yang telah menangis sesenggukan. Dadanya begitu sesak, diminta berhenti oleh orang yang dia cintai.





☆☆☆





Jeongin menatap heran teman-temannya yang kini menggunakan pita kuning di lengannya. Tidak terkecuali Jisung yang baru datang dan berjalan melewatinya dengan mata bengkak, seperti habis menangis semalaman.

Jeongin semakin heran.

"Mata lu kenapa? Dan itu, kenapa pada pake pita kuning?"

Jisung berhenti ketika mendengar pertanyaan Jeongin dan membolakan matanya tidak percaya.

"Lu gak tau?!"

Jeongin mengeryit bingung.

"Apa yang gak gue tau?" Tanyanya balik.

Tiba-tiba ada seseorang yang dikenal Jeongin sebagai sohib Seungmin menghampirinya - Lee Felix. Jisung masih diam memerhatikan interaksi Jeongin dan Felix serta menunggu apa yang akan disampaikan lelaki bermarga Lee itu.

"Jeongin ya?" Tanya laki-laki berfreckles itu memastikan.

"Hm."

"Seungmin minta aku nyari kamu. Dia berpesan ini ke aku, lusa kemaren, belum terlalu lama. Katanya 'Jeongin, aku gak bakal ganggu kamu lagi. Aku telah pergi.' Itu pesan terakhir dari Seungmin untuk kamu."

DEG!

Lalu laki-laki berfreckles itu pergi setelahnya. Jeongin masih tidak mengerti dan melirik ke arah Jisung minta penjelasan atas apa yang disampaikan Felix.

"Seungmin lusa kemaren operasi kanker hati stadium akhir. Tapi gak berhasil. Dan kemaren hari pemakamannya. Seluruh orang di sekolah ini tau. Lu sangat keterlaluan jika gak tau hal ini." Sinis Jisung yang kini berjalan memasuki kelas mereka.

DEG!








END

Perahu kertas ku uwu ❤

SHORT STORY - JEONGMIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang