📒 15 ✏ Dilan(da) Bimbang ✏

7.4K 960 139
                                    

Biar aku saja, jangan kamu___________

🍄🍄

ADA yang bertanya, sejauh apakah itu cinta? Sejauh mata memandang untuk mengukur dalamnya hati. Tidak ada yang bisa memahami jika panah asmara telah tertancap di pusara hati yang belum sempat termiliki.

Hanya bisa diam, sementara ingin rasa berpacu dengan waktu untuk bisa saling mengungkapkan kekaguman. Andai mataharipun bersahabat dengan bulan. Tapi tak akan pernah keduanya datang di waktu yang bersamaan bukan?

Harus ada pilihan!

Hafizh harus memastikan Fatia telah menyantap makan siangnya atau belum dengan dia turun ke gerai pakaian. Ternyata matanya membulat saat gadis yang selama ini dia perhatikan itu sedang pontang-panting melayani costumer, alone.

"Hey, where is Widi? Apa dia belum kembali, mengapa kamu tidak memanggilku jika kamu sendiri?"

Fatia hanya tersenyum kemudian mengatakan kalau Widi sedang sholat. Perhatian kecil yang mulai membuat Fatia bergetar. Hafizh membantunya. Menjelaskan beberapa dan mencari barang yang diminta oleh costumer.

Seolah bukan seorang bos. Karena memang Hafizh tidak pernah memakai pakaian formal. Dia lebih menyukai smart casual yang membuatnya nyaman. Itu yang membuatnya lebih terlihat luwes jika bersama dengan para karyawannya.

Lima menit berikutnya Widi bergabung dan Hafizh segera meminta Fatia untuk segera menunaikan kewajibannya.

"Biar aku yang bantu Widi kamu dhuhur dulu." Katanya meminta Fatia untuk meninggalkan tempat.

No need say much until the end of service the costumers.

"Widi sudah maksi?"

"Sudah Bang."

"Ok Boo, let's take our lunch. Follow me now." Kode keras untuk Fatia yang langsung direspon oleh Widi.

Sambil menyenggol lengan sahabatnya, Widi menunjukkan dagu ke arah Hafizh berjalan. Dengan isyarat matanya Fatia langsung mengekor kemana Hafizh menuju. Ditangannya sudah lengkap lunch box yang dia bawa dari rumah pantinya.

Makan di ruangan dengan pintu terbuka, bukan hanya dengan Fatia. Hafizh sering melakukannya juga dengan Indah atau yang lain. Sambil membicarakan masalah pekerjaan atau sharing season atas berbagai macam hal.

"Happy lunch__" ucap Hafizh ketika dia mulai membuka lunch boxnya.

Sesaat melirik, scrambled eggs milik Fatia membuat lidah Hafizh ingin mencicip. Apalagi dengan salad sayur yang baru saja di siram mayo pedas. Sepertinya Hafizh harus menukar lunch boxnya dengan milik Fatia.

"Boo, I wanna yours." Lirih Hafizh mengucapkannya namun tersampai di telinga Fatia 'I wanna you'.

"Haaah?"

"Oke kalau kamu tidak mau, I'll feed you first of mine and after, you have to do the same to me too." Tanpa persetujuan Hafizh langsung menyendokkan nasi dan juga lauknya untuk disuapkan ke mulut Fatia.

Hingga makan keduanya begitu romantis kala Fatia juga melakukan hal yang sama untuk Hafizh. Hidup jadi berwarna bukan?

Berbincang yang cukup membuat Fatia nyaman. Apalagi jika bukan masalah hadiah yang diberikan Hafizh kepadanya. Impiannya sebentar lagi terwujud menjadi mahasiswa guys. Is there anything more interesting than__? in Fatia point of view of course.

"Listen!!" kata Hafizh untuk memulai pembicaraan seriusnya. "Sudah searching universitas mana yang pas?"

"Akk dulu tinggal satu suapan." Perfectly finished!!!, lunch box keduanya sama-sama kosong. Menu di box Fatia telah berpindah ke perut Hafizh dan begitu sebaliknya.

KAULAH KAMUKU [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang