📒 24 ✏ Cinta Takkan Pernah Salah Alamat ✏

10.9K 1.2K 359
                                    

Kelak akan ada seseorang yang akan menerimamu, meskipun engkau menyadari bahwa ada kekurangan yang mungkin tidak semua orang mampu menerimanya_________________

🍄🍄

KETIKA berbicara tentang sebuah cinta yang menanti, sementara cinta sendiri masih terlalu sibuk untuk berputar menuju muaranya. Sebuah kedatangan seperti rembulan yang tiba-tiba menjelma di hadapan mereka. Lalu tersenyum dan membalasnya. Perlukah berpikir, mungkin menanti tidak akan seperih ini jikalau rindu tak berkunjung setiap hari. Terlalu sering mendiami ruang kosong itu. Ruang yang penuh rindu dan penuh dengan infrastruktur rindu.

'Ah, pilunya sungguh terlalu. Dan nyatanya dia tak pernah tahu, bahwa hatiku tak pernah kedatangan tamu. Separuh yang entah, separuh yang tak tahu kapan pulang ke rumah. Hatiku, kau seharusnya tahu, bahwa merindui dan dirindui adalah hak kita bersama. Lalu, kenapa kau enggan berucap rindu walau hanya sekali saja? Bukan berarti aku tak memiliki kecemasan, kau tahu bahwa menanti dalam harapan adalah sebuah ujian ketabahan. Walau terkadang kita merasa Tuhan ternyata punya cerita sendiri yang walau kadang tak gurih, tapi mengental dalam benak selamanya. Fatia aku mencintaimu.'

Suara hati Hafizh jelas bergemuruh sempurna menandakan bahwa dia memang benar-benar menyayangi wanita yang mungkin sangat disayangkan bahwa dia telah menerima pinangan lelaki lain selainnya. Beruntunglah meski pakaiannya sobek, Hafizh masih memakai kaos dalam berlengan hingga bisa membalut badannya.

Selesai melaksanakan sholat maghrib, Hafizh menuju ke ruang keluarga yang di sana sedang duduk Bu Kusdi yang sedang ditanya oleh Ibnu. Sementara Qiyya dan Kania yang duduk berdampingan hanya bisa meneteskan air matanya.

"Saya datang Mas Hafizh dan Mbak Fatia sudah berada di dalam rumah, Mas Hafizh meminta saya untuk mengganti pakaian Mbak Fatia. Itupun sudah tidak berjilbab lagi. Tapi Mbak Fatia nggak mau lepas dari Mas Hafizh dan menarik pakaiannya sehingga sobek. Setelah mengganti pakaian Mbak Fatia saya memang meninggalkannya dan berniat untuk mengambilkan pakaian mungkin bisa dipakai Mas Hafizh sholat. Saya tidak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya sampai dengan keadaan Mbak Fatia yang ditemukan oleh Ibu di dalam kamar mengapa justru tidak memakai pakaian sama sekali." terang Bu Kusdi yang membuat Hafizh ternganga. Jadi Bunda dan Tante Kania menemukan Fatia di dalam kamar sudah tidak mengenakan apapun?

"Saat Ibu tadi meninggalkan rumah, tahu posisi Hafizh dimana?" tanya Ibnu sekali lagi.

"Saya panggil tapi Mas Hafizh tidak menyahut sama sekali." sekali lagi Bu Kusdi mengatakan tentang kebenarannya.

"Baiklah, terimakasih Bu Kusdi boleh pulang biar kami selesaikan." kata Ibnu yang dengan sangat santunnya meminta Bu Kusdi untuk meninggalkan rumahnya.

Hafizh sudah tidak berani berkata apa-apa tapi dia wajib memberi tahu yang sesungguhnya. Saat mata Ibnu, Aftab dan kedua wanita yang bersama mereka menatapnya dia hanya bisa berjalan mendekat sesaat setelah Bu Kusdi meninggalkan rumahnya.

Belum sampai Ibnu bertanya kepalan tangan Aftab kembali menembus dadanya. Amarah dan ego seorang laki-laki yang telah tersentuh sangat dalam.

Hafizh hanya merintih pelan tanpa berniat untuk membalasnya. Mengapa harus dia yang menerima semuanya, seolah dia sang pecundang yang menikam saudara sendiri dengan mengambil sesuatu yang bukan haknya. Tapi dalam pikirannya, setiap orang itu pasti menua hanya menjadi dewasa itu adalah sebuah pilihan. Dan kini Hafizh memilih menjadi seorang yang dewasa, mencoba menyelesaikan masalah tanpa harus membalas perbuatan yang dilakukan oleh Aftab kepadanya.

Buuugggghhhhhh,

"Cukup Kak, memukul Hafizh tidak akan menyelesaikan masalahnya. Hentikan!!!" teriak Kania yang sudah histeris kembali bersama air mata yang menetes.

KAULAH KAMUKU [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang