04. Curiga

444 34 27
                                    

"Baik, tugas yang saya berikan jangan lupa diselesaikan. Saya permisi dulu," ucap Pak Anto. Lalu beliau melangkah ke luar kelas.

Semua mulai membubarkan diri dari kelas, kelas mulai sepi, tinggal tersisa Ran, Athan, dan Rey yang sedang membereskan alat tulisnya.

"Ran, gue duluan ya," ucap Athan dengan senyuman tipis dan berlalu begitu saja. Membuat Ran mengernyit heran.

"Eh, Ran. Sini lo!"

Deg!

Nyali Ran menciut, baru saja ia ingin menghindari orang itu. Namun mungkin keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Orang itu adalah Dina, senior Ran yang terkenal galak dan anti untuk dibantah.

Sekalinya Dina datang ke kelasnya, pasti untuk menyuruh dirinya mengerjakan tugas cewek itu, karena Ran juga terkenal sebagai murid yang pintar di kampusnya.

Ran mendengus sebal. Lalu ia berjalan menghampiri Dina yang sudah berdiri diambang pintu dengan setumpukan buku yang berada di genggaman tangannya. "Apa, Kak?"

"Kerjain tugas gue!" Dina menyodorkan setumpukan buku itu pada Ran, Ran menatapnya datar. Dirinya sudah lelah disuruh mengerjakan tugas Dina, terlebih lagi tugasnya sedang banyak sekarang.

"Maaf, Kak, tugas gue lagi banyak banget," tolak Ran masih dengan tutur sopan.

Dina memutar bola matanya. "Gak ada penolakan, cepet ambil!" cewek itu kembali menyodorkan bukunya, melihat Ran hanya menatap buku itu tanpa berniat mengambilnya, membuat Dina berdecak sebal.

"Lo budek? Cepetan ambil, terus kerjain!" tegas Dina sekali lagi.

"Maaf, lo punya tangan kan?" Rey berjalan mendekat. "Kalo punya, kerjain tugas lo sendiri! Dia juga punya tugas yang harus dikerjain," sambung Rey, ia menatap Dina tidak suka.

Dina mengangkat sebelah alisnya. "Lo siapa, hah?"

"Gue siapanya dia, juga bukan urusan lo," ucap Rey enteng.

Dina mendengus. Dengan santai Rey merangkul Ran dan melangkah pergi dari kelas.

Dina meratapi punggung keduanya yang mulai menjauh, lalu mengambil ponsel-nya yang berada disaku celana. Ia menekan salah satu nomer yang berada dikontaknya.

"Kayaknya lo harus turun tangan deh..."

🌧🌧🌧

"M-makasih," ucap Ran, lalu duduk di kursi yang sudah disediakan didekat area kampus.

"Santai, oh, ya. Sori buat yang tadi," balas Rey, ia menatap iris mata abu-abu gadis yang sering membuatnya déjà vu itu.

"Iya, gue ke perpustakaan dulu ya?" Ran bangkit dari duduknya.

Rey mengernyit heran. "Gak makan dulu?"

"Enggak, gue duluan Rey." Ran tersenyum tipis, lalu melangkah pergi.

Rey terdiam, sambil menatap punggung Ran yang semakin menjauh.

"Lo apaan sih, Rey? Sok jadi pahlawan kesiangan banget," ucap Rey sambil tesenyum geli.

🌧🌧🌧

Ran berjalan santai menuju perpustakaan, dirinya merasa ada yang janggal, ia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Namun, Ran cepat-cepat menepis pikiran buruknya itu.

"Hello, Kirana. Long time not see..."

Deg!

Suara itu menginterupsi langkah Ran untuk berhenti, ia mendengar suara gadis yang sangat familiar di telinganya, sudah lama ia tidak mendengar suara itu. Namun sekarang, suara gadis itu terdengar horor baginya.

Love for Me (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang