Tujuh tahun yang lalu.
"Habis ini pelajaran apa, sih?" tanya seorang gadis berambut hitam yang menghadap ke meja di belakangnya.
"Matematika kalau nggak salah," jawab lelaki berambut jambul tersebut, lalu mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tasnya.
"Rey, gue lupa kerjain PR lagi! Gimana dong?" Gadis itu menepuk jidatnya ketika teringat belum mengerjakan PR yang diberikan oleh guru beberapa hari lalu.
"Lo pinjem punya gue aja, Dys." Lelaki yang dipanggil Rey itu menyodorkan buku tulisnya.
Gladys menerima buku itu dengan senang hati, lalu berucap, "Makasih, Rey!"
Rey mengangguk, kemudian kehadiran Bu Sandra yang tiba-tiba membuat suasana kelas seketika menjadi sunyi.
"Halo, Anak-anak!" sapa Bu Sandra dengan ramah.
"Halo, Bu!"
"Pagi ini ibu akan memperkenalkan murid baru, tapi murid ini spesial karena dia bukan berasal dari negara kita," ucap Bu Sandra. Setelah itu, mulai terdengar bisik-bisik dari para siswa yang penasaran dengan murid baru tersebut.
Sedangkan Gladys hanya diam sambil sesekali menyalin PR matematikanya. Ia terlihat tidak tertarik dengan apa yang sedang dibicarakan.
"Mari, Nak. Silakan masuk." Bu Sandra memanggil murid itu, lalu seorang gadis cantik berambut pirang melangkah ke dalam kelas.
"Perkenalkan namamu," pinta beliau.
"Hello, guys. My name is Kirana, you can call me Ran."
Gladys mendongak ke arah murid baru yang bernama Ran itu, lalu kembali menulis. Tidak lama kemudian, Bu Sandra menyuruh Ran untuk duduk di sebelahnya. Sudah Gladys duga karena kursi di sampingnya kosong.
"Gue Gladys," ujar gadis itu sambil mengulurkan tangan.
Ran menatap uluran tangan Gladys, lalu menjabatnya. "I'm Ran, nice to meet you."
Gladys tersenyum, kemudian kembali pada aktivitasnya tadi. Samar-samar Gladys mendengar obrolan Rey dan Ran. Ia melirik mereka dengan sudut matanya. Gladys senang melihat Rey menyapa orang baru sambil menunjukkan wajah ceria. Namun, ada sesuatu yang mengganjal hatinya.
🌧🌧🌧
Beberapa bulan berlalu setelah Ran masuk ke kelas ini. Mungkin banyak perubahan yang terjadi pada hidup Ran selama di sini, begitu juga dengan Gladys. Belakangan ini Gladys merasa banyak hal yang berubah.
Tiga hari lalu Ran sudah pindah ke belakang mejanya sebab bertukar kursi dengan Rey. Gladys merasa sangat senang karena ia bisa duduk bersama lelaki itu. Namun, melihat Rey dan Ran semakin akrab membuatnya sedikit iri.
Jujur saja, Gladys menyukai Rey sejak mereka pertama kali bertemu. Tetapi, ia tidak pernah berani untuk mengungkapkan karena Rey memiliki kekasih.
Bel istirahat baru saja berbunyi. Gladys bangkit dari kursi dan menghampiri meja teman-temannya yang ada di barisan belakang.
"Ke kantin, yuk. Gue laper nih," ucap Gladys pada teman-temannya yang sedang asyik mengobrol.
Mereka menoleh ke arah Gladys, kemudian kembali mengobrol seolah Gladys tidak mengatakan apa-apa barusan.
Dahi Gladys mengerut melihat sikap para temannya yang agak aneh. Setelah itu, salah satu dari mereka berbicara.
"Ran, ke kantin, yuk!" seru gadis itu pada Ran yang tengah membaca buku pelajaran.
Gladys terperangah melihat itu. Mereka mengajak Ran, tapi mengapa mereka mengabaikannya seperti tadi?
Ran menggangguk dan berjalan ke arah meja ini. "Ayo, aku udah laper."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love for Me (TAMAT)
Genç Kurgu"I'm still waiting you." Apa Tuhan sengaja mempertemukan kita dalam keadaan yang berbeda? Entah untuk menghapus rasa atau menambah luka. Bagiku itu sama saja. Terus menunggu kamu kembali tanpa lelah dan terbayar dengan rasa sakit yang luar biasa. ...