Bagian 3

4.2K 585 31
                                    

Jaejoong terus menatap apa yang ia lihat pada layar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaejoong terus menatap apa yang ia lihat pada layar. Ia tak mampu berkata-kata lagi saat ini. Memang ada nyawa yang tumbuh dalam perutnya saat ini.

"Itu? Anakku?" Tanya Yunho senang, Jaejoong melirik Yunho sekilas. Sang dokter pun mengangguk.

"Anak-anak anda lebih tepatnya tuan. Janinnya kembar, perkembangannya cukup sehat. Sepertinya karena orangtua mereka sangat menyayangi mereka sehingga mereka sangat sehat." Yunho mengangguk semangat, ia sangat senang. Ia memang sangat menyayangi anak-anaknya. Jaejoong masih menatap layar tersebut, ia tersenyum lembut melihatnya.

"Hei, mengapa aku luluh melihat kalian? Ini sungguh tidak adil." Gumam Jaejoong dalam hatinya. Yunho tak hentinya menatap layar tersebut, bahkan ia mengusap lembut tangan Jaejoong. Apakah sesenang itu? Pikir Jaejoong

Tak butuh waktu lama, keduanya pun keluar dari ruangan tersebut. Yunho segera mengambil beberapa vitamin yang dokter anjurkan. Ia sangat senang melihat anak-anaknya, bahkan ia tak pedulikan rasa lelah atau sakit yang terkadang mengganggunya.

Jaejoong mengusap lembut perutnya ketika Yunho tak ada disampingnya.

"Dia senang sekali melihat kalian." Ujar Jaejoong, tetapi sentuhan itu begitu lembut, bahkan ini pertama kalinya Jaejoong mengusap lembut perutnya, bahkan ia pun berharap akan anak-anaknya yang baik-baik saja.

Jaejoong menghela nafasnya, ia pun menunggu Yunho sampai Yunho kembali membawa vitamin yang dokter resepkan. Sebenarnya ia cukup merasa bersalah kepada Yunho telah menggunakan uang untuk membeli snack, bahkan Yunho harus membobol tabungan yang ia persiapkan untuk persalinan Jaejoong. Jaejoong tahu akan uang tersebut. Yunho menjual mobil mewah miliknya dan membeli rumah kecil, sementara sisanya ia tabungkan. Sebenarnya penjualan mobil tersebut terhitung murah karena Yunho menjualnya karena butuh, tetapi Yunho tak ambil pusing, baginya cukup membeli rumah dan tabungan persalinan Jaejoong kelak, itu sudah sangat cukup.

...

"Jihoon-ah, ada hal yang perlu aku bicarakan denganmu." Ujar Nyonya Jung, bahkan ia mengepalkan tangannya akan kekecewaannya.

"Bicara saja, aku tidak banyak waktu. Aku harus pergi lagi."

"Kau menyuruh seluruh perusahaan di Korea menutup kesempatan Yunho bekerja? Apa kau gila? Ia akan hidup sengsara." Tuan Jung hanya menghela nafas. Ia terlihat malas akan pembahasan ini. Bahkan berkali-kali ia membantah akan diri Yunho.

"Aku tahu anak itu akan menggunakan namaku agar mudah mendapatkan pekerjaan, jadi lebih baik sebelum terjadi hal buruk, aku mencegahnya."

"Buruk katamu? Apa tidak ada sedikit saja hatimu bergetar? Entah aku tidak tahu mengapa kau ragukan Yunho dan menganggap Yunho anakku dan Tae pyung."

"Berhenti membahas nama orang itu. Kau tahu? Kau menyebut Yunho saja aku muak, apalagi kau menyebut mantanmu itu!" Marah Tuan Jung, Nyonya Jung pun terdiam dan mengangguk paham.

Love Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang