Bagian 4

4.3K 607 24
                                    

Setelah kejadian malam itu, hubungan Yunho dan Jaejoong pun berjalan cukup baik walau Jaejoong sendiri masih terkadang sering bersikap acuh kepada Yunho. Setidaknya ia mau merawat Yunho dikala demam Yunho datang, ia mau membuat makanan untuk Yunho dan menerima apa yang Yunho berikan, yah walau Jaejoong melakukannya masih bersamaan dengan ocehan pada mulutnya.

3 bulan berlalu dengan sangat cepat, usia kandungan Jaejoong pun memasuki usia 5 bulan. Cepat terasa, dengan begitu dengan cepat pula ia harus merelakan kebersamaannya dengan Jaejoong nantinya. Ia akan memenuhi janjinya untuk pergi menjauh dari Jaejoong setelah anak-anaknya lahir.

Selama 2 bulan ini Yunho bekerja di sebuah bengkel bersama dengan Joo won. Setelah bangunan tersebut selesai, Yunho hanya mampu bingung ia bekerja dimana, tak ada perusahaan yang dapat menerimanya.

"Setelah ini kau kemana hyung?" Yunho hanya mengangkat kedua bahunya.

"Entahlah."

"Mengapa kau tidak melamar pekerjaan normal saja di perusahaan terbaik. Kau bukannya lulusan Seoul National University?" Yunho hanya dapat tersenyum, ia beranjak dari duduknya dan menepuk bahu Joo won.

"Aku tidak bisa melakukannya. Sebaiknya aku pergi. Istriku telah menunggu, masalah pekerjaan, aku akan terus mencarinya." Joo won terdiam sesaat, tetapi sebelum Yunho melangkah menjauh, ia pun berteriak.

"Hyung! Kau mengerti otomotif?" Ujarnya. Yunho kembali membalikan tubuhnya, ia melihat wajah sumeringah Joo won. Joo won kembali mendekati Yunho.

"Pamanku mempunyai bengkel. Kemarin aku bilang akan datang dan bekerja disana, bagaimana jika kau ikut denganku?" Yunho pun segera mengangguk. Ia tak peduli apapun pekerjaannya saat ini. Baginya dapat menghidupi Jaejoong dan kedua calon anaknya sudah cukup.

Yunho memeluk tubuh Jaejoong dari belakang, Jaejoong sendiri tidak menolaknya, karena percuma menolak dan memberontak, Yunho tak akan menghiraukannya dan semakin menempel seperti lintah saja, bagi Jaejoong.

"Jika kau terus menempel seperti ini, kau akan terlambat bekerja. Aku tidak ingin mendengar gajimu di potong karena pemalas." Yunho hanya terkekeh, ia pun melepaskan pelukan tersebut.

"Mereka tak sejahat itu Jae. KangIn Ahjussi sangat baik, ia menganggapku sama saja seperti Joo won, jadi tenang saja." Jaejoong menatap tajam Yunho dan melipat kedua tangannya diatas perutnya yang sudah cukup besar.

"Wow apa ini Jung Yunho sesungguhnya? Mengandalkan kesempatan untuk bermalas-malasan? Apa kau dulu seperti ini? Mengandalkan orangtuamu untuk mendapat apa keinginanmu?" Yunho terkekeh. Ia menyentil lembut hidung Jaejoong.

"Pagi-pagi kau mengoceh terus, kasian mereka mendengarnya." Ujar Yunho mengusap perut Jaejoong. Jaejoong hanya menatap malas Yunho, selalu mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak akan memanfaatkan kebaikan seseorang Jae, tak perlu cemas." Ujar Yunho tersenyum, Jaejoong melihat senyuman tersebut dan membuat jantungnya berdegup sangat cepat, sesegera mungkin ia menyingkirkan tangan Yunho dan kembali melanjutkan aktivitas memasak untuk menghindari kontak dengan Yunho, ia tak ingin Yunho tahu wajahnya memerah saat ini.

Sementara itu Yunho hanya miris, Jaejoong belum mampu menerimanya. Mungkin ini kesalahpahaman, tetapi bukannya jika dalam kondisi situasi seperti Yunho, kita pun beranggapan sama?

Yunho pun segera memasuki kamar mandi, sementara itu Jaejoong menghentikan tangannya dalam memotong sayuran saat ia tahu Yunho sudah pergi. Jaejoong merasa panas karena ia benar-benar melihat wajah tampan Yunho sangat dekat. Pantas saja Yunho menjadi idola, dia tampan, kaya dan pintar. Hahhh Jaejoong harus berusaha melupakan wajah Yunho.

Love Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang