- BAGIAN SATU -

9.4K 992 30
                                    

Sebelum baca vote dulu🌚
Kalau gak vote agu sumpahin dicipok jeka nih🌚
Yee kalau kek gini mana ada yang mau vote🌚

Okeh selamat membaca sobat bringas ku🌚
-
-
-

Jimin sedikit cemberut ketika mengantarku pulang dengan mobilnya, dan hal itu malah membuatnya terlihat lucu. Dasar Park Jimin, terkadang ia bisa begitu menggemaskan tapi ada suatu waktu dimana ia menjadi bringas seakan-akan ingin menerkamku sajaㅡdia sungguh sexy, dengan huruf kapital SEXY.

“Sampai kapan kau akan terus mendiamkanku. Hm?” Tanyaku, aku meraih sebelah tangannya yang berada di atas paha padatnya.

“Kau tak pernah bilang padaku bahwa kau memiliki mantan kekasih setampan dia Ji.” Ujarnya tanpa menoleh sedikitpun padaku, tetap fokus kearah jalan.

Salahkan saja Jungkook, siapa suruh dengan beraninya datang ke Jimin dan menyalaminya kemudian mengaku sebagai mantan kekasihku. Ditambah tangan kurang ajarnya yang menepuk-nepuk bahuku, mungkin hal ini yang membuat Jimin panas.

Satu hal yang kusyukuri, dia tak mengaku sebagai ‘mantan suami’ ku.

“Kenapa? Kau suka padanya?” Godaku, yang sukses membuat Jimin menoleh padaku dengan mata yang ia usahakan melotot. “Kau gila, ya?” Ia menekan suaranya agar tak memekik. “Aku hanya takut kau berpaling dariku.”

Aku menghela nafas, “Bagiku Park Jimin jauh lebih tampan, lebih imut, dan lebih sexy darinya. Aku sangat bodoh jika meninggalkanmu demi Jungkook.” Aku berkata jujur, meski aku juga tak bisa bohong bahwa sekarang Jungkook hampir menyamai Jimin.

Dapat ku dengar Jimin terkekeh karena ucapanku, untunglah dia sudah tak marah lagi.

“Dan hey! Bukannya aku yang harus takut kau berpaling dariku? Kau itu seorang Park Jimin, idola universitas, digilai banyak wanita.” Aku melepaskan genggamanku darinya kemudian menyilangkan tangan di depan dada.

Seakan men-copy paste kalimatku ia berkata, “Bagiku Shin Jieun jauh lebih cantik, lebih imut, dan lebih sexy dari semua wanita di dunia ini.” Yang sukses membuatku mengulum senyum dengan pipi yang merona.

“Terlebih jika nanti kau mendesah di bawahku.” Lanjutnya yang segera ku hadiahi cubitan kecil pada perutnya.

“Jangan memancingku, Ji.” Suaranya berubah serak.

“Siapa yang memancingmu?” Aku menatapnya polos.

“Kau mencubit area perutku terlalu bawah dan sialnya itu tiba-tiba membuatku turn on.” Balasnya santai.

Tuh kan Jimin yang bringas muncul lagi!

“Dasar lemah syahwat!” Ejekku.

“Dasar rata!” Ia balas mengejek.

Aku menggigit bibirku kesal, dan rupanya aku mengambil keputusan yang salah karena setelahnya Jimin langsung membelokkan mobilnya pada suatu gang sepi.

Tanpa babibu ia melepaskan sabuk pengamannya, memajukan badannya padaku dan meraup bibirku cepat. Menghisap, menggigit, membuatku membuka mulut dan langsung disambut oleh lidah panasnya. Aku terengah-engah mengharap oksigen, Jimin menarik kepalanya memutuskan benang saliva di antara kami tanpa aku sempat membalas.

MY LOVELY EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang