Chapter 33-CURSE Pt.1

280 20 0
                                        

Maapinnn semalem nggak apdet. Author...hm ketiduran ><

hm ketiduran ><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalian bertiga mukanya tegang banget ><

.

.

Ah yes! Kalian udah mampir ke lapak "PRINCE V" Belom?? Special Series yang tercetus akibat kegabutan dan ketidakrelaan author pisah sama VElle couple.haha!

Aku harap kalian yang udah baca, suka sama Special Series itu. Bab terbarunya udah terbit dan FYI di bab pertama itu aku nampilin part yang sebelumnya nggak ada di BST tentang VElle >< So check it now!

.

Eh jangan sekarang juga.. Sekarang waktunya read Chapter ini.

Ada siapa yaa hari ini TT

.

.

-Suga

Selama berhari-hari tidak ada interaksi antara aku dan Haana. Pertemuan kami di ruang makan benar-benar hampa. Aku dalam kondisi tidak tau harus bicara apa, dan mungkin dia juga dalam kondisi yang sama. Namun aku diam-diam mengamati kondisinya. Sejak kejadian mengejutkan malam itu, malam dia diantar pulang oleh Jimin, kondisi Haana berangsur membaik. Justru amat sangat baik di luar dugaan dan ketakutanku. Dia beraktifitas seperti baisanya di kastil, membaca buku, mengobrol dengan Nara, sesekali kubiarkan untuk ikut Hope ke arena berkuda.

Satu kali pun sejak malam itu dia tidak mengungkit tentang Jimin, Ibu kandungnya, DNA, atau apapun itu yang akhir-akhir ini terkuak. Bagiku dia terlalu 'diam'. Di sisi lain aku bersyukur dia tidak membawa urusan rumit ini berlarut-larut, namun di sisi lain aku juga sangat cemas dengan ke'normal'annya. Dia terlalu normal, terlalu baik-baiks aja, terlalu ceria. Ya, bukan berarti aku mau melihatnya terpuruk, hanya saja aku melihatnya kini seperti sebuah bom waktu.

"Suga..." Nara menyentuh pundakku.

Lamunanku berakhir meski mata ini masih jauh mengamati Haana yang tertawa riang berdua Hope di taman. Nara mengambil tempat di sampingku, lalu mengikuti arah pandangku.

"Kau tau kalau kalian perlu bicara berdua," ucapnya.

Aku menutup buku di pangkuan. Masih menjatuhkan pandanganku pada tawa renyah adikku.

"Apa dia ada cerita sesuatu padamu?"

"Tidak," jawab Nara, "beberapa kali aku sengaja mengungkit, tapi dia dengan pandainya mengalihkan pembicaraan."

Nara menyentuh tanganku, membuatku menoleh padanya dan terperangkap pada mata yang berhari-hari ini tidak terlalu kuperhatikan.

"Ada apa?" tanyaku lembut.

BST #UNIVERSEOFTRANQUILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang