Witches

2K 65 3
                                    

Annyeong...
Annyeong...



Hello gaes !!!!!

Arie update Oneshoot Random
Chapter 3 !!!








Genre : ...... Magic maybe and sedikit Fantasy (wkwkwk...)
Chara : NoRenMin




Nb: Arie mau tanya kalo ad 18+ nya kalian mau gak ? :v wkwkwk...














Happy Reading :3

Penyihir..
Zaman dahulu penyihir adalah hal yang tabu dan dianggap kutukan bagi masyarakat. Mereka dianggap pemilik kekuatan setan, dan keberadaan mereka adalah ancaman.
Zaman dahulu pula, mereka dibinasakan dengan kejam. Dan para penyihir bersembunyi dimanapun bagi mereja, tempat yang aman.

Lalu ??

Zaman sekarang ?
Di zaman modern seperti ini banyak  yang menganggap hal itu adalah mitos, dusta dan.... Lain -lain. Apakah kalian termasuk yang percaya ? Atau hanya menganggap mitos ??

Aku ?
:3 Arie diantara percaya dan tidak percaya...

So jangan tanya aku lagi ya...
Ok Lanjut !!
Tadi cuma pemanasan gaes... :v

Sekarang topiknya.. :3

"Ayolah Renjun.. Tidak kah kau percaya hal itu ?" tanya pemuda di depannya yang memegang buku tebal.
"Uh.. Haechan, sudah beberapa kali aku bilang, aku tidak mempercayainya.. Bagaimana pula mau mempercayai hal itu" ujar Renjun.
"Sedikit saja ? Kau tidak percaya ?" Renjun menggeleng. Haechan diam.
"sedikit saja.. Kau harus percaya setidaknya" Renjun menggeleng lagi. Haechan cemberut.
"Kau sendiri ? Percaya begitu saja dengan dongeng itu ?!" tanya Renjun.
"Aku diantara percaya dan tidak percaya" ujar Haechan sambil nyengir. Renjun menatap tajam sahabatnya itu.
"Lihatlah.. Kau saja bahkan tidak percaya" ujar Renjun. Haechan terkekeh.
"Hehehe.. Kan aku hanya bertanya padamu saja, oh iya Camping besok kau ikut' kan ??" Renjun mengangguk. Haechan bersorak. Renjun menatap langit yang menghitam di atas mereka.

Semoga akan baik- baik saja..

Besoknya...

"Renjun.... Temanin ke sana ! Ke air terjun..!" ajak Haechan. Renjun pasrah saja ditarik oleh sahabatnya itu. Karena tempat mereka Camping di dekat air terjun. Mereka sudah izin dengan guru pembimbing dan segera menuju air terjun.
"Renjun.. Kira- kira di atas sana ada apa ya ?" tanya Haechan yang menunjuk ke puncak air terjun. Renjun hanya mengangkat bahunya. Haechan tersenyum usil.
"Katanya di buku, Ada beberapa penyihir yang tinggal di dekat air terjun" Renjun sudah menduga nya.
"Ayolah, Haechan.. Itu hanya mitos !" ujar Renjun. Haechan tidak mendengarkan Renjun dan tetap menarik Renjun.

Mereka akhirnya sampai di puncak. Haechan mencari kesana kemari. Renjun memutar bola mata nya malas.
"Sudah kubilang.. Disini tidak ada ap-"

SRAK! SRAK! SRAK!

Maupun Haechan atau Renjun terdiam. Semak- semak di dekat mereka bergerak padahal tidak ada angin. Haechan bersembunyi di belakang Renjun.

"Siapa disana ?!" tanya Renjun memberanikan dirinya.

Hening.

"Siapa disana ?! Aku tahu ada seseorang disini.. Ah dua orang tepatnya" ujar Renjun. Seseorang berjalan keluar dari semak semak. Renjun maupun Haechan hanya diam.
"Siapa kau ?" tanya Renjun.
"Aku ? Aku Na Jaemin.. Kau sendiri siapa ?! Kenapa ada di wilayahku ?" Dahu Renjun mengeryit.

Wilayah ??
Kau pikir kau ini Tarzan hm ??

Sayangnya pakaian Jaemin bukan menunjukkan dia adalah Tarzan, malah terlihat normal- normal saja. Renjun dan Haechan saling bertatapan bingung.
"Renjun, kita harus mencurigainya.. Dia membawa tongkat kecil panjang" bisik Haechan.
"Kau penyihir ya ?" tanya Haechan. Renjun segera menyikut perut sahabatnya itu.
"Aku penyihir.. ? Iya memang aku penyihir kok" ujar Jaemin.

Duh, dia polos atau bodoh..
Kenapa malah memberitahu identitas sebenarnya ??

Itu batin Renjun. Angin menerpa mereka kencang. Senyum Jaemin terkembang.
"Jeno..." setelah Jaemin menyebutkan nama itu, muncul seseorang dari belakang pohon.
"Siapa kalian ?? Kenapa bisa ada di sini ??" tanya Jeno. Renjun lelah.
"Kalian pasti penyihir.. Aku yakin sekali" ujar Haechan. Hening sesaat.
"Kalau iya kenapa ? Kami memang penyihir" ujar Jaemin. Jeno memukul kepala Jaemin.
"Hei.. Jangan asal memberitahu, Jaemin bodoh !!"
"Kenapa kau menyebutku bodoh ??" tanya Jaemin
"Itu karena kau memberitahu mereka, identitas asli kita" Jaemin nyengir. Jeno menghela napasnya, lalu menatap Haechan dan Renjun. Hidungnya mencium bau manis. Dan itu berasal dari Renjun.
"Kau.. Penyihir juga ya ?!" tanya Jeno sambil menunjuk Renjun.
"Aku ?! Aku saja tidak mempercayai itu, kenapa kau tiba- tiba menuduhku penyihir" ujar Renjun. Jaemin yang juga mencium bau manis itu, mendekati Renjun.
"Baumu seperti Penyihir.. Dari.." Renjun mendorong jauh Jaemin, lalu menarik tangan Haechan.
"Ayo, Haechan.. Mereka sangat aneh" ujar Renjun. Jeno dan Jaemin saling bertatapan.

"Kau mencium baunya juga.." seru Jeno. Jaemin mengangguk.
"Tidakkah dia terlihat tidak asing" ujar Jaemin. Mereka saling bertatapan, lalu menatap punggung Renjun dan Haechan menjauh.

-
Di dalam Tenda.. Renjun terbangun karena mendengar suara gaduh dari luar. Renjun menatap Haechan yang masih tertidur pulas, lalu segera beranjak keluar dari Tenda.

Renjun menatap tidak percaya apa yang ada di depannya. Seluruh Kamp hancur dan beberapa orang terbaring di tanah, mungkin pingsan.

"Apa mau kalian ?!" tanya Renjun. Jeno dan Jaemin muncul sambil tersenyum penuh misterius.
"Gampang.. Kami tahu identitasmu yang sebenarnya" sahut Jaemin.
"Dan kami hanya menginginkan satu, kau bergabung dengan kami atau seluruh teman- temanmu akan kena akibatnya.." Renjun menghela napasnya, dia ingin menolak, tapi teman- temannya termasuk Haechan menjadi taruhannya.
"Jelaskan padaku mengapa kalian mengincarku ?!" tanya Renjun.
"Kau, Huang Renjun, kan.. Penyihir yang hilang selama 3000 Tahun" ujar Jeno. Renjun tersenyum tipis.
"Tidak kusangka.. Kalian mengenaliku, kukira aura sihirku sudah berhasil ku sembunyikan" ujar Renjun. Jeno maupun Jaemin bisa merasakan aura sihir yang kuat, bahkan melebihi mereka.
"Hati- hati, Jaemin.. Kita tidak tahu kekuatan macam apa yang dia punya" ujar Jeno. Renjun menghela napas, lalu membaca mantra. Mereka menghilang dari tempat Kamp.

Jeno dan Jaemin menatap tidak percaya, apa yang mereka lihat.
"Kita.. Dimana ?!" tanya Jaemin. Jeno menggaruk tengkuknya.
"Kupikir kalian sudah lupa tentangku.." ujar Renjun.
"Jaemin yang lupa, sayang.. Maaf ya.." Jeno mendekati Renjun dan memeluk pemuda itu dengan penuh kasih. Renjun hanya terkekeh, di pelukan Jeno. Dia menatap Jaemin yang masih bingung.
"Aku lupa.. Jaemin kan ingatannya sudah kukunci" ujar Renjun, lalu menjentikkan jarinya. Jaemin yang diam, kini menatap Renjun dan Jeno yang berpelukan. Dia segera berlari mendekati Renjun, tak lupa mendorong Jeno.
"Huee.. Nana kangen Injun, kenapa sih Renjun mesti pergi" Jaemin memeluk Renjun erat. Renjun hanya terkekeh.
"Maaf.." serunya. Jeno memeluk Renjun dari belakang. Mereka saling berpelukan.
"Kan aku kabur juga karena kalian melupakan aku ..." sahut Renjun.

END !!!!






GAJE GAK ?!
GAJE YA.. WKWKWKWK...

Iya, Maafin Arie ya...
Gak tahu kenapa Arie gak mood apa aja 😣😣😣

Huhuhuhuhu...
Arie tuh bingung, bad mood ntah kenapa
Adakah kalian yang tahu Arie kenapa serba gak mood ??




Salam Kembar..
N.A



Jangan lupa klik bintang yaaa....

🆁𝗮𝗻𝗱𝗼𝗺 🅞𝗻𝗲𝘀𝗵𝗼𝗼𝘁 (𝐁𝐱𝐁) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang