e m p a t

1.2K 66 10
                                    


Harum masakan Sohwa memenuhi setiap sudut dapur. Kenan menghirup dalam-dalam harum masakan yang sudah lama tidak tercium di dapurnya ini.

"Wahh, gak sabar mau makan" Kenan mencuil udang goreng tepung yang baru saja matang.

"Aww panas!!" Teriaknya dan langsung melempar kembali udang itu kedalam piring.

"Sukurin" cerca Sohwa yang masih sibuk mengaduk entah apa di dalam panci.

"Kenapa gak bilang kalau masih panas?" Kenan meniupi jemarinya yang memerah.

"Kamu gak nanya"

"Kan bisa bilangin"

Sohwa tidak menyahut. Ia hanya sibuk mengaduk masakan nya.

"Pink, aku punya tebak-tebakan" Kenan melihat punggung Sohwa yang membelakanginya.

"Tebak-tebakan kamu tuh pasti gak nyambung. Aku malas jawabnya" Sohwa berbalik menatap Kenan yang tampak cemberut.

"Kali ini pasti nyambung" sergah lelaki itu.

"Apa?"

"ikan ikan apa yang cantik?"

Sohwa berpikir beberapa saat.

"Ikan... gak tau" Sohwa mengedikan bahu, perempuan itu tidak menemukan jawaban yang pas. Karena memang tebak-tebakan Kenan tidak pernah memiliki jawaban yang masuk akal.

"Kamu" Kenan tersenyum.

Sohwa memutar bola mata malas.
Sudah ia duga, Kenan hanya ingin gombal tapi tidak tahu caranya.

"Dih, emang aku ikan?" Sohwa kembali mengaduk masakannya, tidak tertarik untuk melihat Kenan.

"Bukan. Tapi kamu cantik"

"Kamu kalau mau gombal mending belajar dulu sana!"

"Aku gak gombal, kamu emang beneran cantik"

"Yaudah"

"Kok Yaudah?" Kenan menghampiri Sohwa yang sedang memindahkan isi panci kedalam mangkuk.

"Terus apa?" Sohwa menatap Kenan.

"Kapan kamu mau kembali ke rumah ini?"

"Aww! Panas!!" Kenan memekik kaget saat isi panci mengenai tangan nya. Lelaki itu mengibas-ngibas tanganya yang terasa perih.

"Aduh, eh maaf maaf" Sohwa segera meletakkan panci kembali ke atas kompor.

"Aduh maaf ya" Sohwa meniupi jemari Kenan yang terkena sayur panas.
Pertanyaan Kenan tadi membuat Sohwa terkejut dan gagal fokus, akhirnya ia malah menumpahkan isi panci yang baru matang ke tangan Kenan.

"Aduh" Kenan mengaduh pilu.
"Harus di operasi nih" katanya dramatis.

"Dih lebay" Sohwa mendorong pelan dada Kenan dan hanya dibalas kekehan oleh lelaki itu.

Rasa perih di tangan Kenan, tidaklah sebanding dengan rasa perih hatinya saat melihat Sohwa kesayangannya menderita.

Kenan akan melakukan apapun, untuk membuat Sohwa kembali bahagia dan berhenti dari depresinya.

***

Tangan perempuan itu teulur untuk mengusap lembut batu nisan bertuliskan
"Alveinozayn Saputra" bin "Farhan Saputra"

Kemudian ia menaburkan bunga diatas gundukan tanah itu secara merata. Matanya memejam, menahan air mata yang ingin segera lolos. Doa tak lupa ia panjatkan untuk orang yang berada didalam tanah sana, orang yang paling dia sayangi dan tidak akan pernah bisa ia sentuh lagi.

SORELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang