t i g a b e l a s

1.1K 78 31
                                    


Karena tidak tahan dengan kebingungan, akhirnya Sajidah menceritakan tentang keanehan Ervan tadi siang, pada Ninda.

"Dari awal juga gue udah curiga sama dia, Jid," komentar Ninda.

Sajidah terdiam, berusaha berpikir lebih jernih dengan logika nya. Apa benar Ervan adalah pelaku yang telah membuat rem mobil Zayn blong? Jadi, Ervan yang sudah menyebabkan kecelakaan itu terjadi pada Zayn dan Sohwa?

"Dia juga udah ngungkapin perasaan nya ke gue, Nin." Akuh Sajidah.

"Tuh kan! Dia itu cinta mati sama lo, makanya dia nggak rela lihat lo nikah sama Zayn."

"Apa dia beneran senekat itu?" Sajidah menatap Ninda ragu.

"Manusia bisa berubah jadi menyeramkan, kapan pun mereka mau Jid." Ujar Ninda sambil sesekali menyesap cappuccino nya.

Sajidah mengangguk kecil membenarkan ucapan Ninda barusan. Perempuan itu kembali terdiam, memikirkan semuanya untuk menemukan kebenaran.

****

Sohwa tidak bisa fokus menyelesaikan desainnya karena ponsel perempuan itu terus berdering menandakan masuknya sebuah panggilan.

Sohwa yang kesal akhirnya mengangkat panggilan yang sudah kesekian kali itu. Sebuah nomor tidak dikenal tertera di layar ponselnya.

"Halo?" Ucap Sohwa setelah menekan tombol hijau.

Tut..

Panggilan terputus begitu saja.

Sohwa berdecak, siapa orang kurang kerjaan yang sudah menjahilinya?

Perempuan itu akan kembali menyelesaikan desainnya kalau saja tidak ada sebuah pesan masuk.

Aku tunggu di depan rumah nenek.

Kenan.

Kening Sohwa mengernyit heran. Untuk apa Kenan datang ke Dumai? Dan sekarang sudah pukul sebelas malam, apa tidak bisa berkunjung besok saja?

Sohwa yang merasa janggal mencoba untuk menelfon nomor lama mantan suaminya, tetapi nomor itu tidak aktif. Jadi, Kenan benar-benar mengganti nomor ponselnya?

Akhirnya perempuan itu meraih cardigan yang tergeletak di atas ranjang dan segera bersiap keluar tanpa rasa curiga sedikitpun.

****

"Ken..?" Sohwa berteriak kecil di depan teras.

Keadaan di sekitar terlihat sangat sepi karena ini sudah malam, terlebih rumah nenek Sohwa berada di tengah desa yang tidak terlalu ramai penduduk.

"Kenan?" Sohwa semakin melangkah maju menuju halaman untuk mencari lelaki itu.

Tidak ada sahutan atau tanda-tanda adanya Kenan selama beberapa menit. Sohwa akhirnya memutuskan untuk kembali ke dalam rumah.

Tapi, baru beberapa langkah kaki Sohwa memasuki teras

Sreettt

"AKH! TOLONG!!"

"TOLONG!!"

"DIAM!"

grep!

"KAK SOHWA?!!"

bugh.

"Galang! Awasss!!"

bugh.

Galang terlempar beberapa meter akibat tendangan seorang pria berbadan besar yang tadi menyeret Sohwa.

"TOLONG!!" Galang berteriak keras sambil berlari menyusul Sohwa yang di seret kian menjauh dari halaman rumah.

SORELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang