12. Linglung

262 42 45
                                    

Linglung adalah kondisi di mana otak mengalami disorientasi fungsi. Hal ini menyebabkan kekacauan di alam pikiran, sehingga otak tidak mampu untuk mendapat fokus, berfikir secara jernih, mengingat sesuatu, hingga kebingungan dalam mengambil suatu tindakan. Linglung dapat terjadi karena adanya gangguan pada kesehatan secara medis atau bisa juga terjadi karena ada gangguan dari makhluk lain.

***

Cilacap.

Saat masih belajar di bangku SD, satu kali guru olahraga mengajak murid-muridnya untuk berlari-lari hingga ke pantai Teluk Penyu, bagian dari laut selatan.

Setelah sampai pantai, murid-murid bebas melakukan kegiatan sampai sebelum batas jam olahraga selesai, semua harus sudah kembali ke sekolah.

Saat di pantai kebanyakan anak bermain kejar-kejaran, bermain air, atau hanya duduk-duduk saja menikmati pemandangan laut yang biru dan desiran angin. Seandainya Pak Guru bilang ingin ke pantai, mungkin kami akan persiapan membawa bola.

Saya lebih memilih bermain air, menikmati sensasi butiran pasir tergerus di telapak kaki saat air tertarik lagi ke lautan, setelah ombak menyelesaikan tugasnya menghantam pantai. Sensasinya seperti kita ikut dibawa mundur ke arah lautan.

Saat sedang memandang buih-buih busa di air, saya mendengar ada tawa teman-teman saya tak jauh dari tempat saya berdiri. Saya melihat 3 teman akrab saya sedang bermain di air yang lebih dalam.

Melihat teman-teman yang sepertinya asyik bermain, saya jadi ikut mendekat. Saya tidak bisa berenang, jadi berjalan di atas permukaan pasir, melewati air yang semakin meninggi ke lautan yang lebih dalam, mata saya masih melihat mereka bermain dengan penuh canda  tawa.

Tidak berapa lama berjalan melewati air yang semakin berat, saya mendengar suara canda tawa teman-teman saya, tapi dari arah yang berbeda. Reflek saya menoleh dan melihat 3 teman akrab saya ternyata sedang main kejar-kejaran di  pasir pantai, saya berbalik arah melihat lagi ke arah lautan, tidak ada siapa-siapa, padahal saya yakin tadi melihat ada teman saya di bermain di laut.

Setelah sadar saya mendapati air sudah setinggi leher dan saya tidak bisa berenang. Saya berusaha berjalan menginjak pasir di dalam laut. Aneh rasanya dalam kondisi seperti itu saya tidak merasakan adanya ombak yang dapat membantu mendorong saya ke pantai, yang ada air semakin tertarik ke lautan, menggerus pasir yang saya injak, jadi semakin menyulitkan saya untuk melangkah.

Saya berusaha menggerakan tangan seperti orang berenang, tapi yang ada malah tubuh saya jadi tidak seimbang dan jatuh masuk ke dalam air. Cepat-cepat saya bangkit kembali, terpaksa menelan air asin karena tak ada waktu untuk meludah.

Saya bentangkan kedua tangan lebar-lebar sambil menggenggam, berusaha menguatkan diri bertahan dari daya tarikan air yang mundur ke arah lautan. Puji syukur akhirnya saya bisa melangkah sampai ke bibir pantai. Sampai di sana saya tertunduk lemas, dengan kedua telapak tangan dan lutut menyentuh pasir, berusaha mengatur napas dan mengembalikan kesadaran seluruhnya, hampir saja saya hanyut ke lautan.

Kejadian itu membuat saya trauma hingga sekarang. Kalau bisa memilih, saya lebih suka memanjat gunung daripada ke pantai, tapi istri, anak-anak sangat suka jalan-jalan ke pantai, jadi mau tidak mau saya  harus ikut. Mungkin dengan begitu trauma saya perlahan akan terobati, tetapi di dalam hati tetap merasakan was-was.

Saya merasa ada sesuatu yang besar  tersembunyi di dalam lautan, saya menduga itu ular yang besar, sangat besar. Saya merasa ada banyak di pesisir itu hingga ke pulau Nusakambangan.

Setiap tahun selalu ada korban yang tenggelam di laut selatan, tapi hal itu tidak menyurutkan kunjungan masyarakat ke pantai. Semoga selalu diberi perlindungan.

***

Depok.

Suatu malam saya terbangun, dengan tangan reflek menepuk ke arah samping hendak memeluk istri. Aneh saat saya raba permukaan kasur rata, saya melihat sebentar tidak ada istri di kasur, saya pasang pendengaran baik-baik barangkali istri sedang ada di toilet.

Setelah beberapa saat, tidak terdengar suara apapun, membuat kesadaran saya terjaga sepenuhnya. Saya bangkit berjalan ke arah toilet, tidak ada siapa-siapa di sana, bahkan di balik pintu.

Saya berjalan menyusur semua ruangan, tak ada istri saya. Saya pikir apa mungkin istri sedang bercanda, karena istri kadang iseng juga walau sedang hamil besar.

Saya melihat ke arah pintu luar, terkunci. Hal itu membuat saya panik, karena saya orangnya sering pelupa, jangan-jangan istri sedang keluar belanja terus pintu saya kunci. Saya lihat jam dinding menunjukan jam 1 malam. Astagfirullah, saya cepat-cepat keluar rumah, berharap menemukan istri berada di luar, meskipun saya bakal diomelin habis-habisan enggak apa-apa, yang penting saya bisa melihat dia.

Di luar tidak ada siapa-siapa, saya lanjut lari ke arah halaman yang gelap, celingukan melihat sekeliling, tak ada apa-apa hanya pepohonan mangga dan rimbunan bambu. Saya mulai panik, saya buka hp, saya telp istri berkali-kali, tidak diangkat.

Saya berusaha berpikir jernih, berusaha melihat seluruh kontak di hp, barangkali ada teman perempuan di kantor, yang rumahnya dekat di perumahan, yang dikenal oleh istri dan dia sedang ada di sana, tapi saya ingat-ingat lagi, saya hampir tidak pernah mengajak istri berkunjung ke rumah teman kantor. Ada juga tapi rumahnya jauh, beda perumahan tak mungkin istri jalan sejauh itu apalagi kondisi sedang hamil besar, saya panik betul.

Saya memutuskan untuk kembali ke kamar, berdiam diri sebentar sambil hp terus menelepon nomer istri saya. Saya berulang kali mengucap istighfar, hingga kesadaran muncul di pikiran.

Astagfirullahal'adzim, saya baru ingat minggu lalu mengantar istri pulang kampung. Mendekati HPL, saya minta tolong kepada orang tua dan mertua untuk menjaga istri biar lahiran di kampung. Ya Tuhan, pikiran saya dari tadi ke mana, hingga sekelabatan siluet muncul tiba-tiba di dalam pikiran. Kunti yang sedang nangkring di rimbunan bambu sedari tadi ternyata menertawai saya.

Mohon maaf bila terjadi perbedaan sudut pandang, semoga sedikit pengalaman saya bisa memberi manfaat.

Mitos ArwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang