Ari, aku sedang diperjalanan menuju rumahmu xx
Pesan dari Carlos membuat senyuman Ariana merekah seketika. Carlos menepati janjinya untuk menjemput Ariana. Mereka akan pergi ke kampus bersama.
Okay, Carl. Aku menunggumu.
Ariana menatap pantulan dirinya di cermin. Sepotong simple dress melekat sempurna di tubuh rampingnya. Rambut coklatnya yang panjang dibiarkan tergerai, membuat penampilan gadis itu semakin feminim. Ariana tersenyum. Penampilannya sempurna.
Ariana meraih tasnya, lalu berjalan keluar menuju ruang makan. Disana, kedua orang tuanya beserta Claire sudah duduk menunggunya.
"Morning," sapa Ariana yang dibalas dengan senyuman dari yang lainnya. Gadis itu duduk disebelah Claire.
"Kau tidak sekolah, Claire?" tanya Ariana bingung. Pasalnya, Claire masih menggunakan piyamanya.
Claire menggeleng. "Tidak. Sekolahku libur hari ini."
"Oh begitu." Ariana mengangguk mengerti. Ariana meraih sepotong roti isi, lalu memasukkannya ke dalam mulut.
"Ri, kemana Justin? Sudah seminggu ini Mom tidak melihatnya?" pertanyaan Mandy sukses membuat Ariana tersedak. Gadis itu meraih minumannya dan meminumnya hingga tandas.
"Makanlah dengan hati-hati," tegur Jack melihat tingkah anak sulungnya. Ariana hanya menampilkan cengiran kecil pada ayahnya itu.
"Kau ini kenapa? Mom bertanya tentang Justin, kau malah tersedak."
"Bukan begitu Mom. Aku hanya... kaget. Ya kaget," jawab Ariana penuh alasan. Claire memutar bola matanya mendengar alasan kakaknya.
"Dimana dia?"
"Dia siapa, Mom?" tanya Ariana pura-pura bodoh.
"Kau ini. Justin lah, siapa lagi," geram Mandy. Ariana hanya ber-oh ria.
"Dia..."
Tin...Tin...
Suara klakson dari luar menyelamatkan Ariana dari pertanyaan ibunya yang tidak mungkin untuk dijawab itu. Ariana tersenyum senang.
"Temanku sudah datang. Aku duluan Dad, Mom, Claire," pamit Ariana terburu-buru. Ariana mencium kedua orang tuanya dan Claire, lalu langsung menghilang dari pandangan ketiga orang itu. Jack, Mandy, dan Claire hanya menggeleng melihat tingkah Ariana.
"Carlos," seru Ariana saat melihat Carlos duduk di motor besarnya dengan santai.
"Morning cupcake," sapa Carlos lembut membuat pipi Ariana merona. Mereka memang belum memiliki hubungan spesial, tetapi Carlos selalu gencar tiap harinya memanggil Ariana dengan panggilan-panggilan yang manis.
"Kau membuatku malu. Ini masih pagi." Ariana memukul lengan Carlos, tidak kencang. Carlos tertawa karenanya.
"Kau semakin cantik jika merona seperti itu," gombal Carlos tanpa memedulikan pipi Ariana yang makin merah. Ariana menyembunyikan wajahnya di balik tasnya.
"Sudahlah. Ayo kita pergi. Kau tak akan habis-habisnya menggodaku."
"Baiklah, Tuan Putri. Naiklah ke motorku."
Carlos memberikan helm pada Ariana. Gadis itu menanggapinya dengan senyuman lalu memosisikannya dirinya duduk di belakang Carlos. Tanpa Ariana sadari, Carlos meraih tangannya dan memosisikan tangan gadis itu untuk melingkar diperutnya.
"Sudah ku bilang, kau harus memelukku tiap kali ku gonceng," kata Carlos jahil dibalik helmnya. Ariana mendengus, tetapi tetap membiarkan tangannya melingkari perut lelaki itu. Ariana menyandarkan kepalanya pada punggung Carlos. Ariana merasa nyaman dengan posisi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Fake) Girlfriend
RomanceSebuah insiden kecil membuat Ariana William terpaksa harus terlibat dengan perjanjian konyol yang dibuat oleh Justin Orion. ©️2015 Vandesca