Guru baru saja keluar dari kelas XI. MIPA 3, kelas Anya, Shafa dan Vina.
"Huhh akhirnya pulang" kata Vina sambil mengikat rambutnya karena merasa kepanasan
"Lama-lama otak gue bisa keram kalau disuruh belajar terus terusan" jawab Anya
"Jalan yuk, cari makan" ajak Shafa
"Ayokk, gue juga gak ada jadwal sore nanti" jawab Anya
"Gimana kalo kita ke cafe deket sekolah yang baru buka itu?" ajak Vina
"Abis itu kita ke mall ya" sahut Shafa
"Tapi kalian berdua temenin gue di apartment nanti malem" Kata Anya
"Yaudah yuk cabut"
"Oke, kalian berdua ikut gue aja, jangan kasih supir kalian buat jemput" jawab Anya
"Siappp" jawab Shafa sambil menunjukan ibu jarinya
Mereka bertiga pergi dari kelas menuju parkiran, dan masuk ke sebuah mobil putih milik Anya, mobil yang ia beli sendiri menggunakan uang tabungannya selama ini yang didapatkan dari hasilnya menjadi model dan penyanyi.
Mobil putih milik Anya keluar dari area sekolah dan menuju cafe di dekat sekolah mereka.
"Ni cafe kayanya cocok buat anak sekolahkan kaya kita" kata Vina saat memasuki cafe tersebut.
"Iya nih, pas buat uang jajan kita" jawab Shafa
"Lo pesen apa An dari tadi diem mulu?" tanya Vina
"Samain kaya kalian aja deh" sahut Anya
"Oke, mbak cappuccino tiga, sama french fries tiga ya" Shafa memanggil pelayan yang ada disana untuk memesan makanan mereka.
"Oke, ditunggu ya mbak" kata seorang pelayan cafe
"Lo kenapa An? kok gue liat ngelamun mulu dari tadi" tanya Shafa
"Gak tau, gak mood kayanya" kata Anya
"Kita gak jadi ke mall ya, kita langsung ke apartment lo aja An" kata Shafa
"Loh kok gak jadi?" tanya Anya
"Gue ada film horror baru, nanti kita nonton bareng di apartment lo"
"Mbak ini pesanannya"kata salah seorang pelayan disana sambil memaruh pesanan mereka
"Abis makan mampir ke suparmarket dulu ya" ajak Anya yang moodnya sudah membaik
"Kenapa ga supermarket di apartment lo aja?" tanya Vina
"Udah ikut gue aja" kata Anya lalu melanjutlan makannya, yang dijawab anggukn kepala oleh Vina dan Shafa
Mereka telah menyelesaikan makannya, dan sekarang mereka pergi ke supermarket yang ada di pusat kota
Anya merasa tak asing dengan mobil hitam ter-parkir di seberang jalan supermarket tersebut.
Kayanya Rama ada disini bareng temen-temennya, gumam Anya dalam hati.
"Kita mencar ya tapi kalo udah lesai kumpul di sini lagi" ucap Vina lalu mengambil keranjang belanjaan dan pergi ke tempat dimana ia bisa membeli untuk perawatannya, sedangkan Anya dan Shafa pergi ke tempat camilan untuk dimakan dan stoknya di apartment.
Saat memilih beberapa camilan, Shafa kemudian berjinjit untuk mengambil beberapa kaleng soda, tetapi karena letak rak yang tinggi
Brakk. . . .
Shafa terjatuh karena menubruk tubuh seseorang di sampingnya saat ia berusaha mengambil minuman, snack yang sudah ada di keranjang belanjaannya pun berceceran di lantai
"Maaf gue ga sengaja" ucap Shafa tanpa memperhatikan wajah seseorang yang di tubruknya tadi, karena ia sibuk membereskan snack yang terjatuh.
Sedangkan yang ditubruk oleh Shafa hanya menatapnya saja tanpa bermaksud membantunya
Saat sudah selesai membereskan snacknya yang terjatuh Shafa berdiri dan menatap cowok berseragam SMA yang sama dengannya, kemudian cowo tersebut mengambil minuman yang tadi ingin diraih Shafa dan memasukannya ke keranjang belanjaan Shafa lalu pergi begitu saja.
Dia Rama! batin Shafa
Sedangkan dilain sisi
"Eh-eh lo ngapain ke sini?" tanya Anya saat melihat Dava
"Hai" sapa Dava
"Lo ada disini berarti Rama ada disini juga dong?" tanya Anya lagi
"Iya, gue sama temen-temen gue disini, lo kesini sama siapa?" tanya Dava
"Sama Shafa juga Vina, Rama mana?"
"Gak tau, kita mencar tadi. Gue duluan ya, bye An" ucap Dava lalu pergi
"Vin, Shafa mana?" tanya Anya saat ia telah selesai memilih beberapa snack
"Tunggu aja, nanti juga dateng"
"Udah yukk, gue udah selesai, sekarang tinggal kekasir" kata Shafa yang tiba-tiba muncul dari belakang mereka
***
Anya baru saja keluar dari kamar mandinya dan berjalan menuju meja riasnya untuk menyisir rambutnya sehabis mandi, tatapan mata Anya tak sengaja jatuh pada sebuah foto gadis kecil dan seorang anak laki-laki disebelahnya yang lebih tua setahun dari gadis itu
Aku kangen kakak, kak Rei kemana aja? Ara kangen, ucap Anya dengan lirih
Vina yang sedang tiduran sambil memainkan ponselnya saat mendengar itu pun langsung menoleh ke arah Anya dan menghampiri Anya
"An udah ya jangan gitu terus, kak Reival pergi pasti ada alasannya juga kok, lo jangan nangis kaya gini" ucap Vina yang sambil menenangkan Anya. Vina tahu semua tentang Anya, Vina sudah menganggap Anya sebagai adik kecilnya, dari kecil mereka tetanggaan, tapi sejak SMP Vina pindah atas keinginan papanya.
"Udah hampir tiga tahun dia pergi ninggalin gue sendiri Vin, dulu dia bilang dia gak bakal kemana, dia bilang dia selalu ada buat gue, tapi apa sekarang dia pergi ninggalin gue sendiri disini" ucap Anya dengan lirih dan air matanya terus menetes
"Percaya sama gue, dia pasti bakal balik, udah ya nangisnya"
Sedangkan di bawah, Shafa sedang membuatkan mie instant untuk mereka bertiga, karena tadi Shafa yang meminta untuk membuatkan mereka mie.
"Gue bingung, apa gue harus ceritain soal gue yang ketemu Rama tadi atau enggak ya" ucapnya sendiri sambil mengaduk mie. Kemudian ia berjalan menuju kamar Anya sambil membawa nampan yang berisi tiga mie, dan dengan pikiran yang melayang.
"Eh lo kenapa An, lo habisa nangis ya?" tanya Shafa
"Enggak, gue cuma lagi kangen sama seseorang aja"
Dibenak Shafa ia berfikir kalau Anya sedang memikirkan Rama. Anya dan Vina memang tidak memberi tahu Shafa tentang seorang yang katanya kakak dari Anya, dan tentang dia hanya Anya ceritakan pada Vina sahabatnya dari tk.
"Yaudah mie nya udah dateng, sekarang kita makan sambik nonton film horrornya yuk" kata Vina agar Anya tidak sedih lagi.
Pukul 20.30
"Udah malem nih, kita balik ya, Shafa pulangnya biar sana gue aja, iyakan Shaf?" tanya Vina
"Lo istirahat aja An lagian udah malem, gue sama Vina juga searah pulangnya" sahut Shafa, karena tadi Anya sempat janji akan mengantarkan Shafa pulang saat bokap Shafa menelponny dan bilang kalau dia tidak bisa menjemput Shafa.
Setelah mengantar Vina dan Shafa kedepan Anya kembali ke kamarnya, dan menyalakan lampu tidurnya. Anya kembali menangis pilu dikala ia mengingat sosok yang telah anggap sebagai kakaknya itu.
Dulu kakak janji, katanya gak bakal ninggalin aku, tapi kenapa pergi?, oh iya toh di dunia ini semua janji gak bisa ditepatin kan?
Lihir Anya kemudian ia tertidur sambil meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANYARA (hiatus)
Teen FictionAkhirnya gue sadar, semua yang udah gue lakuin percuma. Karna sekuat apapun gue ngejar lo dan ternyata hati lo gak pernah kebuka buat gue, gak ada hasilnya selama ini perjuangan gue. Sekarang gue pamit, dan gue janji gak akan ganggu lo lagi -Anya *h...