Part 2 (Haechan)

8.1K 1.3K 50
                                    

Seperti perhitungan Mark sebelumnya. Ia benar-benar tidak masuk sekolah selama seminggu. Ibunya benar-benar menahannya untuk tinggal lebih lama disana. Padahal alasan kepulangan Mark ke Kanada sudah selesai di hari kedua.

Acara makan malam bersama rekan kerja ayahnya. Sialan sekali memang! Jauh-jauh ia terbang ke Kanada ternyata hanya untuk makan malam yang tak lebih dari dua jam. Dan yang dibahas pun tidak dimengertinya sama sekali. Ia hanya tahu kalau rekan kerja ayahnya sedang membicarakan tentang penanaman saham. Ketika dirinya bertanya untuk apa ia diikut sertakan dalam acara makan malam itu. Ayahnya dengan santai menjawab kalau Mark merupakan penerus perusahaan di keluarganya besok. Maka ia harus tahu rupa kolega penting ayahnya.

Ayah Mark memang suka sekali berbuat seenaknya. Menyuruh Mark menghafal rupa koleganya seakan Mark akan diserahi perusahaannya setelah lulus sekolah. Kenyataannya mungkin Mark akan disuruh berkuliah sampai bergelar doktor dulu baru boleh masuk ke perusahaan.

Sudahlah. Lupakan urusan keluarganya. Yang penting ia sekarang sudah kembali ke sekolah.

Mark sedang berada di kelas sambil mengerjakan salah satu latihan soal ketika kelasnya mendadak ramai dipenuhi orang. Mark melirik sejenak. Merasa tertarik, ia pun bangkit dan ikut berkerumun. Ternyata sedang ada yang menyatakan Cinta untuk Jihoon—teman sekelasnya.

"Terima! Terima!" teriak sebagian teman sekelasnya. Begitupun Mark. Ia ikut berteriak karena lucu saja melihat wajah Jihoon yang semakin memerah gara-gara diberi sebuah boneka beruang oleh adik tingkat bernama Bae Jinyoung.

Ngomong-ngomong tentang boneka beruang. Mark jadi teringat sesuatu. Ia belum mengembalikan gantungan beruang milik adik tingkat yang menabraknya kan?

Saat selesai melihat Jihoon menerima boneka tersebut disertai sorakan teman sekelas, Mark pergi menyelinap dari kerumunan. Ia harus mengembalikan gantungan kunci itu. Kira-kira dimana ia bisa bertemu dengan adik tingkat tersebut ya?

Mark melihat buku catatannya sekali lagi. Namanya Haechan. Mark terus mengingatnya dalam hati. Takut salah menyebut nama nanti.

"Yeri!!" Mark menepuk pundak salah satu teman kelasnya yang masih melihat Jihoon dan terkenal cerewet. Mungkin ia bisa membantu. "Kenal Haechan?"

"Haechan?" ulang Yeri.

Mark mengangguk. "Adik tingkat" jawabnya.

Yeri terlihat berfikir. Mark juga ikut berfikir mencari ciri-ciri yang pas untuk menggambarkan seorang Haechan. "Kurasa dia sedikit manis dan memiliki kulit yang lebih gelap" ujar Mark. Mencoba membantu Yeri mengingat.

"Ah... Haechan? Lee Donghyuck?" tanya Yeri.

Mark menggeleng pelan. "Tidak tahu... Yang kuingat namanya Haechan. Dan dia adik tingkat"

"Iya... Haechan kelas dua kan? Nama aslinya Lee Donghyuck. Manis, berkulit sedikit gelap, tingginya sepertimu, pipinya sedikit berisi, kalau tersenyum sangat lucu. Apalagi saat gigi kelincinya terlihat. Tentu aku tahu! Dia adik tingkat yang paling kusukai saat upacara pembukaan murid baru dulu karena dibawa binaanku"

Mark hanya mengangguk mendengar penjelasan Yeri. Tidak tahu juga semua ciri-ciri yang disebut Yeri karena ia hanya melihat Haechan sekilas. Yang ia ingat hanya adik tingkat itu manis dan memiliki kulit sedikit gelap.

"Kenapa bertanya? Ah! Kau menyukainya ya..." goda Yeri.

Mark menggeleng. Tidak mengerti mengapa para wanita sering membuat spekulasi sendiri. "Aku hanya ingin mengembalikan barangnya yang terjatuh" Mark mengangkat gantungan kunci ditangannya.

Yeri mendesah kecewa. "Yahhh... Kupikir akan ada yang menyatakan cinta lagi hari ini"

"Jadi, dimana aku bisa menemukan Haechan?" tanya Mark tanpa memperdulikan kekecewaan Yeri.

The Days after ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang