Mark menolehkan kepalanya ke setiap penjuru kantin. Terlihat seperti mencari seseorang.
"Woy! Makan Mark!" Woojin melambaikan tangannya didepan wajah Mark. Membuat Mark sedikit meringis. Makanannya belum tersentuh sama sekali ternyata.
Mark melihat jam di pergelangan tangannya sebelum mulai makan. Waktu istirahat berakhir lima menit lagi. Sepertinya ia terlalu lama larut dalam pikiran sendiri. Padahal selesai latihan basket tadi ia langsung pergi ke kantin.
"Kulihat akhir-akhir ini kau sering risau"
Mark melirik Woojin sekilas. Woojin terlihat asik bermain game di ponselnya. "Perasaanmu saja" jawab Mark tak acuh sambil meneruskan makan. Waktu makannya tidak boleh sia-sia karena mengobrol dengan Woojin.
"Tapi kau terlihat seperti selalu mencari-cari seseorang" Woojin masih meneruskan perkataannya sambil tidak berhenti bermain game di ponselnya.
Mark tidak menanggapi pernyataan Woojin. Ia hanya sedang berpikir. Benarkah?
Karena tidak ada jawaban dari Mark, Woojin kembali meneruskan kalimatnya. "Kau jadi sering latihan basket akhir-akhir ini. Sering mencuri-curi pandang ke arah tribun juga"
Ucapan Woojin sukses membuat Mark terdiam. Woojin menaruh ponselnya ke atas meja dan memandang Mark sepenuhnya. "Apakah kau sedang menyukai seseorang?"
Apakah aku menyukai seseorang?
"Ha.. Ha.. Jangan bercanda" Mark tertawa kikuk. "Memangnya kau pernah melihatku tertarik dengan seseorang?"
Woojin mengendikkan bahu. "Tidak juga sih. Kau kan lebih mencintai buku dan nilai sempurna"
"Nah... Kau tahu jawabannya" balas Mark.
Woojin kembali memainkan game di ponselnya. Sedangkan Mark melanjutkan makan. Dalam hati sibuk merutuki sikapnya. Ia juga sedikit banyak sadar kalau akhir-akhir ini sikapnya agak aneh.
.
"Halo dude... Tumben kemari"
Mark terdiam di tempat ketika mendengar sapaan Johnny. Iya, untuk apa ia pergi ke club panah? Mark meringis dalam hati. Lagi-lagi ia bertingkah aneh. Alih-alih pulang ke rumah, ia malah pergi ke club panah.
"Ehem" Mark sedikit berdehem untuk menekan rasa malunya. "Hanya ingin. Tidak boleh ya? Baiklah, aku pergi" Mark membalikkan badannya. Bersiap pergi secepatnya.
"Hei Mark! Kemari!" Johnny meneriakkan nama Mark begitu keras. Membuat Mark lagi-lagi meringis sebelum kembali berbalik melihat Johnny.
"Masuk saja. Tidak usah malu seperti itu" ujar Johnny sambil menaik turunkan alisnya. Kebiasaan menjengkelkan ketika menggoda Mark. Beruntung Mark sedang dalam keadaan begitu penasaran dengan club panah. Kalau tidak, Mark sudah pasti langsung berbalik pergi.
Ia berjalan melewati Johnny begitu saja dan berjalan mengitari ruangan. Matanya sibuk sekali menjelajah ke setiap sudut. Lagi-lagi mencari seseorang.
"Mencari siapa?" tanya Johnny yang ternyata mengikutinya sedari tadi.
"Bukan siapa-siapa" jawab Mark datar. Sepertinya tidak ada di club panah.
"Haechan ya?" pertanyaan singkat dari Johnny membuat tubuh Mark menegang seketika. Jantungnya berdetak semakin kencang dan telapak tangannya sedikit berkeringat. Rasanya Mark seperti maling yang kepergok mencuri.
"Ha.. Ha.." lagi-lagi suara tawa kikuk yang dikeluarkan. "Untuk apa aku mencarinya?"
Johnny mengangkat pundaknya tak acuh. Sepertinya tidak begitu sadar dengan sikap aneh Mark. "Terakhir kali kemari kau ingin bertemu dengan Haechan. Mungkin sekarang kau juga ingin bertemu dengannya lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Days after Valentine
RomanceHanya karena mengembalikan sebuah gantungan kunci milik adik kelasnya, sepertinya Mark dihantui oleh sesuatu. . . . Markhyuck/Markchan ini lanjutkan dari book Valentine day ya... kalo belom baca, disarankan membaca dulu. 😁😁😁