Mark memandangi punggung Haechan yang berjalan di depannya. Terlihat begitu kecil dan tenggelam dalam balutan hoodie oranye kebesaran. Rambut Haechan yang terlihat lebih berantakan dari biasanya juga menambah kadar keimutannya dari belakang. Mark ingin sekali membuat rambut itu lebih berantakan. Pasti Haechan bertambah imut lagi.
Sesekali Haechan menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari sebuah kafe yang menarik. Mark diam-diam tersenyum melihatnya.
"Mark hyung... Eh, Sunbae..." Haechan menepuk mulutnya ketika berbalik dan berniat memanggil Mark. "Pernah kesana?" tunjuknya pada sebuah kafe yang memiliki dekorasi beraneka ragam beruang berwarna coklat dan terlihat lucu.
Mark menggeleng. "Kau ingin kesana?"
Haechan mengangguk antusias sambil tersenyum lebar sebagai jawaban.
"Ayo.." ajak Mark kemudian berjalan mendahului Haechan.
Ouhh.. Manisnya... Batin Haechan. Kali ini Haechan yang berjalan dibelakang Mark. Memandang punggung Mark sambil tersenyum malu-malu.
Setelah sampai di pintu, Mark membiarkan Haechan masuk terlebih dulu untuk mencari tempat duduk. Sayangnya Haechan malah langsung berdiri berbaris untuk memesan minuman. Mark pikir mungkin Haechan sedang sangat kehausan. Jadi Mark mengikuti berdiri di belakangnya.
"Haus sekali ya?" tanya Mark pada Haechan yang sedang mendongak melihat beberapa menu minuman yang disediakan.
Haechan yang sedang fokus memilih jelas berjengit kaget ketika ada sebuah suara yang menghampiri sebelah telinganya. Ia menoleh kearah samping dan malah mendapati hidungnya menabrak pipi Mark.
Ouhh... Rasanya wajah Haechan sudah memerah sempurna sekarang. Kenapa Mark berdiri begitu dekat? Apalagi sekarang mereka malah terjebak saling memandang satu sama lain dari jarak yang terlampau dekat. Haechan harap Mark tidak mendengar suara ribut jantungnya.
Tak jauh beda dengan keadaan Haechan. Mark sendiri kini merasa terpaku pada kedua mata Haechan. Ia tidak mengira kalau Haechan akan tiba-tiba menoleh kearahnya. Dan lagi, wajah blank Haechan yang sedikit memerah beserta kedua gigi depan yang sedikit menyembul diantara belahan bibir Haechan membuat jantung Mark berdetak lebih cepat dari biasanya. Perasaan apa ini?
Kenapa Mark begitu ingin mendekatkan wajahnya?
"Ehem..." suara dari seseorang dibalik punggung Mark segera menyadarkannya. Mark buru-buru menjauhkan wajahnya yang ternyata berada terlampau dekat dengan wajah Haechan.
"Um.. Aku mencari tempat duduk dulu" ujarnya pada Haechan sebelum melangkah dengan cepat keluar dari barisan antrian.
Sepeninggal Mark, Haechan menghembuskan nafas yang ternyata sedari tadi ditahannya. Sambil menunduk dan memegangi dadanya, lagi-lagi ia tersenyum malu.
"Aku bisa gila..."
***
Mark memilih duduk di sudut ruangan dimana ada sebuah boneka beruang berwarna coklat besar yang duduk bersandar di dinding.
Saat Haechan datang, ia mendapati Mark sedang menulis di buku catatan kecilnya. Mirip buku curhatan Mark dalam mimpi Haechan. Apakah itu benar-benar buku curhatan Mark? Entahlah, mungkin. Kapan-kapan Haechan harus melihatnya.
"Mark hyu-eh sunbae!" sapa Haechan saat menghampiri Mark. Ia tersenyum sebelum duduk dihadapan Mark. "Aku memesankan jus semangka. Tidak keberatan kan?"
Mark menutup buku catatan kecilnya sebelum menggeleng dan balas tersenyum. "Tidak sama sekali. Terimakasih"
"Sama-sama hyu-eh.. Sunbae!" Haechan kembali menepuk bibirnya yang lagi-lagi akan keceplosan memanggil Mark dengan Hyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Days after Valentine
RomanceHanya karena mengembalikan sebuah gantungan kunci milik adik kelasnya, sepertinya Mark dihantui oleh sesuatu. . . . Markhyuck/Markchan ini lanjutkan dari book Valentine day ya... kalo belom baca, disarankan membaca dulu. 😁😁😁