" Takdir "

3K 167 94
                                    

🔥🔞🔥

*

Setelah mencabut juniornya dan membersihkannya.

Mark kembali menghampiri tubuh Gun yg saat ini menelungkup tanpa selimut.
Mark lalu meraih selimut dan ikut berbaring disamping Gun,  menutupi tubuh bagian bawah mereka, dan memeluk tubuh Gun dari belakang.

"Gun"

"mm,,"

"Maafkan aku ya!"

Gun hanya diam...!

Ingin marah,  tetapi sangat sayang sama anak sialan yg barusaja 'mengerjainya' itu. 

Entahlah!

Mark pun hanya diam, sambil terus membelai rambut dan pipi Gun,  dan sekali mengecup pipi dan bahu Gun dengan lembut.

"Berhentilah memperlakukanku seperti wanita Mark!"

Tiba2 suara protes itu terdengar disela2 keheningan malam yg mulai terasa. 

"Kamu belum tidur?"

"Jangan mengalihkan pembicaraanku"

"Hmm,, bukankah sekarang kau memang sudah menjadi wanitaku Gun?" ujar Mark

Gun kembali terdiam...!

Semakin kesal, namun lagi2 sangat sayang.

Keadaan ini membuatnya bingung!

"Kau marah padaku?"

"Mm"

"Kenapa? Bukankah kau telah mengizinkanku tadi waktu aku bertanya padamu sebelumnya"

"Iya... tapiii...  bukankah kau hanya ingin menciumku saja...?"

Mendengar nada suara Gun yg sedikit judes,, membuat Mark hanya bisa tersenyum.

Dia sendiripun tidak tau mengapa dirinya sampai melakukan lebih dari yg diminta.

"Iya... tadinya begitu!  tapiii.....  aku tidak tahan mendengar desahanmu Gun...  itu sangat.... sexy"

Gun tidak menanggapi pujian Mark,  meski pujian itu akan selalu berakhir dengan permintaan2 'aneh' dari kekasihnya itu  yg membuat Gun enggan melakukannya lagi.  Karena seluruh tubuhnya benar2 sakit dan lemah saat ini.

Sementara Mark, yg saat ini yg sedang memeluk Gun dari belakang, merasakan kontak fisik tubuh telanjangnya dengan tubuh belakang Gun.
Apalagi mencium aroma keringat Gun yg menurut Mark sangat wangi itu, di tambah lagi dengan junior Mark yg saat ini berada tepat di sela2 paha Gun membuatnya kembali bergairah.

Tanpa sadar, tangan Mark kembali membela, mengelus paha Gun dengan gerakan slow motion,,

Gun diam, tak bergeming!

Berusaha menahan diri untuk tidak terpancing! Gun masih menutup mata membelakangi Mark yg saat ini mulai menciumi leher dan telinganya lagi. 

Beberapa detik...!

Hingga akhirnya Gun sadar bahwa Mark tidak hanya membelai pahanya saja,  tetapi juga meremas pantat kenyalnya dengan lembut.

"Mark.. "

Mark tidak menjawab, hanya terus mencium  Gun,  bahkan belaian jemari Mark mulai menjalar ke area sensitif Gun kembali.

"Mark, apa yg kau lakukan?"

"Gun, aku mau lagi" pinta Mark tanpa malu di sela2 kecupannya leher dan pundak Gun

"Oh No.. maark... aku capek!"

L💛VE  BY PHONE  ( Markgun Ver.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang