Udara Korea sangat dingin dari pada kotanya dulu, baru beberapa hari yang lalu kaki jenjang milik seorang gadis blasteran korea-kanada ini kembali hadir di tanah kelahiran ayahnya.
Gadis bermarga Shin itu merapatkan mantel dinginnya, korea sangat dingin, itulah yang dia rapalkan sejak tadi. Dia tidak peduli dengan tatapan pejalan kaki yang lain. Mungkin mengira turis ini sangat bodoh tidak mengcek suhu udara ketika ingin travelling. Apakah wajahnya sangat ke kanada-an sekali? Hingga mata sipit kulit putihnya tidak menggambarkan dia keturunan korea sama sekali?.
Jika tidak memikirkan pria yang sudah menjadi kekasihnya sembilan bulan yang lalu, maka gadis bermarga Shin itu akan tetap berada di apartemennya juga di temani cemilan.
Perutnya sangat lapar sekarang, dan sialnya kekasihnya itu menyuruhnya untuk datang ke apartemennya. Apa salahnya sih tinggal ngantar atau menjemputnya untuk pergi makan bersama di luar. Ini malah bertingkah kekanakan dan menyebalkan. Sehingga membuat gadis bermarga Shin itu mau tak mau mengikuti arahan sang kekasih.
"Jeon!"
"Ah ... kekasihku sudah datang rupanya, masuklah" sahut pria itu yang duduk di sofa ruang tengah, dengan matanya melirik kearah pintu sebentar lalu kembali berkutat dengan layar ponselnya. Setelah tahu siapa yang datang.
Shin menghentakkan kakinya sebal, reaksi prianya sangat tidak membangun semangatnya sama sekali.
Gadis itu mendaratkan bokongnya tepat di samping pria yang masih saja menyibukkan diri dengan ponsel pintarnya.
"Lapar" ucap gadis itu sambil mendaratkan dagunya pada bahu sang kekasih. Melirik sekilas apa yang di lakukan pria itu.
Sedangkan Jungkook hanya melirik Shin yang menyandarkan dagunya di pundak Kanannya. lalu kembali menatap ponselnya lagi yang sedang menampilkan pertempuran "iya bentar lagi, ini lagi perang" sahut Jungkook.
Shin berdecak sebal lalu menyenderkan punggungnya pada kepala sofa, menatap Jungkook dari belakang dan menghentakkan kakinya sebal, karna Jungkook jika sudah bermain game maka akan lama dan jika menganggunya maka Jungkook semakin melamakan permainannya. Jeon Jungkook itu sangat menyebalkan. tapi juga menggemaskan, lihat saja bagaiaman bibir itu mengerucut sebal ketika avatarnya tertembak.
"kookie-ah, tak ada makanan dikulkasmu? " Shin bertanya pelan, sebenarnya tinggal datang saja ke kulkkas untuk melihat sendiri, tapi Shin benar-benar kelaparan, berjalan kaki menuju apartemen Jungkook menghabis kan energinya. Dan ya, gadis bermarga Shin itu lebih suka berjalan kaki dari pada menggunakan transportasi. Lagian jarak antara apartemen Jungkook dan juga dirinya tidak terlalu jauh.
Jungkook tak menjawab, pria itu masih membawa lari avatarnya.
"Hei! Hello! Jeon? Jeon jungkook!" shin melambai-lambaikan tangannya tepat di depan Jungkook pria itu hanya berdecak sebal lalu kembali fokus kepada gamenya.
"Yasudah, aku lihat sendiri" Shin bangkit dari duduknya lalu membuka isi kulkas.
Shin ternganga lalu menatap Jungkook yang masih berada di ruang tengah, "Kau belum belanja bulanan, hah?.. Aish.. Lihat lah ini, Benar-benar kosong" decak Shin lalu menutup pintu kulkas dan mencari-cari sesuatu di laci yang bisa dia makan.
Shin benar-benar lapar, dan Jungkook sedang berada di dunianya.
"Jeon! Tak adakah sesuatu yang bisa ku makan selagi menunggu mu bermain game?" Shin mulai geram, karna tidak menemukan makanan yang dia inginkan.
Jungkook melihat sekilas kerah Shin yang berada di dapur, pria itu menggidikkan bahunya lalu kembali bermain game.
"Ya tuhan... Lagi-lagi aku di abaikan" gumam Shin menatap lesu dan kesal pada Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Youtuber Boyfriend (END)
FanfictionTiada hari tanpa kamera di tangan, tiada hari tanpa bekerja untuk konten Youtube, bahkan terkadang aku menjadi bahan untuk kontennya. suatu hari aku bertanya padanya. "Did you love me, Jeon?" pria itu mengangguk namun tak melepaskan matanya dari...