14

639 25 1
                                    

Eveli berjalan kearah Claudia,dengan membawa semangkok bubur,Eveli menatap dengan lekat wajah putrinya,yang sedari tadi hanya diam membisu.

"Kamu makan dulu ya"kata Eveli.

Claudia meralihkan pandangannya kearah Eveli,kemudian ia kembali buang muka.

"Sayang kamu harus makan dulu, setelah ini baru kita pulang"kata Eveli yang berusaha membujuk Claudia.

"Nggak mau"balas Claudia menolak.

Eveli menarik nafasnya dalam,kemudian berjalan kearah nakas,dan menaruh mangkok yang tadi ia bawa.

"Bi Rati"panggil Claudia,ketika melihat seorang wanita paruh baya datang dari balik pintu.

Bi Rati berjalan menghampiri Claudia,dan kemudian menggenggam tangan Claudia,"kenapa non?"

Claudia hanya terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bibi tau kalau non itu lagi ada masalah,tapi bibi mohon,jangan lakuin hal seperti itu lagi,nggak baik menyakiti diri sendiri"kata bi Rati.

"Maafin Claudia bi"balas Claudia.

"Seharusnya non minta maaf sama nyonya dan tuan,bukan sama bibi"kata bi Rati.

Claudia kembali diam,dan meralihkan pandangannya kearah luar jendela,"bi,aku mau liat pertandingan basket"

"Nggak,non nggak boleh keluar,karna non baru pulih"tolak bi Rati.

"Tapi bi,aku pengen liat,lagian kan hari ini aku keluar dari rumah sakit,gapapa kan kalau aku mampir untuk liat pertandingan bentar?"minta Claudia.

"Kamu mau liat pertandingan?yaudah,mama bakal antar kamu kesana"kata Eveli .

"Mama serius?"tanya Claudia kegirangan.

Eveli telah mengurus semua biaya perawatan Claudia dengan pihak rumah sakit, setelah infusnya dilepas, Eveli langsung membawa Claudia menggunakan kursi roda dan keluar dari rumah sakit,dengan diikuti beberapa penjaga dibelakangnya.

"Kamu yakin mau ngeliat pertandingan itu?"tanya Eveli lagi,dan Claudia terlihat mengangguk.

Kemudian Eveli masuk kedalam mobilnya,dengan Claudia yang berada disampingnya,tanpa menunggu lama,sopir pribadi Eveli langsung melajukan mobilnya menuju lokasi.

"Semoga dengan cara ini,kamu bisa bahagia"gumam Eveli.

**-**

Kelvin terlihat berlari kesana kemari,dengan membawa bola yang selalu stay ditangannya,ia terus berusaha memasukan bola kedalam ring,tapi itu semua gagal dan gagal,begitu juga dengan timnya.

"Bisa serius nggak sih?ini kita kalah tiga kosong"tegur Gito,ketika tim mendapat waktu istirahat.

"Ini udah serius,tapi kita itu emang nggak ditakdirkan buat menang"kata Farrel dengan membentak.

"Kita mau ngundurkan diri aja"kata Rafka.

"Kami menyerah"tambah Kelvin.

"Tidak ada kata menyerah dalam sebuah pertandingan"kata itu sontak membuat Gito dan tim melihat kearah sumber suara.

"Claudia"kaget Gito.

"Ngapain kamu kesini?harusnya kamu istirahat dirumah"kata Kelvin.

"Ngapain aku istirahat?aku kan udah sembuh"kata Claudia.

Keep One HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang