8

7.5K 749 39
                                    

SEBENARNYA CERITA INI NYAMBUNG KAGAK SIK ? AWAK MALAS KAN NULISNYA KAYAK GIMANA YA GITU MAKSUDNYA. ADUH TAPI NULIS JUGA TAPI MALAS POST TAPI YA GIMANA YA

*****

"Kak!" Citra menoel-noel bahu Atta yang berbaring di samping nya, lelaki itu sibuk dengan ponselnya berbalas pesan dengan calon istri.

"Ape sih, Cit ?" tanya Atta kesal karena dari tadi Citra mengganggu nya.

"Kak Irham itu orang Malaysia, ya ?" tanya Citra pada kakak lelaki nya itu. Atta yang dari tadi kesal menanggapi pertanyaan ini dan itu Citra langsung terdiam beberapa saat, ada apa nih nanya-nanya brandalan gondrong itu.

"Kok lo kepo ?" tanya Atta balik. Citra tampak gelagapan karena Atta bertanya balik penuh selidik.

"Ya nanya doang sik. Kan dia bilang kemarin sama Unyak kalo mau balik ke kampung nya di Kuala Lumpur." Jawab Citra memberi alasan.

"Lo nggak usah kepo deh. Urus aja diri lo sendiri." jawab Atta ketus akhirnya.

Citra mencebikkan bibirnya kesal lalu menendang paha Atta kesal. "Peliiittt." Teriak kesal lalu turun dari ranjang dan beranjak ke balkon.

Atta menyusul Citra ke balkon dan menjitak kepala Citra penuh tenaga, "Ini balasan nggak sopan banget sik udah tua juga." Ujar Atta pada Citra yang sekarang sedang mengaduh kesakitan.

"Unyaaaakkkk. . . Kak Atta gangguin Citra !" teriaknya dengan suara besar. Atta langsung menutup mulut Citra sebelum perempuan 25th itu kembali menjerit histeris dan Sekar sang Ibu datang menghajarnya.

Mereka memang terlihat sangat akur hampir tidak pernah berantam namun kalau sudah saling menjahili dan saling adu mulut Citra selalu lebih unggul karena bisa mengadu pada Sekar dan mendapat pembelaan langsung dari wanita yang telah Ia anggap ibu nya sendiri.

"Ish curang lo ah, males gue." Cibir Atta lalu menglepaskan dekapan tangan nya di mulut Citra dengan kesal.

"Biarin, abis nya lo nyebelin, pelit banget ditanyain juga." Sahut Citra nyolot.

Atta menghela nafas kasar lalu menoyor kepala Citra sebal, adik nya ini masih saja seperti anak-anak. Semua keinginan harus dituruti. "Lo kenapa emang tanya-tanya Irham ?"

"Nanya doang kali Kak."

"Bapak nya Irham itu keturunan Melayu Malaysia dari kakeknya. Kalau emaknya, Jawa campur Batak. Tapi orang ini kalau balik kampung itu, ke Kuala Lumpur selalu. Itu Cuma yang gue tahu." Sahut Atta akhirnya menjawab pertanyaan Citra.

Citra tersenyum penuh arti saat sang kakak akhirnya luluh juga."Oh pantesan ganteng banget ya Kak, orang dia ngalir darah nya campur-campur."

"Preettt. . . Lebay lo." Cibir Atta, "Biasa aja kali."

"Yeeee. . . sorry to say ya, Kak Irham itu ganteng seribu kali dari pada Kak Atta ya." Ledek Citra.

"Hahaha. . ." tawa sarkas Atta tanpa ekpresi untuk Citra, "Nggak penting."

"Iiiiihhhh. . . Nyebelin lo ah."

"Gue ingatin ya sama lo," kata Atta serius, "Gue nggak bakal ijini lo sama Irham pacaran." Ujar nya memperingati Citra. Atta tahu kalau sebenarnya sang adik tertarik dengan Irham. Secara lelaki itu tipe idaman nya dari semenjak dulu.

'Gue mau nya lo nikah sama Irham, Cit. Bukan pacaran ngabisin waktu lo dan berakhir dengan lo disakitin lagi walau gue tahu Irham nggak akan ngelakuin itu sama lo.'

Wajah Citra langsung pias seketika mendengar perkataan Atta, "Kenapa ?" tanya Citra dengan suara pelan.

"Nggak, gue nggak mau lo pacaran sama dia. Lo nggak perlu tahu jawaban nya. kalau suatu hari nanti lo malah pacaran sama dia, awas aja."

Locked Away ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang