1

14.8K 953 38
                                    


"Assalamualaikum !" suara sapaan bocah lelaki memenuhi rumah itu pagi-pagi. Penghuni rumah pagi itu sedang menikmati sarapan pagi nya.

"Waalaikum salam !" sahut mereka serentak yang merupakan sang penghuni, keluarga besar Ikram Setiawan.

Seorang wanita cantik berkepala tiga mengikut langkah bocah itu dari belakang. "Aleya mau nitip Haikal dong Onty,"

Aleya adalah ponakan Ikram dari pihak Ayah, yang berarti juga adalah sepupu untuk Irham.

"Ada kerja ya, Le ?" tanya Cindy lalu menyambut tangan kecil Haikal yang menyalaminya. "Sini sama Oma aja."

"Iya Onty, sekalian juga mau minta Haikal buat dianterin ke dentist." Pinta wanita itu yang merupakan ibu sang bocah yang bernama Haikal itu.

"What happen, Young Man ?" tanya Irham pada Haikal yang mendekati nya lalu menempatkan bocah itu dalam pangkuan nya. Irham mencium pipi Haikal gemas. Bocah lelaki berkulit putih itu pun membalas mengecup pipi Irham.

"Mau cabut gigi, Uncle." Sahut Haikal riang lalu membuka mulut lebar dan menunjukkan gigi nya yang bergoyang.

"Ooh.." seru Irham setelah melihat keadaan gigi Haikal, bocil itu akan perlahan-lahan dewasa dengan membuang semua gigi susunya yang satu persatu goyang, "Dia seharian disini atau gimana Kak ?" tanya Irham pada Aleya, Ibu Haikal.

"About 2 weeks I think," Aleya menunjukkan tas bawaan yang berisi pakaian dan keperluan Haikal selama 2 minggu sambil meringis tidak enak.

"Kakak ada projek dengan Haikal's daddy. You know, right? I'm sorry."

"Ok, busy mom! Just go and I will take care of your son." Apalagi yang bisa dikata, begitulah adanya wanita karir.

"Thanks, Irham !" Aleya memberikan senyum terbaiknya untuk sang sepupu. "Uncle, Aunty, Aleya titip Haikal ya." Aleya memberitahu orangtua Irham juga.

"It's ok." Balas Cindy mengiyakan.

Setelah bercipika-cipiki dan berpamitan dengan Haikal, Aleya meninggalkan rumah mereka.

"Siapa yang mau mengantar Haikal pergi Dentist?" tanya Ikram – Irham's Father –  pada orang-orang yang kini berkumpul di meja makan.

Ada 3 putra nya disana yang mungkin hari ini punya waktu kosong dan mau menemani Haikal. Cindy – Ikram's wife – jelas tidak bisa menemani bocah kecil itu karena ada kelas pagi ini. Cindy juga wanita karir seperti ibu Haikal. 

"Kak Ngah deh, Bi !" jawab Irhas sambil melirik kakak keduanya, Irsyad. Lelaki itu sangat dingin, irit berbicara dan tidak begitu suka anak kecil, risih katanya. Dia tidak pandai menunjukkan emosinya, sulit untuknya dekat dengan bocah kecil yang belum tahu apa-apa.

Irsyad mendelikkan mata kearah Irhas yang sengaja menunjuk nya. "Ogah." Jawab Irsyad malas.

Haikal ikut nimbrung dalam pembicaraan, "I don't want Uncle Angah."

"Lah, kenapa? Angah paling baik sedunia, tau!" sahut Irhas lagi sengaja menggoda dengan nada bersemangat yang berlebihan. 

"Huh! I don't like him." Sahut Haikal mengumbar aura permusuhan dengan Irsyad. He never even talked to me for long, he's annoying."  tambah Haikal yang direspon Irsyad dengan suara tawa yang sangat dipaksakan dan bahkan tidak nampak ikhlas sama sekali, wajahnya senantiasa datar dan tidak berubah.

"It's not funny, Irsyad !" ucap Cindy.

Cindy punya tiga orang putra yang punya sifat berbeda. Irham sang anak sulung yang sangat cerewet, periang dan easy going. Lalu Irsyad si anak tengah yang sangat sulit ditebak, Ia adalah anak yang penyendiri, irit bicara dan sedikit mudah emosian kalau sesuatu mengganggu nya. Dan terakhir Irhas, sosok anak yang menyebalkan, selalu berbuat jahil dan paling nakal namun otaknya sangat encer.

Locked Away ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang