10 : tersakiti

133 39 5
                                    


And you give me all, all of you...
Diiringi petikan gitar yang syahdu, Lelaki tampan itu tampak menikmati kesunyian malam di balkon rumah nya, menikmati sepersikan detik belaian sang angin malam, menyenandukan All of me milik John legend.

Arkan, Arkan keanu Bonny, Remaja laki - laki, yang ditinggalkan oleh orang yang paling dicintai oleh nya, Dinda, sang Bunda, telah meninggalkan dirinya sejak ia masih duduk di bangku kelas 10, terhitung sudah 1 tahun semenjak kepergian Sang Bunda, Arkan menjadi anak yang susah di atur, anak yang dulu sangat anti terhadap rokok, namun kini malah menggunakan rokok sebagai penenang. Mungkin di sekolah, Arkan dikenal dengan sosok yang baik, ramah, juga banyak di kagumi oleh orang. sejujurnya semua itu hanyalah kepalsuan yang dibuat Arkan semata -mata hanya untuk menutupi kesedihannya. Ditinggal sang Bunda, Ayah yang begitu tidak tahu malu, juga seseorang yang berperan penting bagi hidup nya, penyemangat hidup nya, namun telah pergi dengan sendirinya.

Karena, senyuman sederhana itu tak sulit untuk di palsukan.

Bunda Arkan meninggal dengan tidak wajar, Bunda Arkan meninggal dengan bunuh diri, karena tak tahan melihat kelakuan suami nya, Ayah dari Arkan, selalu gonta - ganti wanita, selalu kasar pada Bunda Arkan. Hingga sampai sekarang, hubungan Arkan dan Ayahnya tidak pernah akur, Difa belum mengetahui ini semua, karena Arkan belum sempat memberitahu Difa.

inilah sebabnya, Arkan sangat sensitif ketika ada orang yang menyinggung soal keluarga.

Kesunyian, kehampaan, rindu, itulah yang Arkan rasakan, selalu sendiri, ketika di rumah.

o0o

Pagi hari yang cerah, matahari terbit memancarkan cahayanya, perpaduan gelombang putih dan biru, membuat langit menjadi semakin indah.

Pagi - pagi sekali, Difa sudah bersiap untuk pergi ke sekolah, dengan kalung name tag, yang terpasang indah di leher nya. Difa menuruni anak tangga, menuju ruang makan.

terlihat sepasang suami - istri yang sedang menikmati sarapan pagi nya. namun ada yang kurang, David. David sepertinya tidak ikut sarapan pagi ini, kemana dia?

"Pagi anak papa... "-Sapa sang papah ketika Difa telah sampai di dekatnya.

"Pagi juga pah, mah."-Balas Difa seraya membuka tas nya, menaruh nya di selipan kursi, dan meduduki salah satu kursi di meja makan.

"Tumben anak mama udah siap jam segini."-Ucap sang mama, seraya mengambil piring, lalu memberikan nasi goreng.

"hehe.. iya mah, takutnya telat lagi."-Kata Difa diiringi tawa kecil dari mulutnya.

"Oh iya, kemarin kamu telat ya? dihukum gak?"-Tanya Papa, memang, mama nya Difa telah bercerita kalau Kemarin, Difa telat.

"Pastinya, masa aku disuruh hormat bendera selama 15 menit."-ucap Difa, dengan raut wajah khas orang yang sedang kesal.

"cuma gitu aja? zaman papah mah, di pukulin pake penggaris yang panjang banget, terus di suruh keliling lapangan sambil jalan jongkok, sekarang mah anak murid banyak yang gak takut sama hukuman."-Ucap papa sedikit menceritakan masa lalu nya, yang katanya ia juga pernah di hukum.

"wah iya? berarti, dulu papa nakal dong, pernah di hukum."-Ucap Difa meledek sang papa.

"Emang, papa kamu tuh dulu nya nakal banget, tapi aneh nya bisa jadi pengusaha sukses sekarang."-Ucap mama Difa ikut mengolok papa nya Difa.

Arah langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang