Lisa menatap bingung kearah adiknya yang sejak ia bangun hanya sibuk dengan game di ponselnya. Lucas memang menyukai game, tapi selama ini, dirinya tidak pernah menyibukkan dirinya jika ada Lisa, dan Lisa jengah melihatnya.
"Kau kenapa, Xuxi?" tanyanya
Lucas sama sekali tidak melepas pandangannya dari game ponselnya dan hanya mendehem saja atas pertanyaan Lisa yang membuat Lisa kesal.
Tidak, jangan salah sangka, Lisa bukan gadis pencari perhatian. Yang diinginkannya bukan perhatian Lucas, tapi jawaban atas sikap anehnya. Lucas yang seperti ini adalah Lucas yang sedang memikirkan hal-hal sederhana yang terlalu dibuat rumit, dan Lisa sudah hapal sekali. Well, mereka tinggal bersama sejak mereka masih bocah kan.
"Baiklah, jika kau tidak ingin membicarakannya dengan noona. Noona mengerti," ujar Lisa mulai sedikit terisak.
Lucas membeku sebentar, tangisan Lisa adalah hal yang sangat dibencinya. Ia hanya ingin noona nya selalu tersenyum. Tapi Lucas bisa apa? Walau ia sudah memantapkan dirinya untuk dengan jantan mengakui cintanya pada Lisa, ternyata ia masih belum siap, terutama setelah ucapan Taehyung tadi.
Jadi, dengan berat hati, ia mengacuhkan noona nya yang sedang menangis untuk pertama kalinya dalam hidupnya.
Lisa memandangi Lucas, ia sadar, akting nangisnya tadi hampir berhasil, tapi sepertinya Lucas memang belum mau berbagi cerita pada Lisa, jadi dengan berat hati, Lisa bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur lalu mulai mengeluarkan beberapa buah, karena dirinya tiba-tiba menginginkan segelas smoothie.
Dengan perlahan, ia mencuci buah-buahannya lalu memotongnya asal. Mau bagaimana, kan yang bebas adalah tangan kirinya. Lisa begitu terlarut dengan kegiatannya hingga tidak menyadari kalau ada sesosok pria tinggi yang sudah bersender di pintu kulkas yang ada di sebelah kanannya.
"Kau sedang apa, noona?" tanyanya yang sukses membuat Lisa terlonjak terkejut karena terlalu fokus dengan buah nya.
"Aku membuat smoothie, kau mau?" tanyanya menatap Lucas.
"Dengan satu tangan?" tanyanya mengernyitkan alisnya.
Lisa memandang adiknya bingung tapi tetap menjawab pertanyaannya, "Tentu, kan kau tahu hanya tangan kiriku yang bisa digunakan," jawabnya cuek sambil terus berusaha memotong sisa buahnya.
"Sini, biar kukerjakan," ujarnya sambil menghela napas.
Lisa mencibirkan bibir bawahnya dengan kesal, "Xuxi, berapa kali kubilang, kalau aku masih bisa melakukan banyak hal walau dengan satu tangan. Aku itu tidak sakit keras sampai kalian harus menjagaku 24 jam sehari," ujarnya kesal.
Lucas menatap sendu ke noona nya, ia kembali teringat posisinya, seorang pria berusia lebih muda dari wanita yang dicintai nya bahkan menyandang nama keluarga yang sama, bukankah itu menyedihkan?
"Maaf, aku memang tidak berguna" katanya lirih sedikit berbisik sambil berlalu meninggalkan noona nya.
Lisa sedikit terkejut mendengar ucapan lirih yang masih bisa didengarnya, tanpa menunggu lama, Lisa meninggalkan kegiatannya dan berjalan cepat menghampiri Lucas lalu menarik tangannya agar Lucas berhadapan dengannya.
Lucas hanya terdiam, sama sekali tidak berniat memandang noona nya, sedangkan Lisa berusaha meneliti wajah Lucas, "Jadi itu yang ada dalam pikiranmu sejak tadi? Siapa yang mengatakan kalau kau tidak berguna?"
Lisa menghela napasnya karena masih tidak mendapatkan respon dari Lucas, lalu tanpa ragu, Lisa membawa tubuh tinggi Lucas dalam pelukannya, "Kau tahu kan, kalau aku tidak akan sanggup bertahan hidup tanpamu disisiku, Xuxi. Aku bisa saja sudah membunuh diriku sejak delapan tahun lalu jika kau tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] HURT 2nd Season [Republish]
Fanfic⚠WARNING⚠ Republish with major edit ------ Lima tahun telah berlalu Akankah waktu benar-benar bisa menyembuhkan luka hati? ------ Wong Yukhei x Lalisa Manoban x Kim Taehyung