Six

830 105 8
                                    

Namjoon dan Jennie melangkah setengah berlari di lorong rumah sakit. Disana, di dekat ruangan operasi, mereka melihat Lucas yang terduduk di lantai dan terlihat sangat kacau.

"Lu..." panggil Namjoon dan menepuk ringan pundak Lucas begitu sudah tiba disampingnya.

"Hyung...!" Lucas langsung berdiri dan memeluk Namjoon dengan erat lalu menangis kembali.

"Lisa akan baik-baik saja, Lu. Jangan khawatir ya," kata Jennie mengelus punggung Lucas.

"Duduk dulu, Lu. Kau sudah makan?" tanya Namjoon begitu dirasa Lucas sudah bisa mengendalikan emosi nya.

"Aku tidak lapar hyung," jawabnya datar.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jennie.

"Ini salahku, Jen noona. Harusnya aku mengantarnya, jika saja aku mengantarnya mungkin kecelakaannya ini tidak terjadi."

"Lu, cukup. Aku tidak mau mendengar kau menyalahkan dirimu seperti ini. Lisa pasti akan sedih jika kau seperti ini. Kecuali kau ingin membuat Lisa menangis," ujar Namjoon tegas.

"Benar kata hyung mu, Lu. Tenangkan dirimu dulu. Kau mau minum apa?" tanya Jennie.

"Apa saja noona. Terima kasih," senyum Lucas. Senyuman tulus pertama yang dilihat Namjoon dan Jennie sejak mereka menemukan Lucas duduk di lantai rumah sakit.

Jennie beranjak pergi menuju ke kafetaria Rumah Sakit yang ada di lantai dasar, sedangkan Namjoon masih duduk di sebelah Lucas tanpa bicara, menunggu Lucas siap untuk bercerita.

"Jackson hyung yang menghubungiku, memberitahu kalau noona kecelakaan, dan saat aku tiba kesini, noona sudah diruang operasi.

Jackson hyung belum sempat menceritakan bagaimana kondisinya karena aku langsung menghubungimu, hyung dan setelahnya Jackson hyung harus pergi mengurus berita tentang kecelakaan noona.

Dan, tadi ada polisi yang datang, dan kata mereka, ada yang mengerjai mobil noona, jadi rem nya tidak berfungsi," ceritanya masih dengan sedikit terisak. Lucas sungguh merasa tidak akan sanggup jika ia tidak bisa lagi melihat senyuman noona nya. Hampir seumur hidupnya, kehidupan Lucas berpusat pada noona nya, seperti bunga matahari yang selalu menatap mataharinya.

"Sudahlah, kau tenangkan dirimu dulu ya, Lu. Kau sudah menghubungi orang tuamu, Lu?"

"Sudah hyung, setelah menghubungimu. Aku takut hyung, bagaimana jika noona pergi meninggalkanku. Aku harus bagaimana hyung?" ujar lucas yang kini sudah menenggelamkan wajahnya ke atas lututnya yang sudah dipeluknya.

"Kau harus percaya, noona mu itu gadis keras kepala, Lu. Mana sanggup ia meninggalkanmu sendiri," ujar Namjoon mengelus-elus punggung Lucas.

"Namjoon, Lucas!" tanya Wong Chaerin sedikit berlari ke arah Lucas dan Namjoon diikuti oleh suaminya, Wong Jiyoung.

"Omma, appa, maafkan aku," lirih Lucas menundukkan kepalanya.

"Kenapa kamu minta maaf, Lu. Bagaimana keadaanmu? Kamu sudah makan belum?" tanya Chaerin memeluk Lucas dan menepuk-nepuk punggung anak lelakinya yang kembali menangis.

"Samchon, imo," sapa Namjoon.

"Bagaimana Lisa, Joon?" tanya Jiyoung menatap cemas ke arah ruang operasi sebelum mengelus sayang puncak kepala Lucas terlebih dahulu.

"Masih belum ada kabar dari dokter, samchon."

"Hmm, mana isteri mu?"

"Sedang membeli minuman untuk Lucas. Mungkin sebentar lagi kembali," jawab Namjoon lalu terdiam seperti ragu untuk berbicara, dan gerakannya tidak luput dari pandangan Jiyoung

[Completed] HURT 2nd Season [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang