Twenty-one

832 60 14
                                    

"What is it?" tanya Namjoon tanpa berminat basa basi saat melihat nama Mingyu yang menghubungi ponselnya.

"Are you sure?"

"..."

"Okay, thanks Gyu. Oh, tolong kirimkan lokasi pendaratannya ya. Thanks."

Jennie menatap penasaran suaminya yang tanpa ditanya langsung menjelaskan.

"Mingyu mengatakan kalau Lucas menggunakan pesawat jet dan helikopter perusahaan. Kuyakin ini ada hubungannya dengan hilangnya Lisa. Aku sudah meminta Mingyu untuk membagi lokasi pendaratannya. Setelahnya kita akan bisa mempersempit area pencarian."

"That's great! Kalau begitu, sebaiknya kita bersiap?" tanya Yoongi.

"Tunggu kenapa kita tidak melacak keberadaan adikku. Kuyakin dia ada bersama mereka, mungkin?" tanya Ryu.

"That's a good idea. Tapi apa lau yakin dia tidak mengganti nomornya?" tanya Yoongi.

"Well, kurasa kita bisa memeriksanya nanti, maksudku kita tidak bisa mengesampingkan apapun yang bisa menemukan Lisa, walau remeh sekalipun kan?" kata Namjoon.

¤¤¤

Lisa dan Lucas menatap khawatir pada pintu yang digedor dengan kuat dari luar, sedangkan Hana hanya bisa gemetar dan meringkuk ketakutan.

"Apa kau pikir, halangan itu akan kuat menahan pintunya?" tanya Lisa tanpa mengalihkan pandangannya pada pintu.

"Entahlah!"

"Do you think we can handle them?" tanya Lisa lagi.

"Selama mereka tidak menggunakan senjata api, kurasa bisa, mungkin," jawab Lucas tidak yakin.

"Tapi noona, kuyakin, Namjoon dan Yoongi hyung akan menemukan kita dengan cepat. Kita hanya harus bertahan hingga mereka menemukan kita," ujar Lucas lagi, memandang Lisa yang menggenggam tongkat yang terbuat dari kayu.

Lisa menemukannya di salah satu ruangan yang terhubung dengan ruangan dirinya disekap. Ruangan yang berisikan barang-barang yang bahkan tidak pernah Lisa lihat sepanjang hidupnya. Tapi Lisa kurang lebih tahu kalau barang-barang di ruangan itu digunakan mereka yang menyukai BDSM.

Karenanya, Lisa juga kini sedikit banyak tahu apa yang telah terjadi pada Hana.

"Right! Kita hanya harus bertahan hingga Joon oppa menemukan kita. Kita pasti bisa," ujar Lisa berusaha terdengar semangat.

¤¤¤

"Sialan! Panggil semua penjaga kesini dan dobrak pintu itu," teriak Jungwoo tidak sabaran sampai-sampai mendorong Nana dengan kuat hingga tersungkur.

"Cepat bergerak, bitch!" serunya lagi sambil menarik rambut Nana agar Nana berdiri.

"Ka...kau menyakitiku, oppa," lirih Nana yang kesakitan karena rambutnya ditarik.

"So what? Cepat panggil semua penjaga, atau kau kubunuh disini," ancam Jungwoo kembali mendorong Nana dengan keras hingga lagi-lagi tersungkur.

Nana terkejut dengan perlakuan Jungwoo dan tanpa sadar ia mengeluarkan air mata karena tubuhnya yang nyeri akibat tersungkur di lantai yang keras, tapi tidak cukup gila untuk terus merajuk manja ketika melihat mata Jungwoo yang memerah.

Bergerak melakukan perintah Jungwoo secepat mungkin adalah satu-satunya pilihan yang dimilikinya kini jika tidak ingin nasibnya serupa dengan Hana.

Setelahnya ia baru akan memikirkan bagaimana cara kabur dari tempat itu.

Sedikit berlari sambil menahan sakit ditubuhnya, Nana mengumpat kesal. Wanita manis itu sama sekali tidak menyangka Jungwoo juga akan bertindak kasar padanya, dikiranya pria gila itu akan memperlakukannya berbeda.

[Completed] HURT 2nd Season [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang